Selasa, 20 Januari 2009

tabel distribusi t untuk mahasiswa S2 MAP dan MPSAL

Silakan di copy paste dan dibawa ketika pelaksanaan ujian akhir semester (UAS)

3 komentar:

Anonim mengatakan...

rumput gajah, kinggras(penisetum purpureum schumach). berasal dari afrika tropika. rumput gajah merupakan keluarga rumput- rumputan (graminae) yang telh dikenal manfaatnya sebagai pakan ternak. rumput ini biasanya dipanen dengan cara membabat seluruh pohon- pohonnya . untuk kerbau dan sapi, atau dapat dijadikan persediaan pakan.
di Indonesia sendiri, rumput gajah merupakan hijauan utama pakan ternak. nilai pakan rumput gajah dipengaruhi oleh perbandingan (rasio), jumlah terhadap batang dan umurnya. kandungan nitrogen dari hasil panen yang disediakan secara teratur berkisar antara 2- 4 persen protein kasar. rumput ini merupakan tanaman yang berdiri tegak, berakar dalam, dan tinggi dengan rimpang yang pendek. tinggi dapat mencapai 2-4 meter dengan diameter batang adapat mencapai lebih dari 3 cm dan terdiri sampai 20 ruas. rumput gajah ditanam pada lingkungan hawa panas yang lembab, tetapi tahan terhadap musim panas yang cukup tinggi.

Anonim mengatakan...

Gamal(gliricidia sepium),family: fabaceae, sinonim: Gricidia lambii fernald.
2 jenis lain dari genus ini adalah G. Brennigii dan G. Macullata. hanya G. sepium yang tumbuh diluar sebaran alamianya di Afrika tropika. G. sepium dibedakan dengan 2 jenis lainnya dari susunan bunga yang tegak, bunga merah muda, dan ujung helai daun meruncing. Sedangkan G. macullata bunganya berwarna putih dengan pollebih sering digunakan stek batang dalam usaha pengembang biakan gamal alasannya sulit mencari dan mengumpulkan biji gamal. penanaman stek lebih baik berasal dari batang bawah tanamkan yang cukup usia diatas 2 tahun dengan diameter diatas 4 cm.
Nilai pakan: sebagai pagar hidup dan suplemen pakan ternak, gamal dapat ditanam dengan jarak 40-50 cm. Gamal mengandung nilai gizi yang tinggi, protein kasar berada diantara 18-30 % dan nlai ketercernaan 50-65%.
Racun: walaupun bermanfat bagi ternak juga terdapat zat racun yaitu, zat racun I dicoumerol, zat II HCN (Hydro Cyanic Acid), nitrat (NO3).

Unknown mengatakan...

a. Rumput Gajah
Rumput gajah banyak di jumpai di persawahan. Tingginya bisa mencapai 5 m, berbatang tebal dan keras, daun panjang, dan dapat berbunga seperti es lilin. Kandungan rumput gajah terdiri atas; 19,9% bahan kering (BK), 10,2% protein kasar (PK), 1,6% lemak, 34,2% serat kasar, 11,7% abu, dan 42,3% bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN).
Rumput gajah mempunyai beberapa varietas, antara lain varietas afrika dan varietas hawai.
1. varietas afrika, ditandai dengan batang dan daun yang kecil, tumbuh tegak, berbunga dan produksi lebih rendah jika dibandingkan dengan rumput varietas hawai.
2. varietas hawai, ditandai dengan batang dan daun yang lebar, pertumbuhan rumpun sedikit menyebar, produksi cukup tinggi, dan berbunga.
Panen pertama pada rumput gajah dapat di lakukan pada umur 90 hari setelah tanam. Panen selanjutnya setiap 40 hari sekali pada musim hujan dan 60 hari sekali pada musim kemarau. Tinggi potongan dari permukaan tanah antara 10-15 cm. Produksi hijauan rumput gajah antara 100-200 ton rumput segar/hektar/tahun. Alangkah lebih baik kalau sehabis pemanenan rumput gajah diberi pupuk, pupuk dapat berupa pupuk kimia (urea, npk, tsp/kcl) ataupun pupuk alami (kotoran kambing). Sehingga pertumbuhan rumput itu akan semakin bagus dikemudian hari.
b. Rumput Raja atau King Grass
Rumput raja mempunyai karakteristik tumbuh tegak berumpun-rumpun, ketinggian dapat mencapai kurang lebih 4 m, batang tebal dan keras, daun lebar agak tegak, dan ada bulu agak panjang pada daun helaian dekat liguna. Permukaan daun luas dan tidak berbunga kecuali jika di tanam di daerah yang dingin.
Rumput raja dapat di tanam di daeah yang subur di dataran rendah sampai dataran tinggi, dengan curah hujan tahunan lebih dari 1.000 mm.
Produksi hijauan rumput raja dua kali lipat dari produksi rumput gajah, yaitu dapat mencapai 40 ton rumput segar/hektar sekali panen atau setara 200-250 ton rumput segar/hektar/tahun. Mutu hijauan rumput raja lebih tinggi jika dibandingkan dengan rumput gajah Hawai ataupun rumput Afrika.
c. Rumput Setaria
Rumput setaria sering juga disebut sebagai rumput setaria lampung. Rumput setaria tumbuh tegak, berumpun lebat, tinggi dapat mencapai 2 m, berdaun halus dan lebar berwarna hijau gelap, berbatang lunak dengan warna merah keungu-unguan, pangkal batang pipih, dan pelepah daun pada pangkal batang tersusun seperti kipas.
Rumput setaria sangat cocok di tanam di tanah yang mempunyai ketinggian 1200 m dpl, dengan curah hujan tahunan 750 mm atau lebih, dapat tumbuh di berbagai jenis tanah, dan tahan terhadap genangan air. Pembiakan dapat di lakukan dengan memisahkan rumpun dan menanamnya dengan jarak 60 x 60 cm. Pemupukan di lakukan pada tanaman berumur kurang lebih dua minggu, dengan pupuk urea 100 kg/hektar lahan, dan sebulan sekali di tambah dengan 100 kg urea/hektar.
Produksi hijauan rumput setaria dapat mencapai 100 ton rumput segar/hektar/tahun. Komosisi rumput setaria (dasar bahan kering) terdiri atas; abu 11,5%, ekstrak eter (EE) 2,8%, serat kasar (SK) 32,5%, bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) 44,8%, protein ksar (PK) 8,3% dan total digestible nutrients (TDN) 52,88%.
d. Turi (sesbania grandiflora)
Sifat khusus dari tanaman turi adalah pertumbuhannya yang begitu cepat, tinggi tanaman bisa mencapai 10 meter, dan bunga berbentuk seperti kupu-kupu berwarna merah muda atau putih. Turi dapat beradaptasi pada tanah asam yang tidak subur, kadang-kadang juga tumuh subur pada tanah yang tergenang air.
Daun turi merupakan hijauan makanan ternak yang potensial. Komposisi zat gizi daun turi terdiri atas; protein kasar 27,3%, energi kasar 4.825 kkal/kg, SDN 24,4%, lignin 2,7%, abu 7,5%, Ca 1,5% dan P 0,4%.
e. Kaliandra (calliandra calothrysus)
Tinggi tanaman (pohon) kaliandra dapat mencapai 8 m. tanaman kaliandra dapat tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian 1500 m dpl, toleran terhadap tanah yang kurang subur, dapat tumbuh cepat dan berbintil akar sehingga mampu menahan erosi tanah dan air.
Manfaat kaliandra pada makana ternak adalah sebagai bank protein. Penanaman kaliandra pada tanah-tanah yang kurang produktif dapat menekan pertumbuhan gulma. Selain itu tanaman ini dapat digunakan sebagai tanaman penahan erosi dan penyubur tanah.
Daun kaliandra mudah dikeringkan dan dapat dibuat sebagai tepung makanan ternak kambing. Kaliandra mengandung protein kasar 22,4%, lemak 4,1%, energi kasar 46,30 kkal/kg, SDN 24,0%, lignin 1995,0%, Ca 1,6% dan P 0,2%.

bahan kuliah 2, MK Pengendalian Kebakaran dan Penggembalaan Liar, Prodihut, S1

Fakta Empirik Kebakaran dan Penggembalaan Liar di Indonesia  Musim kemarau panjang di Indonesia identik dengan masalah akut seputar...