Rabu, 18 Maret 2009

pokok bahasan MK "sistem agroforestri"

POKOK BAHASAN MATA KULIAH

SISTEM AGROFORESTRI


1. Konsep sistem agroforesri

1.1 defenisi

1.2 atribut

1.3 premis-premis

1.4 kriteria sistem AF yang baik


2. Peranan sistem agroforestri

2.1. Peranan ekologi (protektif dan ameliorasi)

    • minimize erosi dan surface run-off
    • minimize kehilangan hara
    • minimize longsor
    • minimize pest and desease
    • ameliorasi kesuburan tanah
    • ameliorasi iklim mikro

2.2. Peranan sosioekosistem (produktif)


3. Praktek sistem agroforestri

3.1. Sistem tradisional

· ladang berpindah

· hutan savanna dan penggembalaan lepas

· hutan lontar

· mamar

3.2. Sistem moderen

· agro-silvi

· agro-pastoral

· agro-silvo-pastoral

· api-kultur

· seri-kultur (mangrove)


4. Manajemen sistem Agroforestri

4.1. manajemen biofisik

4.2. manajemen sosio-ekonomis: pendampingan, budgeting, recording, pemasaran


5. Manajemen ternak dalam sistem agroforestri

5.1. formulasi pakan

5.2. produksi ternak kecil

5.3. produksi ternak besar

5.4. produksi unggas

8 komentar:

Hendrikus Nio mengatakan...

JENIS-JENIS RUMPUT UNGGUL
a. RUMPUT GAJAH : (= NAPIER GRASS = ELEPHANT GRASS = Pennisetum purpureum)
Daerah asal : Afrika daerah tropis.
Fungsi tanaman : - penutup tanah
- rumput potongan
Gambaran umum :
- tumbuh tegak membentuk rumpun, tinggi dapat mencapai antara 1,8-2,4 m.
- tumbuh baik didaerah pegunungan, disukai ternak, tahan kering dan berproduksi tinggi.
- rumput dapat tumbuh pada struktur tanah sedang sampai berat.
- tahan lindung sedang.
- kurang tahan terhadap genangan air
- responsif terhadap pemupukan.
- produksi dapat mencapai 150 – 200 ton/ha/thn.
Perbanyak tanaman :
- Stek batang ( digunakan 2 – 3 buku ).
- Sobekan rumpun



b. RUMPUN LAMPUNG : (=SETARIA GENICULATA).
Daerah asal : Afrika tropis.
Fungsi tanaman : - penutuptanah
- rumput potongan.
Gambaran umum :
- membentuk rumpun, tumbuh tegak tinggi dapat mencapai 1,5 m
- daun seperti daun padi,pada permukaan sedikit berbulu.
- pangkal batang berwarna kemerah-merahan dan kadang keputih-putihan.
- bunga tersusuri dalam tandan coklat keemasan.
- daun lunak dan disukai ternak.
Persyaratan tumbuh :
- tinggi tempat 20-3000 m diatas permukaan laut
- struktur tanah sedang sampai berat.
- curah hujan tahunan tidak kurang dari 760mm/tahun
- tanah kering dan reponsif terhadap pemupukan.
- jarak tanam 60x 60 cm atau 60 x 100 cm.
Perbanyakan tanaman :
- dengan sobekan rumpun (± 40.000 sobekan rumpun/ha)
Produksi :
- berkisar antara 40-60 ton/ha/tahun

c. GLIRICIDIA MACULATA ( = GAMAL = KALIKIRIA).
Daerah asal : - amerika tengah, brazilia.
Fungsi tanaman : - tanaman pelindung
: - pagar
: - makanan ternak
: - penahan erosi
Gambaran umum : - bentuk pohon, semak
- daun majemuk bersirip ganjil.
- bunga berbentuk malai, lukar dari ketiak daun
- bunga berwarna merah jambu, buah polongan
- akar cukup dalam
Persyaratan tumbuh : - banyak tumbuh hamper di setiap tanah pada semua ketinggian.
Perbanyakan tanaman : - dengan stek.

d. LEUCAENA LEUCOCEPHALA (= PETAI CINA = LAMTORO)
Daerah asal : - amerika tengah dan selatan
Fungsi tanaman : - tanaman pelindung, pencegah erosi
- daunnya sebagai makanan ternak
Persyaratan tumbuh: - tinggi tempat 0 – 1200 m dari permukaan laut
- struktur tanah sedang sampai berat .
- drainase harus baik,dan dapat di tanam pada tanah kurang subur
Jarak tanam : - 180-240 cm
Pemotongan : - pemotongan pertama dapat dilakukan pada waktu tanam berumur 6 – 9 bulan kemudian pemotongan dapat diulangi 4 bulan sekali.








2 Jenis Legume Unggul
a.Turi ( Sesbania grandiflora )
Berasal dari daerah srilangka.Tumbuh pada dataran rendah sampai dataran tinggi (1.200m), dengan curah hujan 2.000 mm/tahun.Termasuk sejenis tanaman semak.Di Indonesia banyak ditanam di pematang sawah.
Sifat khusus dari tanaman turi adalah pertumbuhannya yang begitu cepat, tinggi tanaman bisa mencapai 10 meter, dan bunga besar berbentuk seperti kupu-kupu berwarna merah muda,putih atau ungu. Berdaun keci-kecil dan bulat,buahnya berbentuk polong yng panjang.Turi dapat beradaptasi pada tanah asam yang tidak subur,tanah kapur, kadang-kadang juga tumbuh subur pada tanah yang tergenang air.
Digunakan sebagai makanan ternak karena :
1.merupakan sumber vitamin,terutama pro vitamin A,Vitamin B,C,E.
2.sumber mineral,terutama Ca,dan P.
Daun turi merupakan hijauan makanan ternak yang potensial. Komposisi zat gizi daun turi terdiri atas; protein kasar 27,3%, energi kasar 4.825 kkal/kg, SDN 24,4%, lignin 2,7%, abu 7,5%, Ca 1,5% dan P 0,4%.
Seluruh masyarakat Timor pasti mengenal Turi/kane/gala-gala. Turi merupakan pohon serbaguna sebagai makanan hewan, sayuran konsumsi manusia, untuk kayu bakar dan batangnya sebagai material konstruksi ringan serta sangat baik untuk meningkat kesuburan lahan. Turi bisa diandalkan sebagai makanan pokok Sapi. Sayangnya tumbuhan ini walau tahan terhadap kekeringan, tapi tidak tahan terhadap api dan gulma/tanaman penganggu.
b. Kaliandra (Calliandra calothrysus)
Tinggi tanaman (pohon) kaliandra dapat mencapai 8 m. tanaman kaliandra dapat tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian 1500 m dpl, toleran terhadap tanah yang kurang subur, dapat tumbuh cepat dan berbintil akar sehingga mampu menahan erosi tanah dan air.
Manfaat kaliandra pada makanan ternak adalah sebagai bank protein. Penanaman kaliandra pada tanah-tanah yang kurang produktif dapat menekan pertumbuhan gulma. Selain itu tanaman ini dapat digunakan sebagai tanaman penahan erosi dan penyubur tanah.
Daun kaliandra mudah dikeringkan dan dapat dibuat sebagai tepung makanan ternak kambing. Kaliandra mengandung protein kasar 22,4%, lemak 4,1%, energi kasar 46,30 kkal/kg, SDN 24,0%, lignin 1995,0%, Ca 1,6% dan P 0,2%.
c.gamal ( Gliricidia maculate )
Nama local: Gamal (Indonesia), Liriksida, liriksidia, Wit Sepiung (Jateng), Johar Gembiro Loka (DIY). Jawa Timur: Kelorwono, Joharlimo, Johar Bogor. Sunda: Cebreng, Cepbyer (Jabar), Kalikiria (Ciamis), Angrum (Garut).
Gamal berasal dari amerika tengah dan brazilia yang beriklim kering. Ditemukan mulai dari permukaan laut hingga ketinggian 1200 meter. Akan tetapi, tumbuhan ini telah lama dibudidayakan dan bernaturalisasi di wilayah tropika Meksiko, Amerika Tengah, dan bagian utara Amerika Selatan, sampai pada ketinggian 1.500 m. Jenis ini juga telah diangkut ke wilayah Karibia dan kemudian ke Afrika Barat. Ia di introduksikan ke Filipina oleh orang Spanyol pada awal tahun 1600-an, dan ke Sri Lanka dalam abad ke-18l dari sana tumbuhan ini mencapai negara Asia lain, termasuk Indonesia (kira-kira tahun 1900), Malaysia, Thailand dan India. Gamal diperkirakan masuk ke Indonesia untuk digunakan sebagai tanaman pelindung pada areal perkebunan di daerah Medan .
Gamal berbentuk pohon,semak, daun majemuk bersirip ganjil,bunga berbentuk malai, lukar dari ketiak daun,bunga berwarna merah jambu, buah polongan,akar cukup dalam.
Fungsi tanaman: tanaman pelindung,pagar,makanan ternak,dan penahan erosi.Dapat diperbayak dengan menggunakan stek ataupun biji.


Gamal ditanam sebagai penahan angin, bank protein, pakan ternak dan pagar hidup.
Tanaman yang diperbanyak dengan setek sudah dapat dipanen perdana pada usia di bawah 1 tahun. Biasanya 8-10 bulan. Sedangkan pada tanaman biji, hasil biomasa baru dapat diperoleh pada usia sekira 2 tahun.Penanaman setek lebih baik berasal dari batang bawah tanaman yang cukup usia (diatas 2 tahun), diameter batang cukup besar (diatas 4cm) dengan panjang setek bervariasi mulai dari 40cm sampai 1.5m. Jarak tanam juga bervariasi, antara 40 -50cm sampai dengan 1.5 – 5m tergantung kebutuhan.
Gamal mengandung nilai gizi yang tinggi. Protein kasar berada diantara 18-30% dan nilai ketercernaan 50-65% (lihat tabel).
Tabel 1: Persentasi dari Bahan Kering.Animal Feed Resources Information system,FAO.
Walaupun sangat bermanfaat bagi ternak, tingkat racun dalam Gamal juga sudah dikenal sejak lama. Sekurang-kurangnya ada beberapa jenis komponen racun dalam Gamal,diantaranya
dicoumerol, suatu senyawa yang mengikat vitamin K dan dapat mengganggu serta menggumpalkan darah. Dicoumerol diperkirakan merupakan hasil konversi dari coumarin yang disebabkan oleh bakteri ketika terjadi fermentasi.Zat lain yang perlu diperhatikan adalah Nitrat (NO3). Sebetulnya nitrat itu sendiri tidak beracun terhadap ternak, tapi pada jumlah yang banyak dapat menyebabkan penyakit yang disebut keracunan nitrat (nitrate poisoning). Nitrate yang secara alamiah terdapat pada tanaman di rubah menjadi nitrit oleh proses pencernaan, pada gilirannya nitrit dikonversi menjadi amonia. Amonia kemudian di konversi lagi menjadi protein oleh bakteri dalam rumen. Apabila ternak sapi mengkonsumsi banyak hijauan yang mengandung nitrat dalam jumlah besar, nitrit akan terakumulasi di dalam rumen. Nitrit sekurangnya 10 kali lebih beracun terhadap ternak sapi dibandingkan nitrat. Nitrit diserap kedalam sel darah merah dan bersaru dengan molekul pengangkut oksigen, hemoglobin sehingga membentuk methemoglobin.
Sayangnya, methemoglobin tidak dapat membawa oksigen dengan efisien seperti hemoglobin, akibatnya detak jantung dan pernafasan ternak meningkat, darah dan lapisan kulit berubah warna menjadi biru kecoklat coklatan, otot gemetar, sempoyongan dan bila tidak segera ditangani dapat mati lemas.
Selain itu, dalam Gamal juga terdapat molekul alkaloid yang belum dapat diidentifikasi dan senyawa pengikat protein yang juga tergolong zat anti nutrisi, tannin walaupun dalam konsentrasi yang cukup rendah dibandingkan Kaliandra (Calliandra calothrysus).
d.Lamtoro Gung (Leucaena leucocephala)

Berasal dari amerika tengah dan selatan.Tumbuh pada ketinggian 0-1200 m dpl,dengan struktur tanah sedang sampai berat,dan dapat tumbuh pada tanah yang kurang subur.Curah hujan 700-1.650 mm/tahun,temperature 20-30oc.

Tanaman ini berbentuk pohon yang bisa mencapai ketinggian 10 m dan memiliki akar yang cukup dalam.Daunnya kecil-kecil,bentuknya lonjong,bunganya bertangkai.Tanaman ini toleran terhadap hujan,angin,kekeringan,serta tanah-tanah yang kurang subur.

Lamtoro lebih sesuai pada tanah yang tidak masam (pH 5,5-7,5) dan kurang baik tumbuhnya apabila tanah masam (pH 4-5,5). Gliricidia mempunyai daya toleransi yang lebih tinggi terhadap kemasaman tanah, tahan pangkasan dan cepat kembali bertunas sesudah pemangkasan. Kaliandra mempunyai daya adaptasi yang cukup luas tetapi kalah populer dibandingkan dengan gliricidia.

Berfungsi sebagai tanaman makanan ternak, tanaman pelindung, mempertahankan kesuburan tanah dan mencegah erosi.Jarak tanam:180-240 cm.pemotongan pertama dapat dilakukan pada waktu tanam berumur 6 – 9 bulan kemudian pemotongan dapat diulangi 4 bulan sekali.
Beberapa hasil penelitian Nilai manfaat leguminosa di Indonesia:
a. Leucaena leucocephala, adalah salah satu leguminosa pohon yang telah digunakan dalam system pertanian di daerah tropik termasuk Indonesia. Jenis ini mempunyai produksi biomas dan nilai gizi yang tinggi sebagai pakan ternak. Namun sejak adanya serangan hama kutu loncat pada tahun 1986, maka perlu di cari penggantinya yang tahan kutu loncat, dengan kualitas dan produktivitas yang mendekati L. leucocephala. Hasil yang diperoleh menunjukkan produksi ratarata selama 6 kali panen dengan berat segar dan kering tertinggi yaitu Z. tetragona 810,55 (246,70) g/pohon/panen kemudian diikuti A. angustissima 625,27 (235,74) g/pohon/panen; C. calothyrsus 376,67 (149,25) g/pohon/panen, L diversifolia 172,50 (65,56) g/pohon/panen. Dengan produksi yang relatif tinggi dan tidak terserang hama kutu loncat pada Z. tetragona merupakan potensi sebagai pengganti L. leucocephala. (Nurlaeli Kaso Noor 2008)
b. Jenis tanaman pohon leguminosa (kacangkacangan) yang cocok ditanam untuk bera: Kaliandra Calliandra calothyrsus Turi Sesbania grandiflora; Gamal Gliricidium sepium; Lamtoro Leucaena leucocephala. Selain itu, leguminosa menjalar berikut juga dapat digunakan untuk perbaikan bera: Benguk Mucuna pruriens; Arachis Arachis pintoi ; Kudzu Callopogonium mucunoides (Karda dan Spudiati

Hendrikus Nio mengatakan...

Disini terjadi perubahan dari tahun ke tahun dimana pada tahun 1905 itu hanya terdapat padang rumput,ternak dan pohon yang sedikit hal ini dapat menyebabkan erosi. pada tahun 1922 mulai banyak pohon rumput masih ada dan terdapat rumah petani . pada tahun 1930 pohon mulai tambah banyak dan terdapat ladang pertanian petani dan terdapat banyak rumah petani.pada tahun 1960 pohon-pohon di daratan rendah mulia berkurang disebabkan oleh para petani mulai membuat ladang pertanian dan areal persawahan. pada tahun 1974 pohon-pohon peraswahan dan ladang pertanian mulai banyak tetapi rumput tidak ada. pasa tahun 1980 pohon-pohon mulai berkurang, rumput tidak ada. ini dapat menyebabkab erosi. jadi yang paling bagus adalah di tahun 1960 karena pada tahun tersebut karena pohon,rumputnya ada sehingga bisa mencaga erosi

Anonim mengatakan...

Nama :Mona Lastri Lani
Nim :0605020008
Jurusan :Nutrisi
Semester:VI
RUMPUT GAJAH
Asal-usul dan persebaran geografi: Berasal dari Afrika tropika, kemudian menyebar dan diperkenalkan ke daerah daerah tropika di dunia, dan tumbuh alami di seluruh Asia Tenggara yang bercurah hujan melebihi 1.000 mm dan tidak ada musim panas yang panjang. Dikembangkan terus menerus dengan berbagai silangan sehingga menghasilkan banyak kultivar, terutama di Amerika, Philippine dan India.
Rumput gajah merupakan keluarga rumput rumputan (graminae ) yang telah dikenal manfaatnya sebagai pakan ternak pemamah biak (Ruminansia) yang alamiah di Asia Tenggara. Rumput ini biasanya dipanen dengan cara membabat seluruh pohonnya lalu diberikan langsung (cut and carry) sebagai pakan hijauan untuk kerbau dan sapi, atau dapat juga dijadikan persediaan pakan melalui proses pengawetan pakan hijauan dengan cara silase dan hay. Selain itu rumput gajah juga bisa dimanfaatkan sebagai mulsa tanah yang baik.
Di Indonesia sendiri, rumput gajah merupakan tanaman hijauan utama pakan ternak. Penanaman dan introduksi nya dianjurkan oleh banyak pihak.
Sifat Rumput Gajah
Nilai pakan rumput gajah dipengaruhi oleh perbandingan (rasio) jumlah daun terhadap batang dan umurnya. Kandungan nitrogen dari hasil panen yang diadakan secara teratur berkisar antara 2-4% Protein Kasar (CP; Crude Protein) selalu diatas 7% untuk varietas Taiwan, semakin tua CP semakin menurun)
Pada daun muda nilai ketercernaan (TDN) diperkirakan mencapai 70%, tetapi angka ini menurun cukup drastis pada usia tua hingga 55%. Batang-batangnya kurang begitu disukai ternak (karena keras) kecuali yang masih muda dan mengandung cukup banyak air.
Rumput ini secara umum merupakan tanaman tahunan yang berdiri tegak, berakar dalam, dan tinggi dengan rimpang yang pendek. Tinggi batang dapat mencapai 2-4 meter (bahkan mencapai 6-7 meter), dengan diameter batang dapat mencapai lebih dari 3 cm dan terdiri sampai 20 ruas / buku. Tumbuh berbentuk rumpun dengan lebar rumpun 1meter. Rumput gajah ditanam pada lingkungan hawa panas yang lembab, tetapi tahan terhadap musim panas yang cukup tinggi dan dapat tumbuh dalam keadaan yang tidak seberapa dingin. Rumput ini juga dapat tumbuh dan beradaptasi pada berbagai macam tanah meskipun hasilnya akan berbeda. Akan tetapi rumput ini tidak tahan hidup di daerah hujan yang terus menerus. Secara alamiah rumput ini dapat dijumpai terutama di sepanjang pinggiran hutan.
Rumput kumpai (Hymenachine
amplexicaulis (Rudge) Nees)
Rumput kumpai (Hymenachine amplexicaulis (Rudge) Nees) merupakan
kekayaan sumber daya alam yang memiliki nilai biologis yang tinggi, juga
merupakan salah satu jenis rumput rawa yangmempunyai potensi sebagai hijauan pakan dan turut menunjang upaya penganekaragaman pakan untuk menjamin ketersediaan sumber pakan yang bermutu dan tidak bersaing dengan
manusia. Rumput kumpai sudah dimanfaatkan oleh peternak sebagai pakan ternak ruminansia besar yang digembalakan pada lahan-lahan yang banyak ditumbuhi rumput kumpai. Tetapi sampai saat ini informasi dasar mengenai segi teknis dan pembudidayaannya untuk meningkatkan daya gunanya sebagai pakan
ternak belum ada. Upaya untuk meningkatkan produktivitas ternak seringkali dihadapkan pada kendala mutu genetik ternak yang kurang baik, tatalaksana zooteknis yang kurang memadai dan pemberian pakan yang belum memenuhi kebutuhan ternak baik kualitas, kuantitas maupun kontinyunitasnya. Diantara tiga kendala tersebut pakan merupakan faktor yang paling besar peranannya. Hal ini disebabkan karena pakan merupakan bagian penting dalam sistem produksi peternakan. Penganekaragaman hijauan unggul dan
perbaikan mutu pakan akan sangat membantu meningkatkan efisiensi usahatani. Hijauan
pakan dengan kualitas yang baik akan mendukung tercapainya produksi ternak yang
tinggi. Rumput lokal kumpai merupakan tanaman menahun, cepat berbiak, membentuk rumpunrumpun besar dengan tinggi 0,5 – 1 m. Helai daun lebih panjang serta lebih lebar dibanding rumput Brachiaria mutica tetapi kaku dan kasar dengan panjang daun antara 10 – 30 cm dan lebar mencapai 2,5 cm. Daun bawahmembulat lebar dengan ujung lancip, kuncup daun muda melipat kedalam daun. Rumput ini tumbuh menjulur dengan batang berbukubuku. Pada tiap buku ditumbuhi bulu-bulu akar serta didalam batang ada lapisan gabus.
Rumput lampung (setaria sp) sebagai pakan ternak
Pemerintah menganjurkan untuk mengembangkan hijauan pakan unggul salah satunya Rumput lampung (Setaria sp) karena mempunyai nilai gizi yang tinggi bila dibandingkan dengan rumput lokal, terutama kandungan protein kasarnya yang sangat dibutuhkan oleh ternak terutama sapi untuk menghasilkan daging dan susu.

Budidaya rumput lampung banyak dijumpai di wilayah padat ternak dan padat penduduk seperti di Pulau Jawa, Lampung dan Bali. Rumput lampung (Setaria sp) merupakan rumput potong yang tumbuh tegak membentuk rumpun dengan tinggi 1 m, yang dapat ditanam di areal tanaman pangan, sehingga dapat menambah pendapatan petani dari hasil yang diberikan kepada ternak.
Rumput lampung tahan terhadap genangan air dengan hasil hijauan segar sebanyak 100-110 ton/ha/tahun (satu kali pemotongan dengan interval 45 hari adalah 12,50–13,75 ton/ha). Panen pertama pada umur 45-60 hari setelah tanam, dengan tinggi pemotongan 5-10 cm, sehingga dapat mencukupi kebutuhan ternak sapi potong sebanyak kurang lebih 9-11 ekor dengan berat badan 300 kg.
Nilai gizi yang terkandung dalam rumput lampung ini adalah protein kasar 6-7 %, serat kasar 42,0 %, BETN (Bahan Ektrat Tampa Nitrogen) 36,1 %, dan lemak 2,8%. Di samping sebagai rumput potong untuk pakan ternak, juga digunakan sebagai rumput untuk padang penggembalaan, karena tahan injakan.
Bentuk umum dari rumput lampung ini, selain dapat membentuk rumpun, dan tumbuh tegak, juga mempunyai bentuk daun agak lebar, halus dan lemas pada permukaan atasnya terutama dekat batang, daunnya agak lunak. Pangkal batangnya berwarna kemerah-merahan dan bunganya tersusun dalam tandan yang berwarna coklat keemasan.
Rumput ini dapat tumbuh di mana-mana di seluruh Indonesia terutama pada daerah dengan ketinggian 25-800 m dari permukaan laut, dengan curah hujan tidak kurang dari 760 mm/tahun, terutama pada daerah yang tanahnya berpasir. Rumput ini juga tahan terhadap kekeringan dan untuk padang penggembalaan, harus diatur supaya jangan terjadi penggembalaan yang berlebihan (overgrazing).


RUMPUT BRACHIARIA Sp

Brachiaria adalah salah satu rumput unggul introduksi yang telah beradaptasi dan dikenal oleh peternak di Indonesia. Rumput ini bisa tumbuh di hampir sebagian besar Indonesia, karena sesuai dengan iklim di Indonesia yang tropis dan toleran terhadap berbagai jenis tanah, termasuk tanah asam. Tumbuhnya semi tegak membentuk hamparan dengan ketinggian sekitar 45 cm. Budidayanya bisa menggunakan biji atau pols, dan bisa dipanen pada umur 3-5 bulan setelah biji disebar. Brachiaria mengandung nilai nutrisi yang baik,
dicirikan dengan nilai palatabilitas dan protein yang tinggi. Selain sebagai pakan ternak, rumput ini juga bisa dimanfaatkan sebagai tanaman penutup di perkebunan atau untuk reklamasi dan konservasi pada lahanmarjinal.

Rumput Brachiaria adalah salah satu rumput gembala yang memiliki produksi lebih
baik jika dibandingkan dengan rumput lapangan, memiliki nilai nutrisi yang tinggi,
lebih tahan pada musim kemarau dan cocok untuk daerah tropis. Rumput ini berasal dari
daerah Afrika (Uganda, Kenya, Tanzania) menyebar ke berbagai daerah termasuk kedaerah Asia dan pasifik.

KARAKTERISASI BRACHIARIA
Tumbuhnya semi tegak sampai tegak (prostate/semierect-erect), merupakan rumput yang berumur panjang, tumbuh membentuk hamparan lebat, tinggi hamparan dapat mencapai 30 – 45 cm dan tangkai yang sedang berbunga dapat mencapi tinggi 1m atau tanaman yang tumbuh creeping parennia. Sedangkan Memiliki rhizoma yang pendek dan tinggi
batang sekitar 30-200 cm. Bentuk daun linear biasanya berukuran 10-100 cm x 3-20 mm,
berambut atau berbulu dan berwarna hijau gelap. Infloresence (bunga) terdiri dari 2-16
tandan (racemes) dengan panjang 4-20 cm, spikelet dalam satu baris; luas rachis 1 mm, berwarna ungu, spikelet berbentuk elips panjang 4-6 mm, berbulu atau berbulu pada
ujungnya, panjang glume sepertiga dari panjang spikelet (SCHULTZE-KRAFT, 1992).
Rumput ini tumbuh baik pada daerah humid–sub humids tropis dan dapat tumbuh
pada musim kering kurang dari 6 bulan. Tumbuh baik pada jenis tanah apapun
termasuk tanah berpasir atau tanah asam. Brachiaria brizantha, Brachiaria decumbens dan Brachiaria humidicola sangat toleran terhadap tanah-tanah yang asam dan respon terhadap pemupukan yang mengandung unsur N, P, K, walaupun tidak tahan terhadap tanah berdrainase rendah. Tahan terhadap injakan, dan renggutan (AAK, 1983). Tinggi tempat yang cocok untuk tanaman ini sampai 3000 m dpl dengan suhu optimal untuk tumbuh adalah 30–350C (ANONIM, 1999). Perbanyakan rumput ini biasanya
menggunakan biji, biji yang dibutuhkan per hektar adalah 1,5 –12 Kg/Ha tergantung pada
kaulitas biji. Biji biasanya di sebarkan kemudian ditanam pada kedalaman kurang lebih 2-4 cm pada tanah. Biji yang baru panen sulit untuk berkecambah, oleh karena itu
sebaiknya biji ditoreh terlebih dahulu, direndam menggunakan asam sulfat atau
disimpan dahulu selama 6-8 bulan sebelum digunakan. Selain menggunakan biji, rumput
Brachiaria brizantha dapat diperbanyak dengan menggunakan sobekan atau stek batang..
Brachiaria brizantha tumbuh dengan cepat, dan dapat dipanen/digunakan untuk
pengembalaan ringan (light grazing) pada umur 3-5 bulan setelah biji disebar. Bisa
tumbuh dengan baik apabila ditanam bersama legum pohon atau herba seperti Desmodium heterocarpon, centrosema pubescens, Pueraria
phaseoloides, Stylosanthes, leucaena leucochepala dll. Serta tahan terhadap hama
spittlebug (famili Cercopidae). Rumput ini juga dapat terus menerus tumbuh/dirotasi dengan tinggi pemotongan 20-30 Cm, dapat dipanen dengan cara grazing atau sistem cut and carry Panen yang dihasilkan mencapai 8-20t/ha/tahun, dengan stocking rates 1,5 sapi
jantan/ha pada musim kering dan 2,5 sapi jantan pada musim hujan. Sedangkan panen
biji dapat diperoleh pada umur rumput 6-8 bulan tergantung pada kondisi lingkungan,
hasil panen biji mencapai 100 – 500 Kg/ha.
LEGUME
Tanaman kacang-kacangan (Leguminosae) merupakan salah satu hijauan pakan ternak yang mengandung protein lebih tinggi daripada rumput. Legume selain digunakan sebagai pakan ternak, legume juga berfungsi sebagai tanaman penutup tanah (cover crop) dan pendukung kesuburan tanah melalui fiksasi nitrogen (N2).
Menurut fungsinya, legume terbagi menjadi 3 macam yaitu :
1. Sebagai bahan pangan dan hijauan pakan ternak (Papilionaceae):
Kacang Tanah (Arachis hipogeae), Kacang Kedele (Glycine soya), Kacang Panjang (Vigna sinensis)
2. Sebagai hijauan pakan ternak (Mimosaceae):
Kacang Gude (Cayanus cayan), Kalopo (Calopogonium muconoides), Sentro (Centrosoma pubescens)
3. Multi fungsi (pakan, pagar, pelindung, penahan erosi):
Gliricidea maculata, Albazia falcate

Anonim mengatakan...

Tugas padang pengembalaan tropika
oleh
Samuel Hendra Taosu (0605020010)


EMPAT JENIS RUMPUT :

1. Axonopus compressus
Rumput ini berakar dangkal, perenial,dengan stolon pendek, membentuk pertanaman yang lebat. Batang yang berbunga dapat mencapai tinggi 20 sampai 60 cm.
Rumput berasal dari daerah pantai Amerika tenggara, india barat dan Amerika tengah dan selatan bagian tropik, diintroduksikan ke malaysia, indonesia dan afrika barat. Rumput ini dapat hidup di daerah tropik yang humid dan sub-tropik. Tumbuh paling baik di tanah berpasir atau campuran tanah pasir, liat mineral dan bahan organik yang basah dan dapat tahan pengenangan air sementara.
Rumput dapat digunakan sebagai tanaman padangan permanen dengan kondisi tropik yang humid dan sub-tropik. Tahan pengembalaan dan pemotongan yang pendek, tetapi kapasitas hasil hijauannya tidak tinggi, kecuali dengan pemupukan berat. Tumbuh baik pada naungan yang tidak menyeluruh. Pertumbuhan pada musim kemarau sangat lambat. Tanaman diperbanyak dengan penenemen bungkul-bungkul akar dengan jarak tanam 18 X 18 inci (46 X 46 cm).

2. brachiaria decumbens
Rumput ini sangat variabel bentuknya, kaku, membentuk Rhizoma Perrenial, sedikit tegak dengan tinggi 80 cm sampai 2 m, sering membentuk kumpalan daun ysng lebat. Berasal dari Afrika tropik, terdapat di inggiran hutan didaerah yang humid dengan curah hujan 762 mm per tahun atau lebih, terutama ditanah rendah yang basah. Dikatakan bahwa rumput ini tahan kering Hawaii. Rumput signal merupakan rumput padangan yang baik dan bila disenggut ternak akan membentuk kumpulan daun yang lebih terbuka. Di Ceylon merupakan rumput yang paling memberi harapan diseluruh daerah, juga di Kongo, Uganda, Trinidad dan Queenslan. Dilaporkan bahwa rumput pelisade ini dapat menyababkan peristiwa Photosensitization pada etrnak di Australia, (kulit ternak bertambah peka terhadap sinar matahari sehingga terjadi padang). Produksi biji biasanya jelek, sehingga perbanyakan tanaman biasanya dengan bagian akar dan rhizoma.



3. Brachiaria ruziziensis
Rumput ini merayap, perennial, dengan stolon panjang yang berakar pada tiap buku batang stolon yang bersinggungan dengan dengan tanaah sehingga membentuk tanaman yang lebat. Berasal dari Afrika tropik dan cocok hidup di daerah yang humid dengan musim kering tidak lebih dari 4-5 bulan.Rumput ini merupakan rumput yang baik untuk pertanaman padangan tunggal atau dicampur dengan legume Stylosanthes gracilis.
Rumput ini diperbanyak dengan potongan-potongan batang atau stolon. Di Queesland produksi biji adalah baik teatpi kombinasi dengan tanaman stylo tidak baik, padangan rumput ini memerlukan pemotongan yang tetap untuk menjaga palabilitas hijauan. Produksi biji terjadi setelah tanaman berumur 12 bulan setelah penanamannya.

4. Brachiaria mutica
Rumput ini kaku, merayap, perennial, berakar pada tiap nodus batang, dengan tangkai bunga menyebabkan rumput dapat mencapai tinggi 2,5 m.
Para grass berasal dari Afrika dan Amerika selatan tropik, sekarang tersebar sebagai rumput makanan ternak didaerah tropik basah dan subtropik. Rumput utmbuh paling baik pada tanah yang basah dan tahan penggenangan air yang lama, tetapi tumbuhnya terhambat pada musim kering.
Biasanya rumput kolonjono dipergunakan sebagai rumput polongan untuk makanan ternak, hay atau untuk disenggut ternak dan penggembalan harus dilakukan secara rotasi, karena tidak tahan penggembalaan berat. Dengan irigasi yang baik atau cukup air dan pemupukan yang baik, rumput akan menghasilkan hijauan 100 ton per acre dan dapat dipotong tiap 6-8 minggu. Bila tidak dikelola dengan baik dapat menjadi rumput pengganggu tanaman pertanian terutama didaerah dengan irigasi baik atau tanah yang basah.
Produksi biji sedikit dan biasanya rumput diperbanyak dengan potongan batang dengan jarak tanam 1,8 X 1,8 cm, atau potongan batang disebar diatas tanah dan ditutup dengan penggaruan. Penggembalaan diadakan setelah rumput sudah membentuk penutup tanah yang sempurna, kadang-kadang tanaman berumur 1 tahun. Pertanaman yang telah tua dapat diremajakan dengan penggaruan berat atau pembajakan ringan. Rumput ini dicampur di Qunaleesland dengan legumeCentrosema pubescens. Bila tersedia cukup biji, rumput dapat diperebanyak

dengan menanam biji sebanyak 0,91 kg. Sampai 1,82 kg atau 2,25 kg sampai 4,50 kg biji tiap ha.

EMPAT JENIS LEGUM :

1. Centrosema pubescens
Legum centrosema pubescens termasuk sub-familia papilionaceae dari familia Leguminoceae. Species ini berasal dari Amerika Selatan dan telah di tanam dengan hasil yang baik di daerah tropik dan sub-tropik. Sifat tumbuh Centro adalah perennial (hidup lebih dari 1 tahun), sangat agresif, batang-batangnya menjalar dan membentuk pertanaman penutup tanah 4-6 bulan sesudah penanamannya dari biji.

2. Clitoria cajanifolia
clitoria cajanifolia adaalah legume yang termasuk sub- familia papilia noaceace yang kuat,berakar dalam dan digunakan terutama untuk makanan babi.legume ini dapat hidup di tempat -tempat dengan ketinggian 2.500 ft (752) dari permukaan lau.legume ini dikembangkan dengan biji yang tiap lbnya(0,4563 kg) mengandung 13.000 butir biji.kadang -kadang legume ini tumbuh pada tanah – tanah setinggi 600 meter atau 1.100 meter di atas permukaan laut dengan hasil yang baik.
Spesis clitoria ternetea LINN (kordonfapea) atau dikenal dengan nama kembang telang diduga berasal dari benua asia bagian tropik,sekarang telah menyebar ke dunia lama (eropa) dan dunia baru misalnya australia,legume ini berupa bagian pohon yang ramping yang dapat memanjat sampai tinggi.kegunaan legume ini terutama sebagai pencegah erosi dan penutup tanah.tetapi daun-daunnya dan polongannya yang masih muda dimakan ternak.kdang-kadang legume ini tumbuh liar dan susah di berantas karena sistem perakarannya yang dalam dan sifat yang menghasilkan biji yang banyak.tanaman rumput dan campuran yang baik adalah rumput sudan dan andropogon.didalam biji legume kembang telang diketemukan suatu alkoloid oleh grehshof (heyne,1950)yang masih toxil bagi ikan diencerkan 1:2000.



3. Leucaena leucocephala
genus Leucaena mempunyai 10 species yang berupa pohon,belukar yang tidak berduri dan selalu hijau berasal dari Amerika tengah dan Amerika
Selatan.serta kepulauan pasifik.lamtoro berakar dalamdan mempunyai ketinggian6,5 sampai 33ft.(1,98 m sampai10,06 m)daun-daunnya berkarang,berbunga dengan bentuk bola berwarna puti vkekuning-kuningan atau merah mudalegume ini termasuk sub -familia mimosasceae,memerlukantempat-tempat yang baik sistem drainasenya dan tumbuh baik pada tanah -tanah yang kurang subur.di ceylon,lamtoro dapat tumbuh pada tempat-tempat dengan ketinggian 2.500ft (762) dengan curah hujan pertahun antara 65 sampai 100 inci (1651 mm sampai 2540)bila pertanaman tidak dikndalikan,dapat berubah menjadi tanaman penggangu.di indonesia ,lamtoro digunakan sebagai bahan makanan ternak,dan bila dipotong dapat menjadi tanaman yang rimbun bersemakyang berfungsi sebagai penutup tanah,pencegah erosi dan pupuk hijau di perkebunan – perkebunan the,kopi,coklat dan karet muda.di philipina white popinac diguunakan sebagai bahan penyedia kayu bakar
bila lamtoro ditanam untuk makanan ternak,pemotongan pertama dilakukan sampI 6 sampai 9 bulan seudah penyebaran bijinyapemotongan dilakukan sampai sisa tanaman adalah 2 sampai 4 inci dari atas tanah(5 sampai 10 cm di atas tanah)dan kemudian pemotongan berikutnya dapat dilakukan setiap 4 bulan sekali.petai cina dapat ditanam sebagaitanaman annual,biennial,perennial.
Lamtoro sering dikembangkan dengan biji yang tiap lbnya(0,4536 kg)mengandung 12.000 butir biji.di hawai penanam dilakukan dengan biji sebanyak 15 lb sampai 30 lb tiap acre,biji ditanam sedalam 2 inchi di tanah dengan baris-baris yang berjarak 2,5 sampai 4 ft.biji-biji yang masak kemungkinan bedar mengandung 95% biji yang keras,sehingga sebelum ditanam biji harus direndam dahulu dengan air panas,dalam larutan basah atau asam atau diskrafikasi terlebih dahulu.bila biji lamtoro diberikan kepada ternak (bercampur dengan mollases)sebanyak 58% biji dapat diketemukan kembali dalam ternak tersebut (sapi)dengan daya mengecambah sebesar 85% (percobaan di hawai)
sekarang terdapat tiga varietas Leucaena leococepphala yaitu hawai,peru dan san salvador,dimana varietas peru lebih tahan terhadap tempratur dingin dibanding dengan varietas hawai

4.pueraria
genus puerria adalaah termasuk legume dari sub-familia papilionaceae berasal dari asia bagian timur dan kepulauan asia pasifik,bersifat membelit,marambat,dapat membentuk semak yang rimbun dengan perakaran yang berbentuk tuber yang kuat dengan pokok akar yang disebut mahkota (crown)beberapa species digunanakan terutama untuk mencegah erosi,sebagai bahan penutup tanah,untuk makanan ternak(“hay”),tanaman padangan dan pemberantasan keadaan klimat legume kudju tidak menghasilkan biji,meski menghasilkan bunga lebat berwarna ungu indah.

Kudju tropik atau puero ( puerraria phaseoloides BENTH,puerraria javanica BENTH)disebut pula kacang ruji (jawa),fuo banga (ternate). Puero berasl dari india timur dan sekarang ditanami secara luas dinegara-nagara di daerah -daerah tropik.di asia tenggara ,india,liberia dan beberapa negara asia tropic,puero digunakan debagai penutup tanah,pencegah erosi dan pupuk hijau,disamping fungsinya sebagai makanan ternak.didaerah-daerah tropik dengan curah hujan yang tinggi dan musim kemarau yang tak begitu parah,kudju tropik dengan penakarannya yang begitu dalam,masih dapt menghijau lebih lama dibanding dengan legume yang lain.
Puero,berbatang kuat,berbulu,sedang varietas baru yang mempunyai varietas baru yang mempunyai batang tak berbulu terdapat di puerto ricohasil mutasi puero didaerah tersebut,mutant puero ini lebih disukai ternak dibanding yang berbulu.puero mempunyai batang – batang stolon yang dapat mengeluarkan akar dari tiap ruas batangnya yang bersinggungan dengan tanah.perakarannya dalam dan bercabang -cabang,sehingga puero dapat berfungsi sebagai pencegah erosi,tahun musim kemarau yang tak terlalu panjang.puero tahan juga terehadap asam dan tanah yang kekurangan kapur dan phospor tahan permukaan air yang tinggdapat hidup di tanah yang berat maupun dan berpasir.
Di asia dan indonesia ,kudju tropik ditanam di perkebunan-perkebunan karet dan kelapa sawit,dimana legume ini tahan sedikit naungan.di malaysia kudju tropik ini biasa di ditanam dengan centrosema pubescens (centro)sabagai penutup tanah dan pencegah erosi (5lb centro dengan 2lb puerro)apabila puerro ini diberi kesempatan untuk memanjat,maka produksi akan banyak.di trinidad ,puerto rico ditanam di perkebunan pertumbuhan “weed” dan menjaga kadar nitrogen tanah.puerro


dikembangkan dengan 5 lb per acre.pertanaman puerro dapat dipergunakan untuk makanan ternak.di brazil,puerro ditanam di prkebunan karet dan tumbuh baik pada tanah dengan pH tanah serendah4,2
bila ditanam sebagai makanan ternak,maka kebalikannya adalah sebagai berikut:
1.sangat disukai ternak,sekali ternak merasakan.
2.kadar protein tinggi dan hasil lahan kering juga tergolong tinggi diantara legum.
3.,hijauan lebat dan tahan terhadap pengembalan.
4. setelah pertanaman jadi,tanaman relatif tahan kekeringan yang tak terlalau panjang,tetapi hijau 2 bulan setelah hujan berakhir.
Kekurangannya adalah:
1.biji masak tidak bersamaan,sehingga pemungutan biji sangat sukar dan mahal.
2. pada beberapa daerah dengan klimat tertentu,produksi tidak ada,sehingga perbanyakan tanaman harus dilakukan dengan potongan-potongan batang dengan umur tertentu dan jumlah ruas tertentu (umur 2 tahun,minimal mengandung 3 ruas batang).
3.tanaman tumbuh sangat lambat sehingga selama 2 sampai 3 bulan sesudah biji ditanam.sehingga perlu perawatan benar-benar untuk mencegah invasi.
4.sebelum ditanambiji harus direndam dalm air panas atau larutan asm sulpat

Anonim mengatakan...

NAMA : NUR AFNI
NIM : 0605020013
JURUSAN : NUTRISI
SEMESTER : VI (ENAM)




RUMPUT

RUMPUT KUMAI
Rumput kumpai (Hymenachine amplexicaulis (Rudge) Nees) merupakan kekayaan sumber daya alam Propinsi Jambi yang memiliki nilai biologis yang tinggi, juga merupakan salah satu jenis rumput rawa yang mempunyai potensi sebagai hijauan pakan dan turut menunjang upaya penganekaragaman pakan untuk menjamin ketersediaan sumber pakan yang bermutu dan tidak bersaing dengan manusia. Rumput kumpai sudah dimanfaatkan oleh peternak sebagai pakan ternak ruminansia besar yang digembalakan pada lahan-lahan yang banyak ditumbuhi rumput kumpai. Tetapi sampai saat ini informasi dasar mengenai segi teknis dan pembudidayaannya untuk meningkatkan daya gunanya sebagai pakan ternak belum ada.
Upaya untuk meningkatkan produktivitas ternak seringkali dihadapkan pada kendala mutu genetik ternak yang kurang baik, tatalaksana zooteknis yang kurang memadai dan pemberian pakan yang belum memenuhi
kebutuhan ternak baik kualitas, kuantitas maupun kontinyunitasnya. Diantara tiga kendala tersebut pakan merupakan faktor yang paling besar peranannya. Hal ini disebabkan karena pakan merupakan bagian penting dalam sistem produksi peternakan. Penganekaragaman hijauan unggul dan perbaikan mutu pakan akan sangat membantu meningkatkan efisiensi usahatani. Hijauan pakan dengan kualitas yang baik akan mendukung tercapainya produksi ternak yang tinggi.

Rumput lokal kumpai merupakan tanaman menahun, cepat berbiak, membentuk rumpun-rumpun besar dengan tinggi 0,5 – 1 m. Helai daun lebih panjang serta lebih lebar disbanding rumput Brachiaria mutica tetapi kaku dan kasar dengan panjang daun antara 10 – 30 cm dan lebar mencapai 2,5 cm. Daun bawah membulat lebar dengan ujung lancip, kuncup daun muda melipat kedalam daun. Rumput ini tumbuh menjulur dengan batang berbukubuku.
Pada tiap buku ditumbuhi bulu-bulu akar serta didalam batang ada lapisan gabus menunjukkan bahwa rumput kumpai bertipe bunga majemuk berupa malai tegak dengan panjang 15 – 25 cm dan mempunyai bulir sekitar 20 buah. Menurut BACKER dan BRENK (1968) dan HEYNE (1987), panjang bunga dapat mencapai 10 - 40 cm, sangat tipis dan lebat, sering berupa bulir, yang hanya bercabang dibagian bawah, berwarna hijau muda, bergagang pendek serta lancip dengan panjang 3 – 5 mm. Rumput kumpai tumbuh pada daerah dengan ketinggian mencapai 100 m dari permukaan laut. Selanjutnya SOERJANI et al., (1987), menyatakan bahwa habitat rumput ini adalah daerah rawa/payo yang cerah, terbuka serta tumbuh lebih baik di tempat tergenang dengan kedalaman air mencapai 1 – 2 m.



RUMPUT GAJAH
Rumput gajah merupakan keluarga rumput rumputan (graminae ) yang telah dikenal manfaatnya sebagai pakan ternak pemamah biak (Ruminansia) yang alamiah di Asia Tenggara. Rumput ini biasanya dipanen dengan cara membabat seluruh pohonnya lalu diberikan langsung (cut and carry) sebagai pakan hijauan untuk kerbau dan sapi, atau dapat juga dijadikan persediaan pakan melalui proses pengawetan pakan hijauan dengan cara silase dan hay. Selain itu rumput gajah juga bisa dimanfaatkan sebagai mulsa tanah yang baik.
Di Indonesia sendiri, rumput gajah merupakan tanaman hijauan utama pakan ternak. Penanaman dan introduksi nya dianjurkan oleh banyak pihak.
Rumput ini secara umum merupakan tanaman tahunan yang berdiri tegak, berakar dalam, dan tinggi dengan rimpang yang pendek. Tinggi batang dapat mencapai 2-4 meter (bahkan mencapai 6-7 meter), dengan diameter batang dapat mencapai lebih dari 3 cm dan terdiri sampai 20 ruas / buku. Tumbuh berbentuk rumpun dengan lebar rumpun hingga 1 meter. Pelepah daun gundul hingga berbulu pendek; helai daun bergaris dengan dasar yang lebar, ujungnya runcing..
Rumput gajah merupakan tumbuhan yang memerlukan hari dengan waktu siang yang pendek, dengan fotoperiode kritis antara 13-12 jam. Namun kelangsungan hidup serbuk sari sangat kurang sehingga menjadi penyebab utama dari penentuan biji yang lazimnya buruk. Disamping itu, kecambahnya lemah dan lambat. Oleh karenanya rumput ini secara umum ditanam dan diperbanyak secara vegetatif. Bila ditanam pada kondisi yang baik, bibit vegetatif tumbuh dengan cepat dan dapat mencapai ketinggian sampai 2-3 meter dalam waktu 2 bulan.
Rumput gajah ditanam pada lingkungan hawa panas yang lembab, tetapi tahan terhadap musim panas yang cukup tinggi dan dapat tumbuh dalam keadaan yang tidak seberapa dingin. Rumput ini juga dapat tumbuh dan beradaptasi pada berbagai macam tanah meskipun hasilnya akan berbeda. Akan tetapi rumput ini tidak tahan hidup di daerah hujan yang terus menerus. Secara alamiah rumput ini dapat dijumpai terutama di sepanjang pinggiran hutan.
Perkembang biakan vegetatif dilakukan baik dengan cara membagi rumpun akar dan bonggol maupun dengan stek batang (minimal 3 ruas, 2 ruas terbenam di tanah). Hal ini dapat dilakukan dengan tangan atau dengan peralatan seperti yang dilakukan pada penanaman tebu. Jarak antar barisan berkisar antara 50 – 200 cm. di daerah yang lebih kering jaraknya lebih lebar. Jarak dalam barisan bervariasi mulai dari 50 – 100 cm. penanaman yang dicampur dengan tanaman lain semisal ubi kayu dan pisang sering dilakukan di kebun rumah.
Untuk mendapatkan hasil dan ketahanan tinggi, rumput ini ditanam dengan pengairan yang teratur dan pemupukan yang cukup. Pemupukan yang banyak diterapkan biasanya bila rumput sering dipotong / dipanen.
Kandungan nutrien setiap ton bahan kering adalah N:10-30 kg; P:2-3 kg; K:30-50 kg; Ca:3-6 kg; Mg dan S:2-3 kg. dengan hasil bahan kering tiap tahun 20-40 ton/Ha, karenanya banyak zat diserap dari tanah. Jika tidak dipupuk hasilnya akan segera menurun drastis dan gulma akan menyerang. Walaupun rumput gajah jarang ditanam dengan polong-polongan (legume), namun tetap dapat dikombinasikan dengan baik..
Rumput gajah dapat dipanen sepanjang tahun. Biasanya rumput ini diberikan dalam bentuk segar, tetapi dapat juga diawetkan sebagai silase. Hasil bahan kering setiap tahun diharapkan berkisar 2 - 10 ton/hektar untuk tanaman yang tidak dipupuk atau dengan pupuk yang sedikit, tetapi yang menggunakan banyak pupuk N dan P hasilnya berkisar antara 6 - 40 ton/hektar.
Prospek rumput gajah cukup baik bila dilakukan pemupukan yang baik pula. Dengan memanen pada pertumbuhan yang masih muda atau dengan menggunakan kultivar yang baik akan mencapai nilai pakan yang tinggi. Keuntungan dari jenis ini adalah kemampuannya berproduksi, dapat ditanam dalam jumlah besar atau kecil, dan dapat diusahakan secara mekanis atau juga untuk pertanian/peternakan skala kecil.
Hasilnya, kami tetap saja perlu mengeluarkan tenaga ekstra untuk melakukan pengendalian dan pengawasan ternak, untuk menjaga agar rumput gajah tidak over-graze (dimakan secara berlebihan) sehingga menganggu pertumbuhan. Dan terutama, rumput gajah tidak tahan injakan dan kondisi over-grazing




RUMPUT GAJAH : (= NAPIER GRASS = ELEPHANT GRASS = Pennisetum purpureum)
Daerah asal : Afrika daerah tropis.
Fungsi tanaman : - penutup tanah
- rumput potongan
Gambaran umum :
- tumbuh tegak membentuk rumpun, tinggi dapat mencapai antara 1,8-2,4 m.
- tumbuh baik didaerah pegunungan, disukai ternak, tahan kering dan berproduksi tinggi.
- rumput dapat tumbuh pada struktur tanah sedang sampai berat.
- tahan lindung sedang.
- kurang tahan terhadap genangan air
- responsif terhadap pemupukan.
- produksi dapat mencapai 150 – 200 ton/ha/thn.
Perbanyak tanaman :
- Stek batang ( digunakan 2 – 3 buku ).
- Sobekan rumpun

RUMPUN LAMPUNG : (=SETARIA GENICULATA).
Daerah asal : Afrika tropis.
Fungsi tanaman : - penutuptanah
- rumput potongan.
Gambaran umum :
- membentuk rumpun, tumbuh tegak tinggi dapat mencapai 1,5 m
- daun seperti daun padi,pada permukaan sedikit berbulu.
- pangkal batang berwarna kemerah-merahan dan kadang keputih-putihan.
- bunga tersusuri dalam tandan coklat keemasan.
- daun lunak dan disukai ternak.
Persyaratan tumbuh :
- tinggi tempat 20-3000 m diatas permukaan laut
- struktur tanah sedang sampai berat.
- curah hujan tahunan tidak kurang dari 760mm/tahun
- tanah kering dan reponsif terhadap pemupukan.
- jarak tanam 60x 60 cm atau 60 x 100 cm.
Perbanyakan tanaman :
- dengan sobekan rumpun (± 40.000 sobekan rumpun/ha)
Produksi :
- berkisar antara 40-60 ton/ha/tahun


LEGUMINOSA

Leucaena leucocephala

Leucaena leucocephala, adalah salah satu leguminosa pohon yang telah digunakan dalam system pertanian didaerah tropik termasuk Indonesia. Jenis ini mempunyai produksi biomas dan nilai gizi yang tinggi sebagai pakan ternak. Namun sejak adanya serangan hama kutu loncat pada tahun 1986, maka perlu di cari penggantinya yang tahan kutu loncat, dengan kualitas dan produktivitas yang mendekati L. leucocephala.
Dari koleksi jenis leguminosa pohon yang ada di kebun percobaan Balai Penelitian Ternak, telah dilakukan pengamatan produksi hijauan empat species leguminosa pohon. Keempat species tersebut adalah Acacia angustissima, Calliandra calothyrsus (kaliandra bunga merah), L eucaena diversifolia dan Zapoteca tetragona (kaliandra bunga putih) ditanam dalam plot larikan 5 m x 1 m. Jarak tanam dalam larikan 0,5 m dan jarak antar larikan 2 m, tiap larikan diulang enam kali dalam rancangan acak kelompok. Parameter yang diamati adalah produksi hijauan segar dan kering selama setahun. Pengambilan data dilakukan setelah tanaman kuat dan tegar (umur 1 tahun). Tanaman dipotong dengan interval 6 minggu dan tinggi potong 100 cm. Hasil yang diperoleh menunjukkan produksi rata-rata selama 6 kali panen dengan berat segar dan kering tertinggi yaitu Z. tetragona 810,55 (246,70) g/pohon/panen kemudian diikuti A. angustissima 625,27 (235,74)
g/pohon/panen; C. calothyrsus 376,67 (149,25) g/pohon/panen, L. diversifolia 172,50 (65,56) g/pohon/panen.
Dengan produksi yang relatif tinggi dan tidak terserang hama kutu loncat pada Z. tetragona merupakan
potensi sebagai pengganti L. leucocephala.(LAMTORO)

Leucaena leucocephala, adalah salah satu leguminosa pohon yang telah digunakan dalam system pertanian didaerah tropik termasuk Indonesia. Jenis ini mempunyai produksi biomas dan nilai gizi yang tinggi sebagai pakan ternak. Namun sejak adanya serangan hama kutu loncat pada tahun 1986, maka perlu di cari penggantinya yang tahan kutu loncat, dengan kualitas dan produktivitas yang mendekati L. leucocephala. Hasil yang diperoleh menunjukkan produksi ratarata selama 6 kali panen dengan berat segar dan kering tertinggi yaitu Z. tetragona 810,55 (246,70) g/pohon/panen kemudian diikuti A. angustissima 625,27 (235,74) g/pohon/panen; C. calothyrsus 376,67 (149,25) g/pohon/panen, L diversifolia 172,50 (65,56) g/pohon/panen. Dengan produksi yang relatif tinggi dan tidak terserang hama kutu loncat pada Z. tetragona merupakan potensi sebagai pengganti L. leucocephala. (Nurlaeli Kaso Noor 2008)









GLIRICIDIA MACULATA ( = GAMAL = KALIKIRIA).
Daerah asal : - amerika tengah, brazilia.
Fungsi tanaman : - tanaman pelindung
: - pagar
: - makanan ternak
: - penahan erosi
Gambaran umum : - bentuk pohon, semak
- daun majemuk bersirip ganjil.
- bunga berbentuk malai, lukar dari ketiak daun
- bunga berwarna merah jambu, buah polongan
- akar cukup dalam
Persyaratan tumbuh : - banyak tumbuh hamper di setiap tanah pada semua ketinggian.
Perbanyakan tanaman : - dengan stek.

LEUCAENA LEUCOCEPHALA (= PETAI CINA = LAMTORO)
Daerah asal : - amerika tengah dan selatan
Fungsi tanaman : - tanaman pelindung, pencegah erosi
- daunnya sebagai makanan ternak
Persyaratan tumbuh: - tinggi tempat 0 – 1200 m dari permukaan laut
- struktur tanah sedang sampai berat .
- drainase harus baik,dan dapat di tanam pada tanah kurang subur
Jarak tanam : - 180-240 cm
Pemotongan : - pemotongan pertama dapat dilakukan pada waktu tanam berumur 6 – 9 bulan kemudian pemotongan dapat diulangi 4 bulan sekali.








legum


Spesies Asal usul dan adaptasi

Calopgonium Caeruleum : Asal Amerika Tengah
Beradaptasi luas (0-2000 m dml, pH 4-7),
tahan kering dan tahan naungan
Cepat menutup tanah dan agak sensitif lama
penyinaran
manfaat : Paling luas digunakan
Dapat dipelihara dalam waktu lama
pada masa tanaman menghasilkan (TM)
Dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak
Relatif mudah distek


Calopogonium mucunoides Asal Amerika Tropik
Terbatas untuk dataran rendah (0-300 m dml)
Tidak tahan naungan

manfaat : Mudah menghasilkan biji dan dapat
dimanfaatkan untuk pakan ternak
Hanya dipelihara selama TBM
Centrosema
plumieri
Asal Amerika Selatan
Untuk dataran rendah (0 -450 m dml)
Tahan kering tapi tidak tahan naungan
manfaat : Tumbuh cepat akar dalam
Hanya dipelihara selama TBM Potensi
biomasa cukup tinggi
Dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak

Centrosemapubescens Asal Amerika Selatan
Adaptasi luas (tropik dan sub-tropik)
Tahan kering dan naungan
Toleran kekurangan P
manfaat : Tumbuh cepat dan dapat digunakan
untuk pakan ternak
Termasuk paling efektif menambat N
Dapat dipelihara dalam waktu lama
pada masa TM
Mucuna cochinchinensis Asal China
Adaptasi cukup luas
Mati umur 8-10 bulan setelah buah masak
Tumbuh cepat, menutup dalam 2-3
bulan
manfaat : Mudah menghasilkan biji dan bias
untuk pakan ternak
Psophocarpus palustris Asal Amerika Tropik
Cukup tahan naungan
manfaat : Pertumbuhan awal lambat
Akar tunggang berumb
Pueraria phaseoloides Asal India Timur
Cukup tahan naungan
manfaat : Tumbuh cepat dan cocok untuk pakan
ternak
Termasuk efektif menambat N
Pueraria thunbergiana Asal Amerika Selatan
Cukup Tahan kering
manfaat : Dapat sebagi tanaman hias dan pakan
ternak
Termasuk efektif menambat N

Anonim mengatakan...

NAMA :NARITA IRMA ADU
NIM :0605020029
JURUSAN :NUTRISI
SEMESTER :VI (ENAM)

RUMPUT GAJAH
Asal-usul dan persebaran geografi: Berasal dari Afrika tropika, kemudian menyebar dan diperkenalkan ke daerah daerah tropika di dunia, dan tumbuh alami di seluruh Asia Tenggara yang bercurah hujan melebihi 1.000 mm dan tidak ada musim panas yang panjang. Dikembangkan terus menerus dengan berbagai silangan sehingga menghasilkan banyak kultivar, terutama di Amerika, Philippine dan India.
Rumput gajah merupakan keluarga rumput rumputan (graminae ) yang telah dikenal manfaatnya sebagai pakan ternak pemamah biak (Ruminansia) yang alamiah di Asia Tenggara. Rumput ini biasanya dipanen dengan cara membabat seluruh pohonnya lalu diberikan langsung (cut and carry) sebagai pakan hijauan untuk kerbau dan sapi, atau dapat juga dijadikan persediaan pakan melalui proses pengawetan pakan hijauan dengan cara silase dan hay. Selain itu rumput gajah juga bisa dimanfaatkan sebagai mulsa tanah yang baik.
Di Indonesia sendiri, rumput gajah merupakan tanaman hijauan utama pakan ternak. Penanaman dan introduksi nya dianjurkan oleh banyak pihak.
Deskripsi dan Sifat Rumput Gajah
Nilai pakan rumput gajah dipengaruhi oleh perbandingan (rasio) jumlah daun terhadap batang dan umurnya. Kandungan nitrogen dari hasil panen yang diadakan secara teratur berkisar antara 2-4% Protein Kasar (CP; Crude Protein) selalu diatas 7% untuk varietas Taiwan, semakin tua CP semakin menurun)
Pada daun muda nilai ketercernaan (TDN) diperkirakan mencapai 70%, tetapi angka ini menurun cukup drastis pada usia tua hingga 55%. Batang-batangnya kurang begitu disukai ternak (karena keras) kecuali yang masih muda dan mengandung cukup banyak air.
Rumput ini secara umum merupakan tanaman tahunan yang berdiri tegak, berakar dalam, dan tinggi dengan rimpang yang pendek. Tinggi batang dapat mencapai 2-4 meter (bahkan mencapai 6-7 meter), dengan diameter batang dapat mencapai lebih dari 3 cm dan terdiri sampai 20 ruas / buku. Tumbuh berbentuk rumpun dengan lebar rumpun hingga 1 meter. Pelepah daun gundul hingga berbulu pendek; helai daun bergaris dengan dasar yang lebar, ujungnya runcing.
Rumput gajah merupakan tumbuhan yang memerlukan hari dengan waktu siang yang pendek, dengan fotoperiode kritis antara 13-12 jam. Namun kelangsungan hidup serbuk sari sangat kurang sehingga menjadi penyebab utama dari penentuan biji yang lazimnya buruk. Disamping itu, kecambahnya lemah dan lambat. Oleh karenanya rumput ini secara umum ditanam dan diperbanyak secara vegetatif. Bila ditanam pada kondisi yang baik, bibit vegetatif tumbuh dengan cepat dan dapat mencapai ketinggian sampai 2-3 meter dalam waktu 2 bulan.
Rumput gajah ditanam pada lingkungan hawa panas yang lembab, tetapi tahan terhadap musim panas yang cukup tinggi dan dapat tumbuh dalam keadaan yang tidak seberapa dingin. Rumput ini juga dapat tumbuh dan beradaptasi pada berbagai macam tanah meskipun hasilnya akan berbeda. Akan tetapi rumput ini tidak tahan hidup di daerah hujan yang terus menerus. Secara alamiah rumput ini dapat dijumpai terutama di sepanjang pinggiran hutan.
Perkembang biakan vegetatif dilakukan baik dengan cara membagi rumpun akar dan bonggol maupun dengan stek batang (minimal 3 ruas, 2 ruas terbenam di tanah). Hal ini dapat dilakukan dengan tangan atau dengan peralatan seperti yang dilakukan pada penanaman tebu. Jarak antar barisan berkisar antara 50 – 200 cm. di daerah yang lebih kering jaraknya lebih lebar. Jarak dalam barisan bervariasi mulai dari 50 – 100 cm. penanaman yang dicampur dengan tanaman lain semisal ubi kayu dan pisang sering dilakukan di kebun rumah.
Untuk mendapatkan hasil dan ketahanan tinggi, rumput ini ditanam dengan pengairan yang teratur dan pemupukan yang cukup. Pemupukan yang banyak diterapkan biasanya bila rumput sering dipotong / dipanen.
Kandungan nutrien setiap ton bahan kering adalah N:10-30 kg; P:2-3 kg; K:30-50 kg; Ca:3-6 kg; Mg dan S:2-3 kg. dengan hasil bahan kering tiap tahun 20-40 ton/Ha, karenanya banyak zat diserap dari tanah. Jika tidak dipupuk hasilnya akan segera menurun drastis dan gulma akan menyerang. Walaupun rumput gajah jarang ditanam dengan polong-polongan (legume), namun tetap dapat dikombinasikan dengan baik.
Penyakit yang biasa menyerang yaitu kutu Helminthosporium sacchari. Tindakan yang paling baik untuk mencegahnya adalah dengan menggunakan kultivar yang tahan penyakit tersebut. Namun demikian secara umum kami tidak menemukan serangan hama pada rumput gajah yang ditanam. Kebanyakan hanya merupakan serangan belalang dan ulat yang masih bisa di tolerir.
Rumput gajah dapat dipanen sepanjang tahun. Biasanya rumput ini diberikan dalam bentuk segar, tetapi dapat juga diawetkan sebagai silase. Hasil bahan kering setiap tahun diharapkan berkisar 2 - 10 ton/hektar untuk tanaman yang tidak dipupuk atau dengan pupuk yang sedikit, tetapi yang menggunakan banyak pupuk N dan P hasilnya berkisar antara 6 - 40 ton/hektar.
Prospek rumput gajah cukup baik bila dilakukan pemupukan yang baik pula. Dengan memanen pada pertumbuhan yang masih muda atau dengan menggunakan kultivar yang baik akan mencapai nilai pakan yang tinggi. Keuntungan dari jenis ini adalah kemampuannya berproduksi, dapat ditanam dalam jumlah besar atau kecil, dan dapat diusahakan secara mekanis atau juga untuk pertanian/peternakan skala kecil
Rumput kumpai (Hymenachine
amplexicaulis (Rudge) Nees)
Rumput kumpai (Hymenachine amplexicaulis (Rudge) Nees) merupakan
kekayaan sumber daya alam yang memiliki nilai biologis yang tinggi, juga
merupakan salah satu jenis rumput rawa yangmempunyai potensi sebagai hijauan pakan dan turut menunjang upaya penganekaragaman pakan untuk menjamin ketersediaan sumber pakan yang bermutu dan tidak bersaing dengan
manusia. Rumput kumpai sudah dimanfaatkan oleh peternak sebagai pakan ternak ruminansia besar yang digembalakan pada lahan-lahan yang banyak ditumbuhi rumput kumpai. Tetapi sampai saat ini informasi dasar mengenai segi teknis dan pembudidayaannya untuk meningkatkan daya gunanya sebagai pakan
ternak belum ada. Upaya untuk meningkatkan produktivitas ternak seringkali dihadapkan pada kendala mutu genetik ternak yang kurang baik, tatalaksana zooteknis yang kurang memadai dan pemberian pakan yang belum memenuhi kebutuhan ternak baik kualitas, kuantitas maupun kontinyunitasnya. Diantara tiga kendala tersebut pakan merupakan faktor yang paling besar peranannya. Hal ini disebabkan karena pakan merupakan bagian penting dalam sistem produksi peternakan. Penganekaragaman hijauan unggul dan
perbaikan mutu pakan akan sangat membantu meningkatkan efisiensi usahatani. Hijauan
pakan dengan kualitas yang baik akan mendukung tercapainya produksi ternak yang
tinggi. Rumput lokal kumpai merupakan tanaman menahun, cepat berbiak, membentuk rumpunrumpun besar dengan tinggi 0,5 – 1 m. Helai daun lebih panjang serta lebih lebar dibanding rumput Brachiaria mutica tetapi kaku dan kasar dengan panjang daun antara 10 – 30 cm dan lebar mencapai 2,5 cm. Daun bawahmembulat lebar dengan ujung lancip, kuncup daun muda melipat kedalam daun. Rumput ini tumbuh menjulur dengan batang berbukubuku. Pada tiap buku ditumbuhi bulu-bulu akar serta didalam batang ada lapisan gabus.
Rumput lampung (setaria sp) sebagai pakan ternak
Pemerintah menganjurkan untuk mengembangkan hijauan pakan unggul salah satunya Rumput lampung (Setaria sp) karena mempunyai nilai gizi yang tinggi bila dibandingkan dengan rumput lokal, terutama kandungan protein kasarnya yang sangat dibutuhkan oleh ternak terutama sapi untuk menghasilkan daging dan susu.

Budidaya rumput lampung banyak dijumpai di wilayah padat ternak dan padat penduduk seperti di Pulau Jawa, Lampung dan Bali. Rumput lampung (Setaria sp) merupakan rumput potong yang tumbuh tegak membentuk rumpun dengan tinggi 1 m, yang dapat ditanam di areal tanaman pangan, sehingga dapat menambah pendapatan petani dari hasil yang diberikan kepada ternak.
Rumput lampung tahan terhadap genangan air dengan hasil hijauan segar sebanyak 100-110 ton/ha/tahun (satu kali pemotongan dengan interval 45 hari adalah 12,50–13,75 ton/ha). Panen pertama pada umur 45-60 hari setelah tanam, dengan tinggi pemotongan 5-10 cm, sehingga dapat mencukupi kebutuhan ternak sapi potong sebanyak kurang lebih 9-11 ekor dengan berat badan 300 kg.
Nilai gizi yang terkandung dalam rumput lampung ini adalah protein kasar 6-7 %, serat kasar 42,0 %, BETN (Bahan Ektrat Tampa Nitrogen) 36,1 %, dan lemak 2,8%. Di samping sebagai rumput potong untuk pakan ternak, juga digunakan sebagai rumput untuk padang penggembalaan, karena tahan injakan.
Bentuk umum dari rumput lampung ini, selain dapat membentuk rumpun, dan tumbuh tegak, juga mempunyai bentuk daun agak lebar, halus dan lemas pada permukaan atasnya terutama dekat batang, daunnya agak lunak. Pangkal batangnya berwarna kemerah-merahan dan bunganya tersusun dalam tandan yang berwarna coklat keemasan.
Rumput ini dapat tumbuh di mana-mana di seluruh Indonesia terutama pada daerah dengan ketinggian 25-800 m dari permukaan laut, dengan curah hujan tidak kurang dari 760 mm/tahun, terutama pada daerah yang tanahnya berpasir. Rumput ini juga tahan terhadap kekeringan dan untuk padang penggembalaan, harus diatur supaya jangan terjadi penggembalaan yang berlebihan (overgrazing).


RUMPUT BRACHIARIA Sp

Brachiaria adalah salah satu rumput unggul introduksi yang telah beradaptasi dan dikenal oleh peternak di Indonesia. Rumput ini bisa tumbuh di hampir sebagian besar Indonesia, karena sesuai dengan iklim di Indonesia yang tropis dan toleran terhadap berbagai jenis tanah, termasuk tanah asam. Tumbuhnya semi tegak membentuk hamparan dengan ketinggian sekitar 45 cm. Budidayanya bisa menggunakan biji atau pols, dan bisa dipanen pada umur 3-5 bulan setelah biji disebar. Brachiaria mengandung nilai nutrisi yang baik,
dicirikan dengan nilai palatabilitas dan protein yang tinggi. Selain sebagai pakan ternak, rumput ini juga bisa dimanfaatkan sebagai tanaman penutup di perkebunan atau untuk reklamasi dan konservasi pada lahanmarjinal.

Rumput Brachiaria adalah salah satu rumput gembala yang memiliki produksi lebih
baik jika dibandingkan dengan rumput lapangan, memiliki nilai nutrisi yang tinggi,
lebih tahan pada musim kemarau dan cocok untuk daerah tropis. Rumput ini berasal dari
daerah Afrika (Uganda, Kenya, Tanzania) menyebar ke berbagai daerah termasuk kedaerah Asia dan pasifik.

KARAKTERISASI BRACHIARIA
Tumbuhnya semi tegak sampai tegak (prostate/semierect-erect), merupakan rumput yang berumur panjang, tumbuh membentuk hamparan lebat, tinggi hamparan dapat mencapai 30 – 45 cm dan tangkai yang sedang berbunga dapat mencapi tinggi 1m atau tanaman yang tumbuh creeping parennia. Sedangkan Memiliki rhizoma yang pendek dan tinggi
batang sekitar 30-200 cm. Bentuk daun linear biasanya berukuran 10-100 cm x 3-20 mm,
berambut atau berbulu dan berwarna hijau gelap. Infloresence (bunga) terdiri dari 2-16
tandan (racemes) dengan panjang 4-20 cm, spikelet dalam satu baris; luas rachis 1 mm, berwarna ungu, spikelet berbentuk elips panjang 4-6 mm, berbulu atau berbulu pada
ujungnya, panjang glume sepertiga dari panjang spikelet (SCHULTZE-KRAFT, 1992).
Rumput ini tumbuh baik pada daerah humid–sub humids tropis dan dapat tumbuh
pada musim kering kurang dari 6 bulan. Tumbuh baik pada jenis tanah apapun
termasuk tanah berpasir atau tanah asam. Brachiaria brizantha, Brachiaria decumbens dan Brachiaria humidicola sangat toleran terhadap tanah-tanah yang asam dan respon terhadap pemupukan yang mengandung unsur N, P, K, walaupun tidak tahan terhadap tanah berdrainase rendah. Tahan terhadap injakan, dan renggutan (AAK, 1983). Tinggi tempat yang cocok untuk tanaman ini sampai 3000 m dpl dengan suhu optimal untuk tumbuh adalah 30–350C (ANONIM, 1999). Perbanyakan rumput ini biasanya
menggunakan biji, biji yang dibutuhkan per hektar adalah 1,5 –12 Kg/Ha tergantung pada
kaulitas biji. Biji biasanya di sebarkan kemudian ditanam pada kedalaman kurang lebih 2-4 cm pada tanah. Biji yang baru panen sulit untuk berkecambah, oleh karena itu
sebaiknya biji ditoreh terlebih dahulu, direndam menggunakan asam sulfat atau
disimpan dahulu selama 6-8 bulan sebelum digunakan. Selain menggunakan biji, rumput
Brachiaria brizantha dapat diperbanyak dengan menggunakan sobekan atau stek batang..
Brachiaria brizantha tumbuh dengan cepat, dan dapat dipanen/digunakan untuk
pengembalaan ringan (light grazing) pada umur 3-5 bulan setelah biji disebar. Bisa
tumbuh dengan baik apabila ditanam bersama legum pohon atau herba seperti Desmodium heterocarpon, centrosema pubescens, Pueraria
phaseoloides, Stylosanthes, leucaena leucochepala dll. Serta tahan terhadap hama
spittlebug (famili Cercopidae). Rumput ini juga dapat terus menerus tumbuh/dirotasi dengan tinggi pemotongan 20-30 Cm, dapat dipanen dengan cara grazing atau sistem cut and carry Panen yang dihasilkan mencapai 8-20t/ha/tahun, dengan stocking rates 1,5 sapi
jantan/ha pada musim kering dan 2,5 sapi jantan pada musim hujan. Sedangkan panen
biji dapat diperoleh pada umur rumput 6-8 bulan tergantung pada kondisi lingkungan,
hasil panen biji mencapai 100 – 500 Kg/ha.







LEGUME
Tanaman kacang-kacangan (Leguminosae) merupakan salah satu hijauan pakan ternak yang mengandung protein lebih tinggi daripada rumput. Legume selain digunakan sebagai pakan ternak, legume juga berfungsi sebagai tanaman penutup tanah (cover crop) dan pendukung kesuburan tanah melalui fiksasi nitrogen (N2).
Menurut fungsinya, legume terbagi menjadi 3 macam yaitu :
1. Sebagai bahan pangan dan hijauan pakan ternak (Papilionaceae):
Kacang Tanah (Arachis hipogeae), Kacang Kedele (Glycine soya), Kacang Panjang (Vigna sinensis)
2. Sebagai hijauan pakan ternak (Mimosaceae):
Kacang Gude (Cayanus cayan), Kalopo (Calopogonium muconoides), Sentro (Centrosoma pubescens)
3. Multi fungsi (pakan, pagar, pelindung, penahan erosi):
Gliricidea maculata, Albazia falcate
Berikut contoh legume yang berfungsi bahan pangan dan hijauan pakan ternak.
• Kacang Tanah (Arachis hypogea)
Kacang tanah (Arachis hypogea (L.) Merr.) berasal dari Brasilia. Kesesuaian lingkungan usahatani kacang tanah antara 1-500 m dpi. Kacang tanah berguna untuk membantu menyuburkan tanah, karena pada akarnya terdapat bakteri Rhizobium yang dapat memperkaya kandungan nitrogen tanah. Biji kacang tanah mengandung kadar lemak dan protein tinggi. Kandungan proteinnya sekitar 25-34%, terdiri dari asam-asam amino esensial seperti arginin, fenilalanin, histidin, isoleusin, leusin, lisin, metionin, triptofan, dan valin
• Kedelai (Glycine max)
Tanaman kedelai termasuk famili Leguminosae, SUD famili Papilonideae. Kedelai dapat tumbuh sampai ketinggian 1500 m dpi, sedangkan ketinggian optimalnya adalah 650 m dpi. Untuk pertumbuhan kedelai perlu suhu optimal 29,4"C, pH tanah 6,0-6,8. Kedelai dapat ditanam secara monokultur maupuntumpang sari, di lahan kering (tegalan) maupun di lahan bekas padi di lahan sawah. Kedelai merupakan sumber protein nabati. Rata-rata kandungan protein biji adalah 35%, kandungan asam amino terbanyak adalah leusin (484 mg/g N2). Kedelai juga digunakan sebagai bahan pakan ternak.
Berikut contoh legume yang dikembangkan sebagai hijauan pakan ternak.
• Calopogonium mucunoides
Legum Calopo ini berasal dari Amerika Selatan tropik yanng bersifat perenial, merambat, membelit dan hidup pada daerah yang tinggi kelembapan udaranya. Batang dan daun yang masih muda berbulu, berwarna coklat keemasan, bentuk daun trofoliat, bunganya kecil dan berwarna ungu. Calopo mempunyai akar yang keluar dari buku batangnya sehingga baik bila digunakan untuk tanaman penutup tanah pencegah erosi (Reksohadiprodjo, 1985).
• Centrosema pubescens
Menurut Reksohadiprodjo (1985), legume ini termasuk tahan kering dan bila penanaman telah berhasil terjadi, maka akan tahan hidup dibawah naungan. Bila Centrosema pubescens ditanam dengan jarak tanam yang jarang dan tidak dinaungi, maka produksi biji sangat banyak. Sifat legum ini adalah perenial, agresif, batang-batangnya menjalar.
Berikut contoh legume yang memliki peranan multi fungsi.
• Gamal (Gliricidea sepium)
Gamal telah dimanfaatkan secara luas untuk berbagai keperluan. Tanaman ini juga digunakan dalam berbagai sistem pertanaman, sebagai pohon pelindung dalam penanaman teh, cokelat atau kopi, sebagai penyangga hidup untuk tanaman vanili, lada hitam dan ubi jalar. Gamal umumnya digunakan sebagai pagar hidup, tanaman pupuk hijau pada pola tanam tumpang sari, sebagai penahan tanah pada pola tanam lorong dan terasering. Selain itu, tanaman ini juga ternyata dapat digunakan untuk mereklamasi tanah atau lahan yang gundul atau tanah yang rapat ditumbuhi oleh alang alang (Imperata cylindrica). Bahkan konon, nama Gamal itu merupakan akronim dari Ganyang Mati Alang-alang.

Anonim mengatakan...

NAMA :IRMA EMILIA LENDE
NIM :0605020005
JURUSAN :NUTRISI
SEMESTER :VI (ENAM)

RUMPUT GAJAH
Asal-usul dan persebaran geografi: Berasal dari Afrika tropika, kemudian menyebar dan diperkenalkan ke daerah daerah tropika di dunia, dan tumbuh alami di seluruh Asia Tenggara yang bercurah hujan melebihi 1.000 mm dan tidak ada musim panas yang panjang. Dikembangkan terus menerus dengan berbagai silangan sehingga menghasilkan banyak kultivar, terutama di Amerika, Philippine dan India.
Rumput gajah merupakan keluarga rumput rumputan (graminae ) yang telah dikenal manfaatnya sebagai pakan ternak pemamah biak (Ruminansia) yang alamiah di Asia Tenggara. Rumput ini biasanya dipanen dengan cara membabat seluruh pohonnya lalu diberikan langsung (cut and carry) sebagai pakan hijauan untuk kerbau dan sapi, atau dapat juga dijadikan persediaan pakan melalui proses pengawetan pakan hijauan dengan cara silase dan hay. Selain itu rumput gajah juga bisa dimanfaatkan sebagai mulsa tanah yang baik.
Di Indonesia sendiri, rumput gajah merupakan tanaman hijauan utama pakan ternak. Penanaman dan introduksi nya dianjurkan oleh banyak pihak.
Deskripsi dan Sifat Rumput Gajah
Nilai pakan rumput gajah dipengaruhi oleh perbandingan (rasio) jumlah daun terhadap batang dan umurnya. Kandungan nitrogen dari hasil panen yang diadakan secara teratur berkisar antara 2-4% Protein Kasar (CP; Crude Protein) selalu diatas 7% untuk varietas Taiwan, semakin tua CP semakin menurun)
Pada daun muda nilai ketercernaan (TDN) diperkirakan mencapai 70%, tetapi angka ini menurun cukup drastis pada usia tua hingga 55%. Batang-batangnya kurang begitu disukai ternak (karena keras) kecuali yang masih muda dan mengandung cukup banyak air.
Rumput ini secara umum merupakan tanaman tahunan yang berdiri tegak, berakar dalam, dan tinggi dengan rimpang yang pendek. Tinggi batang dapat mencapai 2-4 meter (bahkan mencapai 6-7 meter), dengan diameter batang dapat mencapai lebih dari 3 cm dan terdiri sampai 20 ruas / buku. Tumbuh berbentuk rumpun dengan lebar rumpun hingga 1 meter. Pelepah daun gundul hingga berbulu pendek; helai daun bergaris dengan dasar yang lebar, ujungnya runcing.
Rumput gajah merupakan tumbuhan yang memerlukan hari dengan waktu siang yang pendek, dengan fotoperiode kritis antara 13-12 jam. Namun kelangsungan hidup serbuk sari sangat kurang sehingga menjadi penyebab utama dari penentuan biji yang lazimnya buruk. Disamping itu, kecambahnya lemah dan lambat. Oleh karenanya rumput ini secara umum ditanam dan diperbanyak secara vegetatif. Bila ditanam pada kondisi yang baik, bibit vegetatif tumbuh dengan cepat dan dapat mencapai ketinggian sampai 2-3 meter dalam waktu 2 bulan.
Rumput gajah ditanam pada lingkungan hawa panas yang lembab, tetapi tahan terhadap musim panas yang cukup tinggi dan dapat tumbuh dalam keadaan yang tidak seberapa dingin. Rumput ini juga dapat tumbuh dan beradaptasi pada berbagai macam tanah meskipun hasilnya akan berbeda. Akan tetapi rumput ini tidak tahan hidup di daerah hujan yang terus menerus. Secara alamiah rumput ini dapat dijumpai terutama di sepanjang pinggiran hutan.
Perkembang biakan vegetatif dilakukan baik dengan cara membagi rumpun akar dan bonggol maupun dengan stek batang (minimal 3 ruas, 2 ruas terbenam di tanah). Hal ini dapat dilakukan dengan tangan atau dengan peralatan seperti yang dilakukan pada penanaman tebu. Jarak antar barisan berkisar antara 50 – 200 cm. di daerah yang lebih kering jaraknya lebih lebar. Jarak dalam barisan bervariasi mulai dari 50 – 100 cm. penanaman yang dicampur dengan tanaman lain semisal ubi kayu dan pisang sering dilakukan di kebun rumah.
Untuk mendapatkan hasil dan ketahanan tinggi, rumput ini ditanam dengan pengairan yang teratur dan pemupukan yang cukup. Pemupukan yang banyak diterapkan biasanya bila rumput sering dipotong / dipanen.
Kandungan nutrien setiap ton bahan kering adalah N:10-30 kg; P:2-3 kg; K:30-50 kg; Ca:3-6 kg; Mg dan S:2-3 kg. dengan hasil bahan kering tiap tahun 20-40 ton/Ha, karenanya banyak zat diserap dari tanah. Jika tidak dipupuk hasilnya akan segera menurun drastis dan gulma akan menyerang. Walaupun rumput gajah jarang ditanam dengan polong-polongan (legume), namun tetap dapat dikombinasikan dengan baik.
Penyakit yang biasa menyerang yaitu kutu Helminthosporium sacchari. Tindakan yang paling baik untuk mencegahnya adalah dengan menggunakan kultivar yang tahan penyakit tersebut. Namun demikian secara umum kami tidak menemukan serangan hama pada rumput gajah yang ditanam. Kebanyakan hanya merupakan serangan belalang dan ulat yang masih bisa di tolerir.
Rumput gajah dapat dipanen sepanjang tahun. Biasanya rumput ini diberikan dalam bentuk segar, tetapi dapat juga diawetkan sebagai silase. Hasil bahan kering setiap tahun diharapkan berkisar 2 - 10 ton/hektar untuk tanaman yang tidak dipupuk atau dengan pupuk yang sedikit, tetapi yang menggunakan banyak pupuk N dan P hasilnya berkisar antara 6 - 40 ton/hektar.
Prospek rumput gajah cukup baik bila dilakukan pemupukan yang baik pula. Dengan memanen pada pertumbuhan yang masih muda atau dengan menggunakan kultivar yang baik akan mencapai nilai pakan yang tinggi. Keuntungan dari jenis ini adalah kemampuannya berproduksi, dapat ditanam dalam jumlah besar atau kecil, dan dapat diusahakan secara mekanis atau juga untuk pertanian/peternakan skala kecil
Rumput kumpai (Hymenachine
amplexicaulis (Rudge) Nees)
Rumput kumpai (Hymenachine amplexicaulis (Rudge) Nees) merupakan
kekayaan sumber daya alam yang memiliki nilai biologis yang tinggi, juga
merupakan salah satu jenis rumput rawa yangmempunyai potensi sebagai hijauan pakan dan turut menunjang upaya penganekaragaman pakan untuk menjamin ketersediaan sumber pakan yang bermutu dan tidak bersaing dengan
manusia. Rumput kumpai sudah dimanfaatkan oleh peternak sebagai pakan ternak ruminansia besar yang digembalakan pada lahan-lahan yang banyak ditumbuhi rumput kumpai. Tetapi sampai saat ini informasi dasar mengenai segi teknis dan pembudidayaannya untuk meningkatkan daya gunanya sebagai pakan
ternak belum ada. Upaya untuk meningkatkan produktivitas ternak seringkali dihadapkan pada kendala mutu genetik ternak yang kurang baik, tatalaksana zooteknis yang kurang memadai dan pemberian pakan yang belum memenuhi kebutuhan ternak baik kualitas, kuantitas maupun kontinyunitasnya. Diantara tiga kendala tersebut pakan merupakan faktor yang paling besar peranannya. Hal ini disebabkan karena pakan merupakan bagian penting dalam sistem produksi peternakan. Penganekaragaman hijauan unggul dan
perbaikan mutu pakan akan sangat membantu meningkatkan efisiensi usahatani. Hijauan
pakan dengan kualitas yang baik akan mendukung tercapainya produksi ternak yang
tinggi. Rumput lokal kumpai merupakan tanaman menahun, cepat berbiak, membentuk rumpunrumpun besar dengan tinggi 0,5 – 1 m. Helai daun lebih panjang serta lebih lebar dibanding rumput Brachiaria mutica tetapi kaku dan kasar dengan panjang daun antara 10 – 30 cm dan lebar mencapai 2,5 cm. Daun bawahmembulat lebar dengan ujung lancip, kuncup daun muda melipat kedalam daun. Rumput ini tumbuh menjulur dengan batang berbukubuku. Pada tiap buku ditumbuhi bulu-bulu akar serta didalam batang ada lapisan gabus.
Rumput lampung (setaria sp) sebagai pakan ternak
Pemerintah menganjurkan untuk mengembangkan hijauan pakan unggul salah satunya Rumput lampung (Setaria sp) karena mempunyai nilai gizi yang tinggi bila dibandingkan dengan rumput lokal, terutama kandungan protein kasarnya yang sangat dibutuhkan oleh ternak terutama sapi untuk menghasilkan daging dan susu.

Budidaya rumput lampung banyak dijumpai di wilayah padat ternak dan padat penduduk seperti di Pulau Jawa, Lampung dan Bali. Rumput lampung (Setaria sp) merupakan rumput potong yang tumbuh tegak membentuk rumpun dengan tinggi 1 m, yang dapat ditanam di areal tanaman pangan, sehingga dapat menambah pendapatan petani dari hasil yang diberikan kepada ternak.
Rumput lampung tahan terhadap genangan air dengan hasil hijauan segar sebanyak 100-110 ton/ha/tahun (satu kali pemotongan dengan interval 45 hari adalah 12,50–13,75 ton/ha). Panen pertama pada umur 45-60 hari setelah tanam, dengan tinggi pemotongan 5-10 cm, sehingga dapat mencukupi kebutuhan ternak sapi potong sebanyak kurang lebih 9-11 ekor dengan berat badan 300 kg.
Nilai gizi yang terkandung dalam rumput lampung ini adalah protein kasar 6-7 %, serat kasar 42,0 %, BETN (Bahan Ektrat Tampa Nitrogen) 36,1 %, dan lemak 2,8%. Di samping sebagai rumput potong untuk pakan ternak, juga digunakan sebagai rumput untuk padang penggembalaan, karena tahan injakan.
Bentuk umum dari rumput lampung ini, selain dapat membentuk rumpun, dan tumbuh tegak, juga mempunyai bentuk daun agak lebar, halus dan lemas pada permukaan atasnya terutama dekat batang, daunnya agak lunak. Pangkal batangnya berwarna kemerah-merahan dan bunganya tersusun dalam tandan yang berwarna coklat keemasan.
Rumput ini dapat tumbuh di mana-mana di seluruh Indonesia terutama pada daerah dengan ketinggian 25-800 m dari permukaan laut, dengan curah hujan tidak kurang dari 760 mm/tahun, terutama pada daerah yang tanahnya berpasir. Rumput ini juga tahan terhadap kekeringan dan untuk padang penggembalaan, harus diatur supaya jangan terjadi penggembalaan yang berlebihan (overgrazing).


RUMPUT BRACHIARIA Sp

Brachiaria adalah salah satu rumput unggul introduksi yang telah beradaptasi dan dikenal oleh peternak di Indonesia. Rumput ini bisa tumbuh di hampir sebagian besar Indonesia, karena sesuai dengan iklim di Indonesia yang tropis dan toleran terhadap berbagai jenis tanah, termasuk tanah asam. Tumbuhnya semi tegak membentuk hamparan dengan ketinggian sekitar 45 cm. Budidayanya bisa menggunakan biji atau pols, dan bisa dipanen pada umur 3-5 bulan setelah biji disebar. Brachiaria mengandung nilai nutrisi yang baik,
dicirikan dengan nilai palatabilitas dan protein yang tinggi. Selain sebagai pakan ternak, rumput ini juga bisa dimanfaatkan sebagai tanaman penutup di perkebunan atau untuk reklamasi dan konservasi pada lahanmarjinal.

Rumput Brachiaria adalah salah satu rumput gembala yang memiliki produksi lebih
baik jika dibandingkan dengan rumput lapangan, memiliki nilai nutrisi yang tinggi,
lebih tahan pada musim kemarau dan cocok untuk daerah tropis. Rumput ini berasal dari
daerah Afrika (Uganda, Kenya, Tanzania) menyebar ke berbagai daerah termasuk kedaerah Asia dan pasifik.

KARAKTERISASI BRACHIARIA
Tumbuhnya semi tegak sampai tegak (prostate/semierect-erect), merupakan rumput yang berumur panjang, tumbuh membentuk hamparan lebat, tinggi hamparan dapat mencapai 30 – 45 cm dan tangkai yang sedang berbunga dapat mencapi tinggi 1m atau tanaman yang tumbuh creeping parennia. Sedangkan Memiliki rhizoma yang pendek dan tinggi
batang sekitar 30-200 cm. Bentuk daun linear biasanya berukuran 10-100 cm x 3-20 mm,
berambut atau berbulu dan berwarna hijau gelap. Infloresence (bunga) terdiri dari 2-16
tandan (racemes) dengan panjang 4-20 cm, spikelet dalam satu baris; luas rachis 1 mm, berwarna ungu, spikelet berbentuk elips panjang 4-6 mm, berbulu atau berbulu pada
ujungnya, panjang glume sepertiga dari panjang spikelet (SCHULTZE-KRAFT, 1992).
Rumput ini tumbuh baik pada daerah humid–sub humids tropis dan dapat tumbuh
pada musim kering kurang dari 6 bulan. Tumbuh baik pada jenis tanah apapun
termasuk tanah berpasir atau tanah asam. Brachiaria brizantha, Brachiaria decumbens dan Brachiaria humidicola sangat toleran terhadap tanah-tanah yang asam dan respon terhadap pemupukan yang mengandung unsur N, P, K, walaupun tidak tahan terhadap tanah berdrainase rendah. Tahan terhadap injakan, dan renggutan (AAK, 1983). Tinggi tempat yang cocok untuk tanaman ini sampai 3000 m dpl dengan suhu optimal untuk tumbuh adalah 30–350C (ANONIM, 1999). Perbanyakan rumput ini biasanya
menggunakan biji, biji yang dibutuhkan per hektar adalah 1,5 –12 Kg/Ha tergantung pada
kaulitas biji. Biji biasanya di sebarkan kemudian ditanam pada kedalaman kurang lebih 2-4 cm pada tanah. Biji yang baru panen sulit untuk berkecambah, oleh karena itu
sebaiknya biji ditoreh terlebih dahulu, direndam menggunakan asam sulfat atau
disimpan dahulu selama 6-8 bulan sebelum digunakan. Selain menggunakan biji, rumput
Brachiaria brizantha dapat diperbanyak dengan menggunakan sobekan atau stek batang..
Brachiaria brizantha tumbuh dengan cepat, dan dapat dipanen/digunakan untuk
pengembalaan ringan (light grazing) pada umur 3-5 bulan setelah biji disebar. Bisa
tumbuh dengan baik apabila ditanam bersama legum pohon atau herba seperti Desmodium heterocarpon, centrosema pubescens, Pueraria
phaseoloides, Stylosanthes, leucaena leucochepala dll. Serta tahan terhadap hama
spittlebug (famili Cercopidae). Rumput ini juga dapat terus menerus tumbuh/dirotasi dengan tinggi pemotongan 20-30 Cm, dapat dipanen dengan cara grazing atau sistem cut and carry Panen yang dihasilkan mencapai 8-20t/ha/tahun, dengan stocking rates 1,5 sapi
jantan/ha pada musim kering dan 2,5 sapi jantan pada musim hujan. Sedangkan panen
biji dapat diperoleh pada umur rumput 6-8 bulan tergantung pada kondisi lingkungan,
hasil panen biji mencapai 100 – 500 Kg/ha.







LEGUME
Tanaman kacang-kacangan (Leguminosae) merupakan salah satu hijauan pakan ternak yang mengandung protein lebih tinggi daripada rumput. Legume selain digunakan sebagai pakan ternak, legume juga berfungsi sebagai tanaman penutup tanah (cover crop) dan pendukung kesuburan tanah melalui fiksasi nitrogen (N2).
Menurut fungsinya, legume terbagi menjadi 3 macam yaitu :
1. Sebagai bahan pangan dan hijauan pakan ternak (Papilionaceae):
Kacang Tanah (Arachis hipogeae), Kacang Kedele (Glycine soya), Kacang Panjang (Vigna sinensis)
2. Sebagai hijauan pakan ternak (Mimosaceae):
Kacang Gude (Cayanus cayan), Kalopo (Calopogonium muconoides), Sentro (Centrosoma pubescens)
3. Multi fungsi (pakan, pagar, pelindung, penahan erosi):
Gliricidea maculata, Albazia falcate
Berikut contoh legume yang berfungsi bahan pangan dan hijauan pakan ternak.
• Kacang Tanah (Arachis hypogea)
Kacang tanah (Arachis hypogea (L.) Merr.) berasal dari Brasilia. Kesesuaian lingkungan usahatani kacang tanah antara 1-500 m dpi. Kacang tanah berguna untuk membantu menyuburkan tanah, karena pada akarnya terdapat bakteri Rhizobium yang dapat memperkaya kandungan nitrogen tanah. Biji kacang tanah mengandung kadar lemak dan protein tinggi. Kandungan proteinnya sekitar 25-34%, terdiri dari asam-asam amino esensial seperti arginin, fenilalanin, histidin, isoleusin, leusin, lisin, metionin, triptofan, dan valin
• Kedelai (Glycine max)
Tanaman kedelai termasuk famili Leguminosae, SUD famili Papilonideae. Kedelai dapat tumbuh sampai ketinggian 1500 m dpi, sedangkan ketinggian optimalnya adalah 650 m dpi. Untuk pertumbuhan kedelai perlu suhu optimal 29,4"C, pH tanah 6,0-6,8. Kedelai dapat ditanam secara monokultur maupuntumpang sari, di lahan kering (tegalan) maupun di lahan bekas padi di lahan sawah. Kedelai merupakan sumber protein nabati. Rata-rata kandungan protein biji adalah 35%, kandungan asam amino terbanyak adalah leusin (484 mg/g N2). Kedelai juga digunakan sebagai bahan pakan ternak.
Berikut contoh legume yang dikembangkan sebagai hijauan pakan ternak.
• Calopogonium mucunoides
Legum Calopo ini berasal dari Amerika Selatan tropik yanng bersifat perenial, merambat, membelit dan hidup pada daerah yang tinggi kelembapan udaranya. Batang dan daun yang masih muda berbulu, berwarna coklat keemasan, bentuk daun trofoliat, bunganya kecil dan berwarna ungu. Calopo mempunyai akar yang keluar dari buku batangnya sehingga baik bila digunakan untuk tanaman penutup tanah pencegah erosi (Reksohadiprodjo, 1985).
• Centrosema pubescens
Menurut Reksohadiprodjo (1985), legume ini termasuk tahan kering dan bila penanaman telah berhasil terjadi, maka akan tahan hidup dibawah naungan. Bila Centrosema pubescens ditanam dengan jarak tanam yang jarang dan tidak dinaungi, maka produksi biji sangat banyak. Sifat legum ini adalah perenial, agresif, batang-batangnya menjalar.
Berikut contoh legume yang memliki peranan multi fungsi.
• Gamal (Gliricidea sepium)
Gamal telah dimanfaatkan secara luas untuk berbagai keperluan. Tanaman ini juga digunakan dalam berbagai sistem pertanaman, sebagai pohon pelindung dalam penanaman teh, cokelat atau kopi, sebagai penyangga hidup untuk tanaman vanili, lada hitam dan ubi jalar. Gamal umumnya digunakan sebagai pagar hidup, tanaman pupuk hijau pada pola tanam tumpang sari, sebagai penahan tanah pada pola tanam lorong dan terasering. Selain itu, tanaman ini juga ternyata dapat digunakan untuk mereklamasi tanah atau lahan yang gundul atau tanah yang rapat ditumbuhi oleh alang alang (Imperata cylindrica). Bahkan konon, nama Gamal itu merupakan akronim dari Ganyang Mati Alang-alang.

Achima Abelard mengatakan...

We would like to acknowledge the exceptional service that we received during the entire refinancing process. Mr Lee professionalism and knowledge of the loan company was impressive and truly appreciated. Mr Lee is a reliable loan officer.In the past, we have had experience with several others banks and have found the process frustrating and tedious. Mr Lee went above and beyond to ensure that all of our needs were met and that everything was handled thoroughly and efficiently. We have and will continue to recommend him in the future.”Mr Lee Contact Email /Whatsapp 247officedept@gmail.com    +1-989-394-3740

bahan kuliah 2, MK Pengendalian Kebakaran dan Penggembalaan Liar, Prodihut, S1

Fakta Empirik Kebakaran dan Penggembalaan Liar di Indonesia  Musim kemarau panjang di Indonesia identik dengan masalah akut seputar...