Rabu, 08 Maret 2017

bahan kuliah MK "perlindungan kebakaran hutan dan penggembalaan liar" Prodihut, Faperta, Undana

TUGAS ORIENTASI MATAKULIAH:

1. Bentuk 4 kelompok diskusi
2. Bacalah bahan di bawah ini SESUAI KELOMPOK
3. kerjakan tugas
4. Presentasikan pada waktu yang ditentukan
5. Setelah presentias dan diskusi, kumpulkansebagai tugas pribadi setiap mahasiswa

KELOMPOK 1:

A wildfire or wildland fire is a fire in an area of combustible vegetation that occurs in the countryside or rural area.[1] Depending on the type of vegetation where it occurs, a wildfire can also be classified more specifically as a brush fire, bush fire, desert fire, forest fire, grass fire, hill fire, peat fire, vegetation fire, or veld fire.[2]

 Tugas: apa yang dimaksudkan dengan tipe-tipe vegetasi dan mengapa klasifikasi kebakaran lahan harus mengikuti tipe vegetasi tersebut?

KELOMPOK 2:

Fossil charcoal indicates that wildfires began soon after the appearance of terrestrial plants 420 million years ago.[3] Wildfire’s occurrence throughout the history of terrestrial life invites conjecture that fire must have had pronounced evolutionary effects on most ecosystems' flora and fauna.[4] Earth is an intrinsically flammable planet owing to its cover of carbon-rich vegetation, seasonally dry climates, atmospheric oxygen, and widespread lightning and volcano ignitions.[4]
Wildfires can be characterized in terms of the cause of ignition, their physical properties, the combustible material present, and the effect of weather on the fire.[5] Wildfires can cause damage to property and human life, but they have many beneficial effects on native vegetation, animals, and ecosystems that have evolved with fire.[6][7]

Tugas: kebakaran liar pada komunitas tumbuhan daratan telah terjadi sejak ratusan juta tahun lalu. Ada kerugian tetapi ada juga keuntungan dari kebakaran liar. Identifikasikan dan jelaskan

KELOMPOK 3 

Many plant species depend on the effects of fire for growth and reproduction.[8] However, wildfire in ecosystems where wildfire is uncommon or where non-native vegetation has encroached may have negative ecological effects.[5] Wildfire behaviour and severity result from the combination of factors such as available fuels, physical setting, and weather.[9][10][11] Analyses of historical meteorological data and national fire records in western North America show the primacy of climate in driving large regional fires via wet periods that create substantial fuels or drought and warming that extend conducive fire weather.[12]

Tugas: perilaku kebakaran liar dapat terjadi karena dan kombinasi 3 hal berikut: ketersediaan bahan bakar, kondisi fisik dan iklim. Coba anda perjelas maksud pernyataan tersebut

KELOMPOK 4

Strategies of wildfire prevention, detection, and suppression have varied over the years.[13] One common and inexpensive technique is controlled burning: permitting or even igniting smaller fires to minimize the amount of flammable material available for a potential wildfire.[14][15] Vegetation may be burned periodically to maintain high species diversity and frequent burning of surface fuels limits fuel accumulation.[16][17] Wildland fire use is the cheapest and most ecologically appropriate policy for many forests.[18] Fuels may also be removed by logging, but fuels treatments and thinning have no effect on severe fire behavior.[19] Wildfire itself is reportedly "the most effective treatment for reducing a fire's rate of spread, fireline intensity, flame length, and heat per unit of area" according to Jan Van Wagtendonk, a biologist at the Yellowstone Field Station.[20]

Tugas: Wagtendonk mengatakan bahwa kebakaran liar adalah cara paling efektif untuk mengontrol perilaku api. Mengapa demikian? Jelaskan

Keterangan: bahan diambil dari wikipedia.org

Kamis, 12 Mei 2016

sistem sgrororestri di indonesia by kurniatun hairiah, sunaryo dan widianto (MK Agroforestri, Prodi Kehutanan)



SISTEM AGROFORESTRI DI INDONESIA
Kurniatun Hairiah, Sunaryo dan Widianto


1.   Agroforestri: ilmu baru, teknik lama


Penanaman berbagai macam pohon dengan atau tanpa tanaman setahun (semusim) pada lahan yang sama sudah sejak lama dilakukan petani di Indonesia. Contoh ini dapat dilihat dengan mudah pada lahan pekarangan di sekitar tempat tinggal petani. Praktek ini semakin meluas belakangan ini khususnya di daerah pinggiran hutan dikarenakan ketersediaan lahan yang semakin terbatas.  Konversi hutan alam menjadi lahan pertanian disadari  menimbulkan banyak masalah seperti penurunan kesuburan tanah, erosi, kepunahan flora dan fauna, banjir, kekeringan dan bahkan perubahan lingkungan global. Masalah ini bertambah berat dari waktu ke waktu sejalan dengan meningkatnya luas areal hutan yang dikonversi menjadi lahan usaha lain. Maka lahirlah agroforestri sebagai suatu cabang ilmu pengetahuan baru di bidang pertanian atau kehutanan. Ilmu ini berupaya mengenali dan mengembangkan keberadaan sistem agroforestri yang telah dikembangkan petani di daerah beriklim tropis maupun beriklim subtropis sejak berabad-abad yang lalu. Agroforestri merupakan gabungan ilmu kehutanan dengan agronomi, yang memadukan usaha kehutanan dengan pembangunan pedesaan untuk menciptakan keselarasan antara intensifikasi pertanian dan pelestarian hutan (Bene, 1977; King 1978; King, 1979).

Kamis, 21 April 2016

bahan TAKE HOME EXAM mk "perubahan iklim, adaptasi dan mitigasi", peminatan iklim dan pembangunan, prodi ilmu lingkungan, PPS Undana

Soal Test:

  • Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia"[1] melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.
Pertanyaan: apa yang dimasudkan dengan rata-rata suhu global? Apa faktor pengendalinya? Jelaskan mengapa aktivitas manusia disebut sebagai penyebab kenaikan rata-rata suhu global dimaksud? 

Rabu, 16 Maret 2016

inventarisasi sumberdaya alam: masalah, maksud, tujuan dan terminologi


Pengertian inventarisasi sumberdaya alam adalah pengumpulan dan penyusunan data dan segala sesuatu mengenai sumberdaya alam guna melakukan perencanaan pengelolaan sumberdaya alam bagi kesejahteraan masyarakat secara lestari dan serbaguna.

Inventarisasi sumberdaya alam juga dapat didefinisikan sebagai suatu usaha untuk menguraikan kualitas dan kuantitas sumberdaya alam serta berbagai ciri dan karakteristik arael tempat tumbuhnya. Tujuan dari inventarisasi sumberdaya alam adalah untuk mendapatkan data yang akan diolah menjadi informasi yang dipergunakan sebagai bahan perencanaan dan perumusan kebijaksanaan strategik jangka panjang, jangka menengah dan operasional jangka pendek sesuai dengan tingkatan dan Ketajaman inventarisasi yang dilaksanakan.

1.   Permasalahan  
Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup adalah:
·         keterbatasan data dan informasi dalam kuantitas maupun kualitasnya. Keterbatasan data dan informasi yang akurat berpengaruh pada kegiatan pengelolaan dan pengendalian sumber daya alam dan lingkungan hidup yang belum dapat berjalan dengan baik. Sementara itu, sistem pengelolaan informasi yang transparan juga belum melembaga dengan baik sehingga masyarakat belum mendapat akses terhadap data dan informasi secara memadai.
·         Permasalahan pokok lainnya adalah kurang efektifnya pengawasan dan pengendalian dalam pengelolaan sumber daya alam yang ada, yang menyebabkan kerusakan sumber daya alam. Kondisi ini ditandai dengan maraknya pengambilan terumbu karang dan pemboman ikan, perambahan hutan, kebakaran hutan dan lahan serta pertambangan tanpa izin.
·         Permasalahan lainnya adalah belum jelasnya pengaturan pemanfaatan sumber daya genetik yang mengancam keanekaragaman hayati dan kesehatan manusia serta permasalahan ketergantungan yang tinggi pada sumber daya fosil.

Rabu, 20 Januari 2016

soal ujian (take home exam) Statistika Sosial, Prodi MAP, PPS Undana


  • Berikut ini adalah data hubungan antara pendapatan keluarga per hari (X1) dan jumlah anggota keluarga (X2) dengan besarnya pengeluaran keluarga per hari (Y):

X1 (dalam ribu) : 100, 20, 40, 60, 80, 70, 40, 60, 70, 60
X2                   : 7, 3, 2, 4, 6, 5, 3, 3, 4, 3
Y (dalam ribu)    : 23, 7, 15, 17, 23, 22, 10, 14, 20, 19
Buatkan peramalan yang mungkin berdasarkan persamaan garis regresi yang berhasil ditetapkan. Berikan pula signifikansi hasil ujinya.

  • Dinas X menyatakan bahwa rata-rata pendapatan anak-anak yang berjualan koran kota kupang adalah sebesar Rp. 10.000,- per hari dengan simpangan baku sebesar Rp. 1500,- . Seorang mahasiswa S2 MAP Undana meneliti pada 50 orang anak penjual koran menemukan bahwa rata-rata pendapatan mereka sebenarnya adalah Rp.10.500,- per hari. Ujilah pendapat dinas X tersebut pada taraf uji 5% dan 1%.

Senin, 12 Oktober 2015

apa itu forest (sumber: wikipedia), MK pengantar ilmu kehutanan, Semester I, Prodi Kehutanan, Undana

bagaimana kita memahami hutan. Apakah sama pengertian hutan dan kehutanan?. Di NTT, menurut data TGHK (1982) luas kawasan hutan mencapai 1.8 juta ha. Akan tetapi dimana-mana yang dilihat awam adalah tanah kosong minim pohon. Bagaimana mengelola hutan dan kehutanan dalam situiasi seperti itu? Kita memulai perkuliahan ini dengan memahami terlebih dahulu arti kata "hutan (forest atau sylvo). Selamat menimba ilmu...

(kiri: kawasan hutan di daerah Lelogama, Kupang, NTT)






Kamis, 08 Oktober 2015

Klasifikasi dan Kriteria Kawasan Konservasi (MK Pengelolaan Kawasan Konservasi, S2, lmu Lingkungan)



KLASIFIKASI DAN KRITERIA KAWASAN KONSERVASI

A. Klasifikasi dan Kriteria Kawasan Konservasi Menurut Sistem IUCN

IUCN membagi kawasan konservasi berdasarkan klasifikasi menurut kategori yang terdiri dari:

1. Kategori I. Kawasan Rimba
Merupakan areal yang dilindungi terutama untuk kepentingan ilmu pengetahuan atau perlindungan hutan belantara.

1.1. Kategori I.a. Cagar Alam :
Merupakan areal daratan dan atau perairan laut yang memiliki beberapa nilai-nilai utama atau perwakilan ekosistem, jenis dan/atau kenampakan fisiografis, atau geologis, yang ditunjuk dan ditetapkan terutama untuk kepentingan ilmu pengetahuan, penelitian, dan/atau pemantauan lingkungan.

Kriteria penunjukan :
·         areal harus cukup luas untuk memastikan integritas ekosistem dan memenuhi tujuan pengelolaan dari areal yang dilindungi
·         areal harus dengan mantap bebas dari semua intervensi manusia secara langsung dan mampu untuk dapat dikelola
·         konservasi keanekaragaman hayati dapat dilakukan melalui perlindungan dan tidak memerlukan adanya manipulasi atau kegiatan pengelolaan habitat secara aktif

1.2. Kategori I.b. Kawasan Belantara Alam
Merupakan areal yang luas terdiri dari daratan dan/atau perairan laut yang tidak sama sekali mengalami modifikasi atau hanya sedikit sekali termodifikasi, dan tetap dominan memperlihatkan karakter dan pengaruh alami, sebagai tempat tinggal yang penting atau permanen dari hidupan liar, yang memerlukan upaya pengaturan dan perlindungan agar mampu memelihara dan melestarikan kondisi alamnya.

bahan kuliah 2, MK Pengendalian Kebakaran dan Penggembalaan Liar, Prodihut, S1

Fakta Empirik Kebakaran dan Penggembalaan Liar di Indonesia  Musim kemarau panjang di Indonesia identik dengan masalah akut seputar...