Selasa, 22 Maret 2011

(bahan kuliah mk. sistem agroforestri, fapet, Undana) justifikasi sistem agrosilvopastoral dalam pengelolaan hutan di NTT

Strategi Mereduksi Bahaya Penggembalaan

Suatu kajian menarik yang dilakukan di kawasan Hutan CA Mutis-Timau oleh Tim WWF Nusra (2003) memberikan petunjuk sebagai berikut. Dilaporkan bahwa cukup tinggi persentasi responden (92.5%) yang paham bahwa hutan Mutis Timau perlu dikonservasi justru karena merupakan sumber-sumber pemenuhan kebutuhan mereka sendiri seperti air dan kayu, selain alasan budaya. Terdapat 89% responden menolak penebangan hutan, 75% menolak konversi hutan menjadi lahan pertanian, 76% menolak aktivitas perburuan margasatwa tetapi terdapat 51% responden menolak untuk tidak menggembalakan sapi di dalam kawasan hutan. Alasan yang dikemukakan antara lain ternak tidak merusak pohon, ternak dapat mengurangi kebakaran hutan dan karena praktek pengembalaan merupakan tradisi sejak nenek moyang.

Senin, 21 Maret 2011

makalah tentang sabu (bahan kuliah mk. inventarisasi SDA, ipsal, Undana)

Strategi Pembangunan Pulau Sabu Dalam Perspektif Ekologi

Oleh
Ludji Michael Riwu Kaho
(disampaikan dalam pertemuan Permasa di Kupang, Mei 2005)

Jika orang membuka peta Indonesia pada skala 1: 13.000.000 atau lebih maka hampir dapat dipastikan Pulau Sabu tidak ditemukan di sana. Penyebab satu hal saja, Pulau Sabu berukuran sangat kecil. Bahkan, bukan saja sangat kecil tetapi juga sangat terisolir. Keadaan ini tidak harus dijadikan alasan untuk bermuram durja. Sebaliknya, harus dijadikan tantangan untuk mengatasi kompleks permasalahan yang terjadi akibat situasi demikian.

bahan kuliah 2, MK Pengendalian Kebakaran dan Penggembalaan Liar, Prodihut, S1

Fakta Empirik Kebakaran dan Penggembalaan Liar di Indonesia  Musim kemarau panjang di Indonesia identik dengan masalah akut seputar...