Sabtu, 14 Maret 2009

bahan untuk tugas MK Sistem Agroforestri

Desa Oinlasi, Kecamatan Mollo Selatan, Kabupaten TTS terletak pada ketinggian 600 - 800 m di atas permukaan laut. Topografi berkisar antara 0-60%. Curah hujan berkisar antara 1000 - 1500 mm/tahun. Musim huna terjadi di antara bulan November - Juni.

Berikut ini adalah 2 gambar yang menggambarkan situasi sistem agroforestri desa Oinlasi.



















Gambar1. Transek seri waktu (timeseries) penggunaan lahan di Desa Oinlasi
















Gambar 2. Transek Desa Oinlasi berdasarkan keadaan geofisik dan pola tataguna lahan

Cobalah anda menganalisis kedua gambar di atas bandingkanlah dengan semua atribut sistem agroforestri. Lalu, jelaskanlah apakah semua atribut sistem agroforestri tergambarkan dalam ekosistem lahan di Desa Oinlasi?

NB.
  1. untuk mahasiswa MK. "Tatalaksana Padang Penggembalaan: Tropika", anda dapat mempelajari gamabar di atas dalam konteks teori suksesi vegetasi.
  2. untuk mahasiswa MK. " Pertanian/Peternakan Lahan Kering", anda dapat mempelajari gambar di atas dalam konteks bentuk-usaha tani di atas lahan dengan sistem klimat semi-arid.

6 komentar:

Anonim mengatakan...

venidora tael (06050200016)
AGROFORESTRI
Keadaan daerah oinlasi dari hasil pengamatan dapat saya simpulkan bahwa letak suatu tempat sangat berpengaruh terhadap kegiatan manusia oleh karena itu manusia selalu memilih tinggal didaerah dataran rendah daripada dataran tinggi,sebab didaerah dataran tinggi tingkat terjadinya erosi sangat besar pada daerh ketinggian manusia tidak dapat melakukan aktivitas dengan baik. Karean yang terdapat pada daearh dataran tinggi adalah semak belukar, pohon – pohon, rumput, serta ternak. Dan juga pada daerah dataran tinggi tidak bisa dijadikan pemukiman. Pada suatu lahan terdapat pohon, ternak, rumput yang saling memerlukan satu dengan yang lainnya. Adapula rumah penduduk, kandang, serta ladang. Agara manusia dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka dengan mengolah lahan yang bisa menghasilkan pangan demi kelangsungan hidupnya.

Anonim mengatakan...

juanita S. Amtiran
0605020026
AGROFORESTRI

Dari gambar dapat dilihat bahwa pada ketinggian tempat terdapat padang rumput, pemeliharaan sapi paron dan banyak ditumbuhi pohon kayu putih yang sangat berguna untuk tempat berteduhnya ternak pada saat panas. Makin rendah suatu tempat maka terdapat pemukiman penduduk, ladang untuk memenuhi kebutuhan pokok penduduk dan pada daerah itu juga ada penduduk yang berternak sekalian sisa hasil dari ladang tersebut dapat digunakan sebagai pakan ternak. Semakin rendah terdapat pantai yang banyak ditumbuhi pohon kelapa dan didaearah tersebut tidak bisa digunakan sebagai tempat untuk berternak. Semakin tinggi suatu tempat maka terdapat padang rumput dan pemukiman penduduk yang sewaktu – waktu dapat berpindah – pindah. Dan pada ketinggian tempat juga ada termpat pemeliharaan sapi paron, padang rumput yang digunalkan sebagai sumberr pakan untuk ternak.

Unknown mengatakan...

Nama:Ardi J. Bullu
Nim :0605020001
Smtr:VI

Sistem pengelolaan lahan dari tahun ke tahun mengalami perubahan atau perkembangan. Dimana pada awalnya yaitu 1905, hanya terdapat pepohonan yang masih sedikit baik dilembah atau daaran rendah maupun dataran tinggi.Hal ini dapat menyebabkan terjadinya erosi sehngga lahan akan rusak. Semakin banyaknya pepohonan dan tanaman, penyediaan hijauan untuk ternak akan tercukupi. Dapat dikatakan bahwa terjadi keseimbangan antara ternak dan hijauan.Juga terdapat pembukaan lahan untuk lahan dan persawahan yang dapat menjamin kehidupan peternak atau petani yang berkelanutan.
Sistem pengelolaan yang terbik terjadi pada tahun 1960,dimana terdapat penyebaran dan pertumbuhan pepohonan dan tanaman didataran tinggi.Hal ini dapat dikatakan sulit untuk terjadi pengikisan tanah oleh air hujan. Selain perakaran yang kuat,juga air hujan dapat ditahan oleh daun. Dalam hal ini,daun kecil dan lebat. Peternakan dan lahan pertanian berkembng dengan baik,dengan adanya teknologi dan cara-cara baru dalam sestem pengolahan.Jika hal ini dapat dipertahankn atau dapat berkelanjutan,begitu banyak produk yang dihasilkan dari peternakan, pertanian dan kehutanan yang ada.Inilah sestem agroforestri yang terbaik.
Masuk pada tahun 1974,terlihat adanya penyebaran pohon dan tanaman yang tidak merata akibat semakin luasnya pemukiman penduduk dan berkurangnya hutan. Sehingga memukinkan kerusakan lahan pertanian yang meningkat karena hilangnya penahan-penahan aliran air yaitu pepohonan.

Anonim mengatakan...

Nama: Jellian Radja Haba
Nim: 0605020006

pemeliharaan ternak yang cocok adalah pada daerah yang sumber airnya cukup, dimana air ini adalah komponen utama bagi kehidupan baik bagi manusia,hewan maupun tumbuhan. dengan ketersediaan air yang cukup itu para petani dapat bersawah. dengan kegiatan tersebut maka akan diperoleh input berupa padi untuk kebutuhan RT petani dan juga jerami dan dedak padi untuk pakan.dan ternak juga tidak hanya membutuhkan pakan yang cukup tetapi juga membutuhkan sumber air yang cukup untuk proses produksinya. sedangkan ternak itu sendiri juga dapat memberikan Pupuk (feses) untuk memenuhi kebutuhan unsur hara tanah yang akan dimanfaatkan oleh sayur - sayuran.

Anonim mengatakan...

Nama : helena Medho
NIm : 0605020017
pemeliharaan ternak yang cocok adalah pada daerah yang sumber air cukup dimana air ini adalah komponen utama bagi kehidupan baik bagi manusia, maupun hewan dan tumbuhan. Dari hasil limbah pertanian (sawah)berupa jerami padi dapat diberikan kepada ternak dan limbah dari ternak (feses)dapat dijadikan pupuk untuk tanaman seperti sayur - sayuran. karena ternak sawah membutuhkan air.;

Anonim mengatakan...

Nama : Agustina Sia
Nim : 0505021206

ternak dimasukan atau dipelihara dekat air yang cukup sehingga dapat mencukupi kebutuhan ternak. karena air adalah komponen utama bagi kehidupamn ternak, sayur dimana pada daerah sawah dan sayuran dapat menghasilkan limbah pertanian seperti jerami dan dapat diberikan pada ternak. hasil limbah dari ternak (feses) dapat dijadikan pupuk untuk tanaman sayur - sayuran.

bahan kuliah 2, MK Pengendalian Kebakaran dan Penggembalaan Liar, Prodihut, S1

Fakta Empirik Kebakaran dan Penggembalaan Liar di Indonesia  Musim kemarau panjang di Indonesia identik dengan masalah akut seputar...