bahan dikutip dari http://surachman-manan.blogspot.com/2010
A. Ekosistem darat
Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan.
Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan
menjadi beberapa bioma, yaitu sebagai berikut.
1. Bioma Gurun
Beberapa Bioma gurun terdapat di daerah tropika
(sepanjang garis balik) yang berbatasan dengan padang rumput. Ciri-ciri
bioma gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25 cm/tahun). Suhu slang
hari tinggi (bisa mendapai 45°C) sehingga penguapan juga tinggi, sedangkan
malam hari suhu sangat rendah (bisa mencapai 0°C). Perbedaan suhu antara siang
dan malam sangat besar. Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukuran
kecil. Selain itu, di gurun dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri
contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai
jaringan untuk menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia,
ular, kadal, katak, dan kalajengking.
2. Bioma padang rumput
Bioma ini terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke
subtropik. Ciri-cirinya adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun dan
hujan turun tidak teratur. Porositas (peresapan air) tinggi dan drainase
(aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan
rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain: bison,
zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus
dan ular.
3. Bioma hutan basah
Bioma Hutan Basah terdapat di daerah tropika dan subtropik. Ciri-cirinya
adalah, curah hujan 200-225 cm per tahun. Species pepohonan relatif banyak,
jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya.
Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinngi dan berdaun lebat
hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim
mikro (iklim yang langsung terdapat di sekitar organisme). Daerah tudung cukup
mendapat sinar matahari. Variasi suhu dan kelembapan tinggi/besar; suhu
sepanjang hari sekitar 25°C. Dalam hutan basah tropika sering terdapat tumbuhan
khas, yaitu liana (rotan), kaktus, dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara
lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.
4. Bioma hutan gugur
Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang. Ciri-cirinya
adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Terdapat di daerah yang mengalami
empat musim (dingin, semi, panas, dan gugur). Jenis pohon sedikit (10 s/d 20)
dan tidak terlalu rapat. Hewannya antara lain rusa, beruang, rubah, bajing,
burung pelatuk, dan rakoon (sebangsa luwak).
5. Bioma taiga
Bioma taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan
di pegunungan daerah tropik. Ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah.
Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer,
pinus, dap sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali. Hewannya antara
lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan
pada musim gugur.
6. Bioma tundra
Bioma tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di
dalam lingkaran kutub utara dan terdapat di puncak-puncak gunung
tinggi.Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang
dominan adalah Sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang
pendek, dan rumput. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan
yang dingin. Hewan yang hidup di daerah ini ada yang menetap dan ada yang
datang pada musim panas, semuanya berdarah panas. Hewan yang menetap memiliki
rambut atau bulu yang tebal, contohnya muscox, rusa kutub, beruang kutub, dan
insekta terutama nyamuk dan lalat hitam.
B. Ekosistem Air Tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara
lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh
iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan
lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar.
Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.
Adaptasi organisme air tawar adalah sebagai berikut.
Adaptasi organisme air tawar adalah sebagai berikut.
1. Adaptasi tumbuhan
Tumbuhan yang hidup di air tawar biasanya bersel satu
dan dinding selnya kuat seperti beberapa alga biru dan alga hijau. Air masuk ke
dalam sel hingga maksimum dan akan berhenti sendiri. Tumbuhan tingkat tinggi,
seperti teratai (Nymphaea gigantea), mempunyai akar jangkar (akar sulur). Hewan
dan tumbuhan rendah yang hidup di habitat air, tekanan osmosisnya sama dengan
tekanan osmosis lingkungan atau isotonis.
2. Adaptasi hewan
Ekosistem air tawar dihuni oleh nekton. Nekton
merupakan hewan yang bergerak aktif dengan menggunakan otot yang kuat. Hewan
tingkat tinggi yang hidup di ekosistem air tawar, misalnya ikan, dalam
mengatasi perbedaan tekanan osmosis melakukan osmoregulasi untuk memelihara
keseimbangan air dalam tubuhnya melalui sistem ekskresi, insang, dan
pencernaan. Habitat air tawar merupakan perantara habitat laut dan habitat
darat. Penggolongan organisme dalam air dapat berdasarkan aliran energi dan
kebiasaan hidup.
Berdasarkan aliran energi, organisme dibagi menjadi
autotrof (tumbuhan), dan fagotrof (makrokonsumen), yaitu karnivora predator,
parasit, dan saprotrof atau organisme yang hidup pada substrat sisa-sisa
organisme. Sedangkan Berdasarkan kebiasaan hidup, organisme dibedakan sebagai
berikut:
a)
Plankton terdiri atas fitoplankton dan zooplankton, biasanya
melayang-layang (bergerak pasif) mengikuti gerak aliran air.
b)
Nekton hewan yang aktif berenang dalam air, misalnya ikan.
c)
Neuston organisme yang mengapung atau berenang di permukaan air atau
bertempat pada permukaan air, misalnya serangga air.
bertempat pada permukaan air, misalnya serangga air.
d) Perifiton merupakan tumbuhan atau hewan yang
melekat/bergantung pada tumbuhan atau benda lain, misalnya keong.
e)
Bentos hewan dan tumbuhan yang hidup di dasar atau hidup pada endapan.
Bentos dapat sessil (melekat) atau bergerak bebas, misalnya cacing dan remis.
Di danau terdapat pembagian daerah berdasarkan
penetrasi cahaya matahari. Daerah yang dapat ditembus cahaya matahari sehingga
terjadi fotosintesis disebut daerah fotik. Daerah yang tidak tertembus cahaya
matahari disebut daerah afotik. Di danau juga terdapat daerah perubahan
temperatur yang drastis atau termoklin. Termoklin memisahkan daerah yang hangat
di atas dengan daerah dingin di dasar. Komunitas tumbuhan dan hewan tersebar di
danau sesuai dengan kedalaman dan jaraknya dari tepi. Berdasarkan hal tersebut
danau dibagi menjadi 4 daerah sebagai berikut.
a.Daerah litoral
Daerah ini merupakan daerah dangkal. Cahaya matahari
menembus dengan optimal. Air yang hangat berdekatan dengan tepi.Tumbuhannya
merupakan tumbuhan air yang berakar dan daunnya ada yang mencuat ke atas
permukaan air. Komunitas organisme sangat beragam termasuk jenis-jenis ganggang
yang melekat (khususnya diatom), berbagai siput dan remis, serangga, krustacea,
ikan, amfibi, reptilia air dan semi air seperti kura-kura dan ular, itik dan
angsa, dan beberapa mamalia yang sering mencari makan di danau.
b.Daerah limnetik
Daerah ini merupakan daerah air bebas yang jauh dari
tepi dan masih dapat ditembus sinar matahari. Daerah ini dihuni oleh berbagai
fitoplankton, termasuk ganggang dan sianobakteri. Ganggang berfotosintesis dan
bereproduksi dengan kecepatan tinggi selama
musim panas dan musim semi. Zooplankton yang sebagian besar termasuk Rotifera dan udang- udangan kecil memangsa fitoplankton. Zooplankton dimakan oleh ikan-
ikan kecil. Ikan kecil dimangsa oleh ikan yang lebih besar, kemudian
ikan besar dimangsa ular, kura-kura, dan burung pemakan ikan.
musim panas dan musim semi. Zooplankton yang sebagian besar termasuk Rotifera dan udang- udangan kecil memangsa fitoplankton. Zooplankton dimakan oleh ikan-
ikan kecil. Ikan kecil dimangsa oleh ikan yang lebih besar, kemudian
ikan besar dimangsa ular, kura-kura, dan burung pemakan ikan.
c.Daerah profundal
Daerah ini merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah
afotik danau. Mikroba dan organisme lain menggunakan oksigen untuk respirasi
seluler setelah mendekomposisi detritus yang jatuh dari daerah limnetik. Daerah
ini dihuni oleh cacing dan mikroba.
d.Daerah bentik
Daerah ini merupakan daerah dasar danau tempat
terdapatnya bentos dan sisa-sisa organisme mati. Danau juga dapat dikelompokkan
berdasarkan produksi materi organik-nya, yaitu sebagai berikut :
a.
Danau Oligotropik
Oligotropik merupakan sebutan untuk danau yang dalam
dan kekurangan makanan, karena fitoplankton di daerah limnetik tidak produktif.
Ciricirinya, airnya jernih sekali, dihuni oleh sedikit organisme, dan di dasar
air banyak terdapat oksigen sepanjang tahun.
b. Danau Eutropik
Eutropik merupakan sebutan untuk danau yang dangkal
dan kaya akan kandungan makanan, karena fitoplankton sangat produktif.
Ciri-cirinya adalah airnya keruh, terdapat bermacam-macam organisme, dan oksigen
terdapat di daerah profundal.
Danau oligotrofik dapat berkembang menjadi danau
eutrofik akibat adanya materi-materi organik yang masuk dan endapan. Perubahan
ini juga dapat dipercepat oleh aktivitas manusia, misalnya dari sisa-sisa pupuk
buatan pertanian dan timbunan sampah kota yang memperkaya danau dengan buangan
sejumlah nitrogen dan fosfor. Akibatnya terjadi peledakan populasi ganggang
atau blooming, sehingga terjadi produksi detritus yang berlebihan yang akhirnya
menghabiskan suplai oksigen di danau tersebut. Pengkayaan danau seperti ini
disebut “eutrofikasi”. Eutrofikasi membuat air tidak dapat digunakan lagi dan
mengurangi nilai keindahan danau.
C. Ekosistem air laut
Ekosistem air laut dibedakan atas lautan, pantai,
estuari, dan terumbu karang.
1.
Laut
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar
garam) yang tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik,
karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar
25°C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi. Batas antara lapisan air
yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah disebut daerah
termoklin. Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur,
maka daerah permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan
air dari pantai ke tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan
sebaliknya, sehingga memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang berlangsung
balk. Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah
permukaannya secara horizontal.
1. Menurut kedalamannya, ekosistem air laut dibagi
sebagai berikut.
a. Litoral merupakan daerah yang berbatasan dengan
darat.
b. Neretik merupakan daerah yang masih dapat ditembus
cahaya matahari sampai bagian dasar dalamnya ± 300 meter.
c. Batial merupakan daerah yang dalamnya berkisar
antara 200-2500 m
d. Abisal merupakan daerah yang lebih jauh dan lebih
dalam dari
pantai (1.500-10.000 m).
pantai (1.500-10.000 m).
2. Menurut wilayah permukaannya secara horizontal,
berturut-turut dari tepi laut semakin ke tengah, laut dibedakan sebagai
berikut.
a) Epipelagik merupakan daerah antara permukaan dengan
kedalaman air sekitar 200 m.
b) Mesopelagik merupakan daerah dibawah epipelagik dengan
kedalaman 200-1000 m. Hewannya misalnya ikan hiu.
c) Batiopelagik merupakan daerah lereng benua dengan kedalaman
200-2.500 m. Hewan yang hidup di daerah ini misalnya gurita.
d) Abisalpelagik merupakan daerah dengan kedalaman
mencapai 4.000m; tidak terdapat tumbuhan tetapi hewan masih ada. Sinar matahari
tidak mampu menembus daerah ini.
e) Hadal pelagik merupakan bagian laut terdalam (dasar).
Kedalaman lebih dari 6.000 m. Di bagian ini biasanya terdapat lele laut
dan ikan Taut yang dapat mengeluarkan cahaya. sebagai produsen di tempat ini
adalah bakteri yang bersimbiosis dengan karang
tertentu.
tertentu.
Di laut, hewan dan tumbuhan tingkat rendah memiliki
tekanan osmosis sel yang hampir sama dengan tekanan osmosis air laut. Hewan
tingkat tinggi beradaptasi dengan cara banyak minum air, pengeluaran urin
sedikit, dan pengeluaran air dengan cara osmosis melalui insang. Garam yang
berlebihan diekskresikan melalui insang secara aktif.
2. Ekosistem pantai
Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem
darat, laut, dan daerah pasang surut. Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus
harian pasang surut laut. Organisme yang hidup di pantai memiliki
adaptasi struktural sehingga dapat melekat erat di substrat keras. Daerah
paling atas pantai hanya terendam saat pasang naik tinggi. Daerah ini dihuni
oleh beberapa jenis ganggang, moluska, dan remis yang menjadi konsumsi bagi
kepiting dan burung pantai. Daerah tengah pantai terendam saat pasang tinggi
dan pasang rendah. Daerah ini dihuni oleh ganggang, porifera, anemon laut,
remis dan kerang, siput herbivora dan karnivora, kepiting, landak laut, bintang
laut, dan ikan-ikan kecil. Daerah pantai terdalam terendam saat air pasang
maupun surut. Daerah ini dihuni oleh beragam invertebrata dan ikan serta rumput
laut.
Komunitas tumbuhan berturut-turut dari daerah pasang
surut ke arah darat dibedakan sebagai berikut.
1.
Formasi pes caprae: dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di
gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan
gelombang dan angin; tumbuhan ini menjalar dan berdaun tebal. Tumbuhan lainnya
adalah Spinifex littorius (rumput angin), Vigna,Euphorbia atoto, dan Canaualia
martina. Lebih ke arah darat lagi ditumbuhi Crinum asiaticum (bakung), Pandanus
tectorius (pandan), dan Scaeuola Fruescens (babakoan).
2.
Formasi baringtonia: daerah ini didominasi tumbuhan baringtonia, termasuk
di dalamnyaWedelia, Thespesia, Terminalia, Guettarda, dan Erythrina. Bila tanah
di daerah pasang surut berlumpur, maka kawasan ini berupa hutan bakau yang
memiliki akar napas. Akar napas merupakan adaptasi tumbuhan di daerah berlumpur
yang kurang oksigen. Selain berfungsi untuk mengambil oksigen, akar ini juga
dapat digunakan sebagai penahan dari pasang surut gelombang. Yang termasuk
tumbuhan di hutan bakau antara lain Nypa, Acathus, Rhizophora, dan Cerbera. Jika
tanah pasang surut tidak terlalu basah, pohon yang sering tumbuh adalah:
Heriticra, Lumnitzera, Acgicras, dan Cylocarpus.
3.
Estuari: estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut.
Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa
garam. Salinitas air berubah secara bertahap mulai dari daerah air tawar ke
laut. Salinitas ini juga dipengaruhi oleh siklus harian dengan pasang surut
aimya. Nutrien dari sungai memperkaya estuari. Komunitas tumbuhan yang hidup di
estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas
hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan. Bahkan ada
beberapa invertebrata laut dan ikan laut yang menjadikan estuari sebagai tempat
kawin atau bermigrasi untuk menuju habitat air tawar. Estuari juga merupakan
tempat mencari makan bagi vertebrata semi air, yaitu unggas air.
4.
Terumbu karang: Di laut tropis, pada daerah neritik, terdapat suatu
komunitas yang khusus yang terdiri dari karang batu dan organisme-organisme
lainnya. Komunitas ini disebut terumbu karang. Daerah komunitas ini masih dapat
ditembus cahaya matahari sehingga fotosintesis dapat berlangsung. Terumbu
karang didominasi oleh karang (koral) yang merupakan kelompok Cnidaria yang
mensekresikan kalsium karbonat. Rangka dari kalsium karbonat ini bermacam-macam
bentuknya dan menyusun substrat tempat hidup karang lain dan ganggang.
Hewan-hewan yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis dan sisa organik
lain. Berbagai invertebrata, mikro organisme, dan ikan, hidup di antara karang
dan ganggang. Herbivora seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi
gurita, bintang laut, dan ikan karnivora.
D. Kesimpulan
Ekosistem mempunyai berbagai macam bentuk yaitu
ekosistem darat lingkungan fisiknya sebagai bioma yakni Bioma gurun, Bioma
padang rumput, Bioma Hutan Basah, Bioma hutan gugur, Bioma taiga, dan Bioma
tundra. air tawar ekosistem antara lain variasi suhu tidak mencolok, dikurangi
penembusan cahaya, dan terpengaruh iklim dan cuaca. Memopsisikan ekosistem
pantai ini berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah pasang surut Di
laut tropis, pada daerahnya neritik, siap satu sesuatu komunitas khusus terdiri
dari mahluk lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar