A. Metode
Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos’’ yang
berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka
metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi
sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk
mencapai tujuan. Adapun pengertian dan definisi metode menurut para ahli antara
lain :
1. Rothwell & Kazanas => Metode adalah cara, pendekatan, atau proses
untuk menyampaikan informasi.
2. Titus => Metode adalah rangkaian cara dan langkah yang tertib dan terpola untuk
menegaskan bidang keilmuan.
3. Macquarie => Metode adalah suatu cara melakukan sesuatu,
terutama yang berkenaan dengan rencana tertentu.
4. Wiradi => Metode adalah seperangkat langkah (apa yang harus dikerjakan) yang
tersusun secara sistematis (urutannya logis).
5. Almadk (1939) => Metode adalah cara menerapkan prinsip-prinsip
logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran.
6. Ostle (1975) =>Metode adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk
memperoleh sesuatu interelasi.
7. Drs. Agus M. Hardjana => Metode adalah cara yang sudah dipikirkan
masak-masak dan dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah tertentu guna
mencapai tujuan yang hendak dicapai.
8. Hebert Bisno (1969) =>Metode adalah teknik-teknik yg digeneralisasikan
dgn baik agar dapat diterima atau digunakan secara sama dalam satu disiplin,
praktek, atau bidang disiplin dan praktek.
9. Max Siporin (1975) => Metode adalah sebuah orientasi aktifitas yg
mengarah kepada persyaratan tugas-tugas dan tujuan-tujuan nyata.
10. Rosdy Ruslan (2003:24) =>Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan
dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu subjek atau objek
penelitian, sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat dipertanggung
jawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahannya.
11. Nasir (1988:51) =>Metode adalah cara yang digunakan untuk memahami
sebuah objek sebagai bahan ilmu yang bersangkutan.
12. KlikSaya => Metode adalah cara
kerja yang besistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna
mencapai tujuan yang ditentukan.
13. Arti Kata => Metode adalah cara teratur yang digunakan untuk
melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki (http://artikata.com/arti-340805-Metode.html).
14. Kamus Bahasa Indonesia => Metode adalah cara kerja yg bersistem untuk
memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yg ditentukan.
15. Depatemen Sosial RI =>Metode adalah cara teratur yg digunakan utk
melaksanakan pekerjaan agar tercapai hasil sesuai dgn yg diharapkan.
B. Penelitian
Penelitian atau riset berasal dari bahasa inggris
research yang artinya adalah proses pengumpulan informasi dengan tujuan
meningkatkan, memodifikasi atau mengembangkan sebuah penyelidikan atau kelompok
penyelidikan.
Pada dasarnya riset atau penelitian adalah setiap proses yang menghasilkan ilmu pengetahuan. Adapun pengertian penelitian menurut para ahli adalah :
Pada dasarnya riset atau penelitian adalah setiap proses yang menghasilkan ilmu pengetahuan. Adapun pengertian penelitian menurut para ahli adalah :
1. Fellin, Tripodi & Meyer (1996) => Penelitian adalah suatu cara sistematik untuk
maksud meningkatkan, memodifikasi dan mengembangkan pengetahuan yang dapat di
sampaikan (dikomunikasikan) dan diuji (diverifikasi) oleh peneliti lain.
2. Kerlinger (1986: 17-18) =>Penelitian adalah investigasi yang sistematis,
terkontrol, empiris dan kritis dari suatu proposisihipotesis mengenai hubungan
tertentu antarfenomena.
3. Indriantoro & Supomo (1999: 16) => Penelitian merupakan refleksi dari keinginan untuk
mengetahui sesuatu berupa fakta-fakta atau fenomena alam.
4. David H. Penny =>Penelitian adalah pemikiran yang sistematis
mengenai berbagai jenis masalah yang pemecahannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran
fakta-fakta.
5. J. Suprapto =>Penelitian adalah penyelidikan dari suatu bidang
ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta atau
prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati, serta sistematis.
6. Sutrisno Hadi =>Penelitian merupakan usaha untuk menemukan,
mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.
7. Mohammad Ali =>Penelitian adalah suatu cara untuk memahami
sesuatu melalui penyelidikan atau usaha mencari bukti-bukti yang muncul
sehubungan dengan masalah itu, yang dilakukan secara hati-hati sekali sehingga
diperoleh pemecahannya.
8. Tuckman =>Penelitian merupakan suatu usaha yang sistematis untuk menemukan jawaban
ilmiah terhadap suatu masalah (a systematic attempt to provide answer to
question). Sistematis artinya mengikuti prosedur atau langkah-langkah
tertentu. Jawaban ilmiah adalah rumusan pengetahuan, generaliasi, baik berupa
teori, prinsip baik yang bersifat abstrak maupun konkret yang dirumuskan
melalui alat primernya yaitu empiris dan analisis. Penelitian itu sendiri
bekerja atas dasar asumsi, teknik dan metode.
9. Hilway (1956) =>Penelitian merupakan suatu metode studi melalui
penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah sehingga
diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut.
10. Woody (1927) =>Penelitian merupakan suatu metode untuk menemukan
kebenaran yang juga merupakan sebuah pemikiran kritis (critical thinking).
Penelitian meliputi pemberian definisi dan redefinisi terhadap masalah,
merumuskan hipotesis atau jawaban sementara, membuat kesimpulan dan
sekurang-kurangnya mengadakan pengujian yang hati-hati atas semua kesimpulan
untuk menentukan kecocokan dengan hipotesis.
11. Parson (1946) =>Penelitian merupakan pencarian atas sesuatu
(inquiry) secara sistematis terhadap masalah-masalah yang dapat dipecahkan.
12. Nazir (1988) =>Penelitian adalah percobaan yang hati-hati dan
kritis untuk menemukan sesuatu yang baru.
13. Sutrisno Hadi (1987:3) =>Penelitian adalah usaha untuk menemukan,
mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, yang dilakukan dengan
metode-metode ilmiah.
14. Emzir (2007:3) =>Penelitian adalah suatu kegiatan atau proses
sistematis untuk memecahkan masalah yang dilakukan dengan menerapkan metode
ilmiah.
15. Hamidi (2007:6) =>Penelitian merupakan aktivitas keilmuan yang
dilakukan karena ada kegunaan yang ingin dicapai, baik untuk meningkatkan
kualitas kehidupan manusia maupun untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.
16. Parson (1946) =>Penelitian adalah pencarian terhadap seseuatu (inquiry)
secara sistematis dengan penekanan bahwa pencarian ini dulakukan terhadap
masalah yang dapat dipecahkan.
17. John (1949) =>Penelitian adalah pencarian fakta menurut metode
objektif yang jelas untuk menemukan hubungan antar fakta dan menghasilkan dalil
atau hukum.
18. Dewey (1936) =>Penelitian adalah transpormasi yang terkendalikan
atau terarah dari suatu situasi yang dikenal dalam kenyataan-kenyataan yang ada
padanya dan hubungannya, seperti mengubah unsure dari situasi orisinal menjadi
keseluruhan yang terpadu.
19. Soerjano Soekanto =>Penelitian adalah kegiatan ilmiah yang berkaitan
dengan analisis dan konstruksi yang dilakukan secara metodologis, sistematis,
dan konsisten.
20. Arti Kata =>Penelitian merupakan kegiatan pengumpulan,
pengolahan, analisis, dan penyajian data yg dilakukan secara sistematis dan
objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk
mengembangkan prinsip-prinsip umum.
21. Depdiknas RI =>Kerjasama ilmiah untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni dalam rangka memperoleh informasi/temuan/produk
baru melalui metodologi yang berkaitan erat dengan satu atau beberapa disiplin
ilmu.
C. Metode Penelitian
Beberapa pandangan metode penelitian secara umum
menurut para ahli :
1. Nasir (1988:51) =>Metode penelitian merupakan cara utama yang
digunakan peneliti untuk mencapai tujuan dan menentukan jawaban atas masalah
yang diajukan.
2. Sugiyono (2004: 1) =>Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
3. Winarno (1994) =>Metode penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah
yang dilakukan dengan teknik yg teliti dan sistematik.
4. Muhiddin Sirat (2006) =>Metode penelitian adalah suatu cara memilih
masalah dan penentuan judul penelitian.
Beberapa pandangan metode penelitian secara khusus
menurut para ahli:
1. Metode Penelitian Historis
Menurut Jack. R. Fraenkel & Norman E.
Wallen (1990 : 411) dalam Yatim Riyanto (1996: 22), dalam Nurul Zuriah (2005:
51) “metode penelitian sejarah adalah penelitian yang secara eksklusif
memfokuskan kepada masa lalu”, sedangkan menurut Donald Ary, dkk (1980)
dalam Yatim Riyanto (1996: 22) dalam Nurul Zuriah (2005: 51) “metode
penelitian sejarah adalah penelitian untuk menetapkan fakta dan mencapai
simpulan mengenai hal-hal yang telah lalu”.
2. Metode Penelitian Survey
Menurut Zikmund (1997) “metode penelitian
survey adalah satu bentuk teknik penelitian di mana informasi dikumpulkan dari
sejumlah sampel berupa orang, melalui pertanyaan-pertanyaan”, menurut Gay
& Diehl (1992) “metode penelitian survey merupakan metode yang
digunakan sebagai kategori umum penelitian yang menggunakan kuesioner dan
wawancara”, sedangkan menurut Bailey (1982) “metode penelitian survey
merupakan satu metode penelitian yang teknik pengambilan datanya dilakukan
melalui pertanyaan – tertulis atau lisan”.
3. Metode Penelitian KKuantitatif
Menurut Jonathan Sarwonno (2006) “metode penelitian kuantitatif adalah penelitian
ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta
hubungan-hubungannya”.
4. Metode Penelitian Eksperimen
Menurut Arikunto (2006) “metode penelitian eksperimen adalah suatu cara
untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang
sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau
menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu”.
5. Metode Penelitian Naturalistic
Bogdan dan Tylor dalam Moleong (1993:3) “metode penelitian kualitatif merupakan prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”.
6. Metode Penelitian Kebijaksanaan (Deskriptif)
Menurut Suharsimi Arikunto “metode penelitian kebijaksanaan adalah metode
penelitiaan yang tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi
hanya menggambarkan tentang suatu variabel, gejala atau keadaan”.
7. Metode Penelitian Tindakan
Menurut Kemmis (1988) “metode
penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian reflektif dan kolektif yang
dilakukan peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran praktik
social”, sedangkan menurut Kemmis & Taggar (1988) dalam Zuriah (2003:
54) “metode penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian reflektif
diri secara kolektif dilakukan peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan
penalaran dan keadilan pratek pendidikan sosial mereka, serta pemahaman mereka
mengenai praktek dan terhadap situasi tempat dilakukan praktek-praktek
tersebut.
Bagaimana Cara Memulai
Penelitian
Pertama: Menemukan Isu Penelitian
Persoalan rumit pertama dalam penelitian adalah menentukan apa
yang akan diteliti. Hal yang ingin diteliti bisa muncul dari pertimbangan
teoritis, pragmatis, atau kedua-duanya. Tidak ada pedoman yang baku yang bisa
digunakan untuk membantu peneliti memilih isu penelitiannya. Dalam
kenyataannya, apa pun yang terjadi dalam diri peneliti, dapat merupakan sumber
inspirasi untuk adanya proyek penelitian.
Pada umumnya penelitian dilakukan guna mencapai sasaran tertentu.
Suatu penelitian bisa mempunyai kegunaan praktis jika isu penelitian yang
dipilihnya adalah yang berkenaan dengan yang dijumpai peneliti dalam lingkungan
di mana dia hidup. Yang dimaksud dengan masalah dalam konteks ini adalah
sesuatu hal yang dianggap negatif berdasarkan ukuran tertentu. Penelitian dapat juga diawali dengan adanya
imajinasi dan keinginantahuan yang kuat
dari peneliti. Tanpa ada kejadian yang sangat istimewa (negatif/positif),
seseorang bisa melakukan penelitian karena ada sesuatu hal yang ingin
diketahuinya sendiri, guna kepentingan ilmunya sendiri. Seorang yang tertarik
dalam bidang ilmu manajemen dapat saja meneliti efektivitas suatu program gugus
kendali mutu bukan untuk kegunaan
praktis, tetapi semata-mata ingin membuktikan teori yang dipelajarinya.
Seseorang dapat juga meneliti budaya organisasi dengan tujuan "hanya"
ingin mengetahuinya saja. Atau bahkan melakukan serangkaian penelitian dengan
maksud menyusun suatu teori baru.
Apakah pemilihan isu berangkat dari masalah atau keingintahuan
yang kuat, beberapa pertimbangan yang umumnya juga digunakan antara lain adalah
(1) apakah isu yang dipilih merupakan isu yang dapat menghasilkan penghargaan
atau pengakuan orang lain; (2) tersedianya bantuan finansial dan tenaga
peneliti, karena setiap isu yang dipilih selalu mempunyai akibat terhadap dua
aspek tersebut.
Kedua: Mengidentifikasi dan Merumuskan Masalah Penelitian
Bagi penelitian yang berangkat dari masalah faktual ( yang benar
ada di suatu organisasi atau lingkungan tertentu), maka masalah tersebut harus
diidentifikasikan. Identifikasi artinya merinci masalah sehingga dapat
diketahui dengan jelas. Kalau misalnya masalahnya menyangkut dengan disiplin
kerja di instansi atau organisasi X, maka peneliti harus menjelaskan secara
rinci tentang masalah disiplin kerja tersebut.
Setelah diidentifikasikan, masalah penelitian harus dirumuskan.
Perumusan masalah biasanya disusun dalam bentuk pertanyaan yang nantinya akan
membentuk pertanyaan penelitian (reseach questions). Misalnya : Sejauhmana ketersediaan rumput mempengaruhi produksi
ternak sapi. Karena perumusan masalah merupakan
pertanyaan penelitian, maka hal tersebut merupakan patokan pertama pencarian
data.
Ketiga: Menetapkan Judul
Sementara Penelitian
Jika isu penelitian telah diperoleh dan kemudian dirumuskan, tugas
berikutnya adalah menyusun judul penelitian.Judul penelitian berbeda dengan
judul buku, ceritera pendek, puisi, atau
artikel-artikel populer lainnya. Judul
suatu penelitian benar-benar harus mampu menggambarkan secara cepat dan jelas
tentang apa yang diteliti. Beberapa syarat agar judul penelitian dapat disebut
baik adalah :
a. Menyebutkan variabel penelitian.
Variabel penelitian
adalah isu utama penelitian. Kalau isu utamanya adalah "motivasi
kerja", maka kata "motivasi kerja" tersebut secara eksplisit
harus ada dalam judulnya. Jika peneliti tidak sekedar ingin tahu tentang
motivasi kerja saja, tetapi juga secara khusus ingin mengetahui bagaimana
hubungannya dengan variabel lain, misalnya "kinerja", maka kata
"kinerja" tersebut juga harus ada dalam judul penelitian. Walau judul
penelitian harus menyebutkan variabelnya, tetapi yang disebutkan hanyalah
variabel utama yang dijadikan isu penelitian. Misalnya variabel utamanya adalah
"motivasi kerja", tetapi penelitian tersebut tidak sekedar mengetahui
motivasi kerja saja. Peneliti juga menganalisis motivasi kerja dari perspektif
jenis kelamin, usia, pendidikan, dan lain sebagainya. Kesemua perspektif
tersebut merupakan variabel-variabel penelitian yang tidak harus disebutkan
dalam judul.
b. Menyebutkan unit analisis penelitian
Semua penelitian memiliki
unit analisis Yang dimaksud dengan unit analisis penelitian adalah organisasi,
kelompok orang, kejadian, atau hal-hal lain yang dijadikan objek penelitian.
Masih dengan isu "motivasi kerja", maka judul penelitian juga harus
secara eksplisit mencantumkan "siapa" yang ditelitinya secara lebih
definitif. Kalau yang diteliti adalah pegawai, maka kata "pegawai"
harus disebutkan di dalam judul penelitian. Kalau yang diteliti adalah
konsumen, kata "konsumen" harus disebutkan. Pegawai, konsumen dalam
contoh di atas adalah unit analisis. Jika seseorang ingin meneliti sistem
penggajian suatu instansi, maka unit analisisnya adalah instansi atau
organisasi.
c. Menyebutkan lokasi penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat di mana unit analisis penelitian
berada. Jika pegawai merupakan unit analisis, maka harus disebutkan secara
definitif di organisasi mana pegawai
tersebut bekerja. Apabila pelitian dilakukan di wilayah tertentu, secara jelas
nama wilayah tersebut harus dicantumkan dalam judul penelitian. Jika unit
analisisnya organisasi, maka disebutkan pula letak di mana organisasi tersebut
berada.
d. Disusun sesingkat mungkin
Walau judul harus disusun sesingkat mungkin tetapi tidak berarti
lalu menjadi tidak jelas. Arti sesingkat mungkin adalah hindari kata-kata yang
tidak seharusnya ada dalam judul, karena tanpa kata-kata tersebut juga, makna
judul sudah dapat dimengerti. Misalnya, di depan kata Jawa Barat tidak usah ada
kata propinsi, karena sudah jelas bahwa Jawa Barat itu adalah propinsi. Berbeda
dengan kata Bandung, yang dapat berarti Kotamadya dan Kabupaten.
Keempat: Menguraikan Latar Belakang Penelitian
Mengapa peneliti memilih
isu tertentu? Apa kegunaan penelitian tersebut untuk kepentingan praktis atau
teoretis? Agar peneliti dapat menyusun latar belakang penelitiannya dengan baik
maka dia harus membekali diri dengan banyak informasi tentang isu penelitiannya
baik yang berdimensi praktis dan teoritis. Dalam latar belakang peneliti bisa
saja mencantumkan data atau pendapat-pendapat orang lain guna memperkuat alasan
penelitiannya.
Kelima : Menentukan Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan penelitian
adalah sesuatu hal yang ingin dicapai oleh penelitian yang nantinya diuraikan
dalam pembahasan hasil atau temuan penelitian. Pencantuman tujuan penelitian
dimaksudkan agar peneliti senantiasa bergerak sesuai dengan tujuan tersebut.
Apabila tujuan salah satu tujuan penelitian adalah ingin mengetahui hubungan
antara satu variabel dengan variabel lainnya, maka peneliti harus selalu
berupaya ke arah situ. Tercapai tidaknya tujuan penelitian secara eksplisit
harus tampak dalam hasil penelitian dan dalam kesimpulan penelitian.
Kegunaan Penelitian
merupakan uraian tentang manfaat dari hasil atau temuan penelitian. Kalau
ternyata terbukti bahwa ada hubungan antara ketersediaan pakan bernutris baik di mausim kemrau dengan berat badan ternak, lalu apa manfaat dari temuan tersebut bagi lingkungan di mana
penelitian dilangsungkan?
Keenam : Menyusun Kerangka Pemikiran
Dalam kerangka pemikiran, peneliti harus menguraikan konsep atau
variabel-variabel penelitiannya secara lebih rinci. Dia tidak hanya
mendefinisikan variabel-variabel tadi, tetapi juga menjelaskan keterkaitan di
antara variabel-variabel tadi. Dalam meruraikan kerangka pikirannya , peneliti
tidak sekedar memfokuskan pada variabel-variabel penelitiannya saja tetapi juga
harus menghubungkan konsep penelitian dalam kerangka yang lebih luas lagi.
Ketujuh : Menetapkan Hipotesis Penelitian
Penelitian bisa menggunakan hipotesis atau bisa juga tidak, atau
bahkan bisa pula memunculkan hipotesis. Yang dimaksud dengan hipotesis adalah
tesis (kesimpulan) yang masih belum tentu benar (hypo). Karena belum tentu
benar, maka perlu diuji. Pemunculan hipotesis didasarkan atas kerangka
pemikiran. Peneliti dapat membuat hipotesis : "Makin tinggi tingkat penambahan nutrisi maka akan terjadi
penbambahan berat badan ternak”. Kerangka
pemikiran ini didukung oleh teori-teori, atau penelitian-peneliti-an tertentu.
Peneliti tidak bisa sembarangan membuat hipotesis. Dia harus
benar-benar cermat membuat hipotesis agar hipotesisnya bisa diterima. Suatu
hipotesis bisa saja ditolak, tetapi jika penolakannya disebabkan karena
kerangka berpikir yang salah, bukan karena salah pengambilan data atau hal teknis
lainnya, maka mutu logika peneliti dipertanyakan.Suatu penelitian boleh
mempunyai lebih dari satu hipotesis. Terlepas dari jumlah yang ada, semuanya
harus diuji.
Kedelapan : Mengoperasionalisasikan Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu hal yang menjadi obyek penelitian yang
mempunyai nilai yang bervariasi. Kalau peneliti tertarik meneliti pertambahan berat badan ternak maka itulah variabel penelitiannya. Kadar
keilmiahan suatu penelitian lebih banyak ditentukan oleh bagaimana peneliti
menetapkan memilih dan menerapkan metode penelitiannya; misalnya menentukan
sampel, mencari data, mengolah data, mengiterpretasikan data,dan lain
sebagainya. Selanjutnya carilah
teori tentang bagaimana berat badan ternak diukur. Itulao operasionalisasi
variabel penelitian.
Kesembilan: Memilih Metode Penelitian
Setelah peneliti sangat memahami apa yang akan ditelitinya, maka
hal yang paling penting dalam proses penelitian adalah menentukan bagaimana
cara menelitinya. Di sini peneliti harus bisa menetapkan metoda penelitian apa
yang tepat. Kesalahan memilih metoda penelitian akan mengakibatkan tujuan yang
sesungguhnya dari penelitian tidak akan tercapai.
Kesepuluh : Menentukan sampel penelitan
Sebelum ditentukan sampel, peneliti harus menetapkan populasi
penelitian karena sampel adalah bagian dari populasi.Misalnya penelitian
dilakukan terhadap pegawai di Departemen X, maka semua pegawai di departemen
itu adalah populasi. Penelitian terhadap desa di Kecamatan X, maka seluruh desa
yang ada di kecamatan tersebut adalah populasi.
Penelitian yang ideal tidak menggunakan sampel. Tetapi karena
keterbatasan waktu, dana, tenaga, yang dimiliki peneliti maka peneliti terpaksa
harus mengambil sampel. Ada dua cara pengambilan sampel, yaitu dengan teknik
probabilitas - sampel acak sederhana, sampel acak distaratifikasi, sampel
sistematis, sampel gugus, dan lain sebagainya-dan teknik sampel
nonprobabilitas- sampel bertujuan, sampel kebetulan, sampel
"bolasalju", dan lain sebagai-nya. Penentuan teknik sampling dan
jumlah sampel harus benar-benar seksama sehingga hasil penelitian dicapai
sesuai dengan tujuan.
Kesebelas : Menentukan
Teknik Pengambilan Data
Data adalah informasi yang berkaitan dengan variabel penelitian.
Kalau variabelnya adalah produksi bahan kering
rumput gajah maka maka datanya
adalah informasi tentang rumput gajah, bukan yang lain.
Ada data primer dan sekunder. Data primer adalah data yang diambil
oleh peneliti sendiri (bukan oleh orang lain) dari sumber utama, guna
kepentingan penelitiannya, yang sebelumnya tidak ada. Data sekunder adalah data
yang sudah tersedia yang dikutip oleh peneliti guna kepentingan penelitiannya.
Data aslinya tidak diambil peneliti tetapi oleh pihak lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar