Selasa, 12 Agustus 2008

Statistika

Statistika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan, mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasi, dan mempresentasikan data. Singkatnya, statistika adalah ilmu yang berkenaan dengan data.

Istilah 'statistika' (bahasa Inggris: statistics) berbeda dengan 'statistik' (statistic). Statistika merupakan ilmu yang berkenaan dengan data, sedang statistik adalah data, informasi, atau hasil penerapan algoritma statistika pada suatu data.


Dari kumpulan data, statistika dapat digunakan untuk menyimpulkan atau mendeskripsikan data; ini dinamakan statistika deskriptif.

Sebagian besar konsep dasar statistika mengasumsikan teori probabilitas. Beberapa istilah statistika antara lain: populasi, sampel, unit sampel, dan probabilitas.

Statistika banyak diterapkan dalam berbagai disiplin ilmu, baik ilmu-ilmu alam (misalnya astronomi dan biologi maupun ilmu-ilmu sosial (termasuk sosiologi dan psikologi), maupun di bidang bisnis, ekonomi, dan industri). Statistika juga digunakan dalam pemerintahan untuk berbagai macam tujuan; sensus penduduk merupakan salah satu prosedur yang paling dikenal. Aplikasi statistika lainnya yang sekarang popular adalah prosedur jajak pendapat atau polling (misalnya dilakukan sebelum pemilihan umum), serta jajak cepat (perhitungan cepat hasil pemilu) atau quick count. Di bidang komputasi, statistika dapat pula diterapkan dalam pengenalan pola maupun kecerdasan buatan.

Sejarah

Penggunaan istilah statistika berakar dari istilah istilah dalam bahasa latin moderen statisticum collegium ("dewan negara") dan bahasa Italia statista ("negarawan" atau "politikus").

Gottfried Achenwall (1749) menggunakan Statistik dalam bahasa Jerman untuk pertama kalinya sebagai nama bagi kegiatan analisis data kenegaraan, dengan mengartikannya sebagai "ilmu tentang negara (state)". Pada awal abad ke-19 telah terjadi pergeseran arti menjadi "ilmu mengenai pengumpulan dan klasifikasi data". Sir John Sinclair memperkenalkan nama (Statistics) dan pengertian ini ke dalam bahasa Inggris. Jadi, statistika secara prinsip mula-mula hanya mengurus data yang dipakai lembaga-lembaga administratif dan pemerintahan. Pengumpulan data terus berlanjut, khususnya melalui sensus yang dilakukan secara teratur untuk memberi informasi kependudukan yang berubah setiap saat.

Pada abad ke-19 dan awal abad ke-20 statistika mulai banyak menggunakan bidang-bidang dalam matematika, terutama probabilitas. Cabang statistika yang pada saat ini sangat luas digunakan untuk mendukung metode ilmiah, statistika inferensi, dikembangkan pada paruh kedua abad ke-19 dan awal abad ke-20 oleh Ronald Fisher (peletak dasar statistika inferensi), Karl Pearson (metode regresi linear), dan William Sealey Gosset (meneliti problem sampel berukuran kecil). Penggunaan statistika pada masa sekarang dapat dikatakan telah menyentuh semua bidang ilmu pengetahuan, mulai dari astronomi hingga linguistika. Bidang-bidang ekonomi, biologi dan cabang-cabang terapannya, serta psikologi banyak dipengaruhi oleh statistika dalam metodologinya. Akibatnya lahirlah ilmu-ilmu gabungan seperti ekonometrika, biometrika (atau biostatistika), dan psikometrika.

Meskipun ada kubu yang menganggap statistika sebagai cabang dari matematika, tetapi orang lebih banyak menganggap statistika sebagai bidang yang banyak terkait dengan matematika melihat dari sejarah dan aplikasinya. Di Indonesia, kajian statistika sebagian besar masuk dalam fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam, baik di dalam departemen tersendiri maupun tergabung dengan matematika.

Konsep Dasar

Dalam mengaplikasikan statistika terhadap permasalahan sains, industri, atau sosial, pertama-tama dimulai dari mempelajari populasi. Makna populasi dalam statistika dapat berarti populasi benda hidup, benda mati, ataupun benda abstrak. Populasi juga dapat berupa pengukuran sebuah proses dalam waktu yang berbeda-beda, yakni dikenal dengan istilah deret waktu.

Melakukan pendataan (pengumpulan data) seluruh populasi dinamakan sensus. Sebuah sensus tentu memerlukan waktu dan biaya yang tinggi. Untuk itu, dalam statistika seringkali dilakukan pengambilan sampel (sampling), yakni sebagian kecil dari populasi, yang dapat mewakili seluruh populasi. Analisis data dari sampel nantinya digunakan untuk menggeneralisasikan seluruh populasi.

Jika sampel yang diambil cukup representatif, inferensial (pengambilan keputusan) dan simpulan yang dibuat dari sampel dapat digunakan untuk menggambarkan populasi secara keseluruhan. Metode statistika tentang bagaimana cara mengambil sampel yang tepat dinamakan teknik sampling.

Analisis statistik banyak menggunakan probabilitas sebagai konsep dasarnya. Sedangkan matematika statistika merupakan cabang dari matematika terapan yang menggunakan teori probabilitas dan analisis matematis untuk mendapatkan dasar-dasar teori statistika.

Ada dua macam statistika, yaitu statistika deskriptif dan statistika inferensial. Statistika deskriptif berkenaan dengan deskripsi data, misalnya dari menghitung rata-rata dan varians dari data mentah; mendeksripsikan menggunakan tabel-tabel atau grafik sehingga data mentah lebih mudah “dibaca” dan lebih bermakna. Sedangkan statistika inferensial lebih dari itu, misalnya melakukan pengujian hipotesis, melakukan prediksi observasi masa depan, atau membuat model regresi.

  • Statistika deskriptif berkenaan dengan bagaimana data dapat digambarkan dideskripsikan) atau disimpulkan, baik secara numerik (misalnya menghitung rata-rata dan deviasi standar) atau secara grafis (dalam bentuk tabel atau grafik), untuk mendapatkan gambaran sekilas mengenai data tersebut, sehingga lebih mudah dibaca dan bermakna.
  • Statistika inferensial berkenaan dengan permodelan data dan melakukan pengambilan keputusan berdasarkan analisis data, misalnya melakukan pengujian hipotesis, melakukan estimasi pengamatan masa mendatang (estimasi atau prediksi), membuat permodelan hubungan (korelasi, regresi, ANOVA, deret waktu), dan sebagainya.
Metode Statistika

Dua jenis penelitian: eksperimen dan survai

Tujuan umum bagi suatu penelitian berbasis statistika adalah menyelidiki hubungan sebab-akibat, dan lebih khusus menarik suatu simpulan akan perubahan yang timbul pada peubah (atau variabel) respon (peubah dependen) akibat berubahnya peubah penjelas (explanatory variables) (peubah independen).

Terdapat dua jenis utama penelitian: eksperimen dan survei. Keduanya sama-sama mendalami pengaruh perubahan pada peubah penjelas dan perilaku peubah respon akibat perubahan itu. Beda keduanya terletak pada bagaimana kajiannya dilakukan.

Suatu eksperimen melibatkan pengukuran terhadap sistem yang dikaji, memberi perlakuan terhadap sistem, dan kemudian melakukan pengukuran (lagi) dengan cara yang sama terhadap sistem yang telah diperlakukan untuk mengetahui apakah perlakuan mengubah nilai pengukuran. Bisa juga perlakuan diberikan secara simultan dan pengaruhnya diukur dalam waktu yang bersamaan pula. Metode statistika yang berkaitan dengan pelaksanaan suatu eksperimen dipelajari dalam rancangan percobaan (desain eksperimen).

Dalam survai, di sisi lain, tidak dilakukan manipulasi terhadap sistem yang dikaji. Data dikumpulkan dan hubungan (korelasi) antara berbagai peubah diselidiki untuk memberi gambaran terhadap objek penelitian. Teknik-teknik survai dipelajari dalam metode survei.

Penelitian tipe eksperimen banyak dilakukan pada ilmu-ilmu rekayasa, misalnya teknik, ilmu pangan, agronomi, farmasi, pemasaran (marketing), dan psikologi eksperimen.

Penelitian tipe observasi paling sering dilakukan di bidang ilmu-ilmu sosial atau berkaitan dengan perilaku sehari-hari, misalnya ekonomi, psikologi dan pedagogi, kedokteran masyarakat, dan industri.

Tipe pengukuran

Ada empat tipe pengukuran atau skala pengukuran yang digunakan d dalam statistika, yakni: nominal, ordinal, interval, dan rasio. Keempat skala pengukuran tersebut memiliki tingkat penggunaan yang berbeda dalam riset statistik. Skala nominal hanya bisa membedakan sesuatu yang bersifat kualitatif (misalnya: jenis kelamin, agama, warna kulit). Skala ordinal selain membedakan juga menunjukkan tingkatan (misalnya: pendidikan, tingkat kepuasan). Skala interval berupa angka kuantitatif namun tidak memiliki nilai nol mutlak (misalnya: tahun, suhu dalam Celcius). Sedangkan skala rasio berupa angka kuantitatif yang memiliki nilai nol mutlak.

Teknik-teknik statistika

Beberapa pengujian dan prosedur yang banyak digunakan dalam penelitian antara lain:


Statistika Terapan

Bebebarapa ilmu pengetahuan menggunakan statistika terapan sehingga mereka memiliki terminologi yang khusus. Disiplin ilmu tersebut antara lain:

Statistika memberikan alat analisis data bagi berbagai bidang ilmu. Kegunaannya bermacam-macam: mempelajari keragaman akibat pengukuran, mengendalikan proses, merumuskan informasi dari data, dan membantu pengambilan keputusan berdasarkan data. Statistika, karena sifatnya yang objektif, sering kali merupakan satu-satunya alat yang bisa diandalkan untuk keperluan-keperluan di atas.


TUGAS:

CARILAH DATA QUICK COUNT LSI PADA PIGUB NTT 2008, BERIKAN TAFSIRAN ANDA APAKAH METODE QUICK COUNT DAPAT DIKATAKAN SEBAGAI CARA PENGGUNAAN STATISTIKA YANG BAIK? JAWABAN ANDA HARAP DIKETIK DI KOLOM KOMENTAR DENGAN MENYERTAKAN ALAMAT E-MAIL SETIAP MAHASISWA. JAWABAN YANG TIDAK DISERTAI ALAMAT E-MAIL TIDAK AKAN DIPERIKSA.

DR. IR. L. MICHAEL RIWU KAHO, M.SI
NIP. 131 660 815

27 komentar:

Ima Tulle mengatakan...

Menurut saya, penggunaan metode QUICK COUNT LSI PADA PIGUB NTT 2008 sangat akurat, karena memiliki signifikansi (tidak beda jauh) dengan hasil perhitungan KPUD Prop. NTT, dimana dengan mengumpulkan data sampel yang diambil dari TPS di kabupaten/kota se-NTT.

Anonim mengatakan...

Nama : Uly Jonathan Riwu Kaho
ProgDi : PSAL
M.K. : Dasar-dasar Statistik
Dosen : Dr. Ir. L. M. Riwu Kaho, M.Si
Email : ulyrk@yahoo.com

Quick Count Pilkada NTT
17/06/2008 14:09
Quick Count dilakukan pada 15 Juni 2008. Empat jam setelah perhitungan suara, hasil quick count sudah diketahui. Quick count dilakukan dengan mengambil sampel 350 TPS dari semua TPS yang ada di seluruh Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Hasil Quick Cout dipresentasikan dalam konferensi pers di Kupang 16.00 WIT. Hasil quick count, pasangan Frans Leburaya - Esthon Foenay memenangkan Pilkada dengan perolehan suara 38.28%.



No. 1 Frans Leburaya - Esthon Foenay 38.28%
No. 2 Gaspar Parang Ehok - Julius Bobo 28.90%
No. 3 Ibrahim Agustinus Medah - Paulus Moa 32.83%




Voters Turn Out: 80.18%. Data sampel TPS yang sudah masuk: 99.43%.
Nama Kota/Kab/Kec Perolehan Suara
Dalam Angka Dalam Persen
No. 1 No. 2 No. 3 Total No. 1 No. 2 No. 3 Total
ALOR >1,483 >318 >2,473 >4,274 >34.70 >7.44 >57.86 >100.00
BELU >3,630 >1,973 >1,719 >7,322 >49.58 >26.95 >23.48 >100.00
ENDE >2,961 >1,445 >790 >5,196 >56.99 >27.81 >15.20 >100.00
FLORES TIMUR >2,453 >678 >1,055 >4,186 >58.60 >16.20 >25.20 >100.00
KOTA KUPANG >3,225 >719 >2,531 >6,475 >49.81 >11.10 >39.09 >100.00
KUPANG >3,081 >418 >5,487 >8,986 >34.29 >4.65 >61.06 >100.00
LEMBATA >1,514 >350 >895 >2,759 >54.87 >12.69 >32.44 >100.00
MANGGARAI >1,112 >4,040 >500 >5,652 >19.67 >71.48 >8.85 >100.00
MANGGARAI BARAT >1,095 >2,608 >904 >4,607 >23.77 >56.61 >19.62 >100.00
MANGGARAI TIMUR >918 >4,944 >463 >6,325 >14.51 >78.17 >7.32 >100.00
NEGEKEO >872 >1,390 >235 >2,497 >34.92 >55.67 >9.41 >100.00
NGADA >1,821 >1,138 >484 >3,443 >52.89 >33.05 >14.06 >100.00
ROTE NDAO >227 >59 >2,112 >2,398 >9.47 >2.46 >88.07 >100.00
SIKKA >2,531 >515 >2,833 >5,879 >43.05 >8.76 >48.19 >100.00
SUMBA BARAT >312 >1,116 >503 >1,931 >16.16 >57.79 >26.05 >100.00
SUMBA BARAT DAYA >1,526 >2,710 >1,005 >5,241 >29.12 >51.71 >19.18 >100.00
SUMBA TENGAH >358 >402 >185 >945 >37.88 >42.54 >19.58 >100.00
SUMBA TIMUR >2,370 >761 >1,667 >4,798 >49.40 >15.86 >34.74 >100.00
TIMOR TENGAH SELATAN >4,155 >1,215 >5,043 >10,413 >39.90 >11.67 >48.43 >100.00
TIMOR TENGAH UTARA >1,951 >1,583 >1,360 >4,894 >39.87 >32.35 >27.79 >100.00
TOTAL >37,595 >28,382 >32,244 >98,221 >38.28 >28.90 >32.83 >100.00

Grafik Persentase Suara Masing-masing Calon per 10 Menit menurut data LSI
TANGGAPAN :
1. Data hasil quick count atau perhitungan cepat LSI terhadap PILKADA Gubernur dan wakil Gubernur NTT menunjukan atau menggambarkan hasil yang mendekati kenyataannya. Jika dibandingkan dengan data manual hasil perhitungan resmi KPU Provinsi NTT.
2. Dalam quick count ini, teknik penghitungannya menggunakan kaidah-kaidah statistic dan probabilitas dalam pengambilan data sampel. Sampel diambil dengan metode multistage random sampling. Dengan teknik tersebut sangat dimungkinkan setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih atau tidak dipilih menjadi responden, sehingga pengukuran pendapat dapat dilakukan dengan hanya melibatkan sedikit responden. Dengan cara ini meski tidak semua anggota populasi dilibatkan tetapi hasil sampling dapat digeneralisasikan sebagai representatasi populasi tersebut.
3. Dengan mengambil sampel pada 350 TPS (minimal 350-400 sampel menurut LSI) sudah represetatif dengan nilai kesalahan marginal sebesar kurang lebih 5% pada tingkat kepercayaan sebesar 95%. Sehingga data sampel telah terdistribusi secara baik untuk setiap kabupaten/kota.
4. Kendali mutu pengambilan data sampel dilapangan sangat menentukan. LSI sangat komitmen dengan hal ini sehingga akan mencegah dan mengurangi tingat Margin of Error. Dengan pelatihan, pengumpulan secara sistematis dan pengecekan ulang dilapangan (spot check) sebanyak 20% dari sampel.
5. Teknik perhitungan cepat oleh LSI dengan metoda stastik dan probabilitas terbukti secara akurat di berbagai Pemilihan umum dan PILKDA di Indonesia. Metoda ini sama juga dengan metode Quick Count yang dipakai di Negara-negara yang lebih maju tingkat Demokrasinya seperti di Amerika dan di Eropa sejak awal 1950 dalam pemilihan disana. Metoda ini telah teruji Validitas dan reliabilitasnya.
nama : uly J. Riwu Kaho
email : ulyrk@yahoo.com

Anonim mengatakan...

8.28%.
No. 1 Frans Leburaya - Esthon Foenay 38.28%(Paket Fren)
No. 2 Gaspar Parang Ehok - Julius Bobo 28.90% (Paket Gaul)
No. 3 Ibrahim Agustinus Medah - Paulus Moa 32.83% (Paket Tulus)
Voters Turn Out: 80.18%. Data sampel TPS yang sudah masuk: 99.43%.
Komentar saya : Metode quick count merupakan metode yang baik dan hasilnya dapat dipertanggung jababkan secara ilmiah. Hal ini disebabkan karena metode yang digunakan sudah sesuai dengan prinsip-prinsip statistika yang benar yaitu metodologi, teknik pengambilan sampel yang representatif meliputi : derajat keragaman (variabilitas), sampling error (SE) dan tingkat kepercayaan (confidient interval) sehingga hasil estimasi yang diperoleh hampir sama dengan KPUD Provinsi.

Anonim mengatakan...

mat siag pa Mic, menurut tafsiran saya penggunaan metode ini juga adalah metode statistik yang baik dengan asumsi :
1. LSI menggunakan data berupa angka-angka, kata-kata dan gambar dalam menyampaikan informasi
2. Analisa data menggunakan teknik sampling yg dapat mewakili suatu populasi
3. Data mendekati angka kebenaran dengan presentase yang cukup signifikan
4. Sampling eror 1 -2% yang memberikan informasi bahwa metode ini cukup representatif
Email : tomlaamena@yahoo.com

Anonim mengatakan...

Quick count dapat dikatakan sebagai penggunaan metoda statistika yang baik selama dilakukan oleh pihak yang mempunyai kredibilitas dan kapabilitas dibidang tersebut. mengenai hasil quick count sendiri tergantung dari si pengguna.Analisa dari data quick count pastilah menggunakan metoda standart dalam Statistika dengan tingkat deviasi yang accepteble.

yupitherlona@yahoo.com

DR. Ir. L. Michael Riwu-Kaho, M.Si mengatakan...

Dear all,

1. Mahasiswa no 3 tidak mencantumkan nama dan alam e-mailnya.

2. Terima kasih bagi yang sudah memerikan respons.

Tuhan Memberkati.

DR. Ir. L. Michael Riwu-Kaho, M.Si mengatakan...

Nama : Yeneva Malelak
TANGGAPAN :
1. Perbandingan Jumlah Perolehan Suara menurut data yang ada pada KPUD Prop. NTT dan LSI tidak berbeda jauh, ini menunjukan bahwa LSI menerapkan prinsip Probabilitas. Dalam penarikan sample, LSI menggunakan teknik Multistage Random Sampling. Dengan teknik ini setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih atau tidak dipilih menjadi responden, sehingga pengukuran pendapat dapat dilakukan dengan hanya melibatkan sedikit responden.
2. Survey yang dilakukan oleh LSI mengikuti kaedah-kaedah, dengan demikian maka LSI telah menerapkan Statistika yang baik.

Anonim mengatakan...

Anonim berkata...
Pengirim : lasmi
alamat : Lasmi.ky@gmail.com
Hasil Quick Count pada Pilgub NTT yang dilakukan LSI pada tanggal 17 Juni 2008 :
Nama Calon LSI KPPU Deviasi
Fren 38,28 37,34 0,94
Tulus 32,82 34,41 1,59
Gaul 28,90 28,25 0,65
Dengan data diatas diperoleh rata-rata perbedaan ketiga data adalah : 1,06 persen. Hasil Quick Count yang dilakukan LSI sebagai metoda penggunaan Statistika yang baik karena tingkat signifikannya 1 persen.

Anonim mengatakan...

Nama : Aloysius Leki
ProgDi : PSAL
M.K. : Dasar-dasar Statistik
Dosen : Dr. Ir. L. M. Riwu Kaho, M.Si
Email : rio_angga@yahoo.com
Komentar :

1. Dari hasil penghitungan cepat (Quick Count/QC) Pilgub NTT yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) dan Jaringan Isu Publik (JIP) yang diumumkan di Kupang beberapa jam setelah pemilu, menunjukkan, pasangan 'Fren' unggul 38,30 persen, sedangkan 'Gaul' 28,66 persen, dan 'Tulus' 33,04 persen.
Hasil quick count yang dilakukan LSI dan JIP itu mengambil sample sebanyak 350 TPS yang tersebar di berbagai daerah di NTT , yang dilakukan secara proporsional dan dipilih secara acak seperti yang dilakukan dalam 40 pilkada di Indonesia.
2. Melihat jumlah sample yang diambil cukup representative (350 TPS) dimana jumlah data sample TPS yang masuk mencapai 99.43% pada tgl. 15 Juni 2008 pukul 16.00 WITA, maka inferensial (pengambilan keputusan) dan simpulan yang dibuat oleh LSI dan JIP melalui Quick Count dapat dikatakan sebagai cara penggunaan statistika yang baik.

Anonim mengatakan...

Nama : Susan Lukas
M.K. : Dasar-dasar Statistik
Email : susan_lukas@ymail.com

Tanggapan saya :
1. Pilkada Gubernur NTT 2008 pada hasil pertama LSI mengeluarkan hasil Quick Count :
- Fren = 38,28 %
- Gaul = 28,90 %
- Tulus = 32,83 %
Hasil akhir KPU :
- Fren = 37,37 %
- Gaul = 28,21 %
- Tulus = 34,40 %
berdasarkan data tersebut diatas maka penggunaan/pemilihan statistik pada metode Quick Count oleh LSI sangat tepat, hal ini dapat dilihat dari deviasi antara Quick Count dengan hasil akhir KPU maximum 1,57 % (dibawah 2 %)

2. Penggunaan Metode Quick Count baik digunakan dan dikatakan cepat karena sistem pelaporan hasil pemungutan suara lebih ringkas jalurnya dibandingkan dengan apa yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum dan para penghitungnya telah memiliki jaringan hingga ke tingkat TPS ( 350 TPS) serta kemungkinan error hanya 1 %. maka dapat dikatakan bahwa Metode Quick Count telah menggunakan statistik yang baik.

Anonim mengatakan...

Nama : Andriany A.Dethan
Email :dethan andriany@yahoo.com
komentar saya:
Sesuai dengan hasil pengumuman KPUD Provinsi NTT diperoleh data yang tidak berbeda jauh dengan hasil quick count sesuai dengan tingkat kesalahan 1%.
Metode quick count dapat dikatakan pengunaan statistika yang baik. Mulai dari penentuan TPS sampel, teknik menentukan jumlah sampel, sampai manajemen organisasi dan analisa hasil quick merupakan cara-cara yang dapat dipertanggungjawabkan dalam Statistika.
Quick count harus dilakukan dengan benar. Jika quick count dilakukan secara salah, dengan metodologi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan, quick count justru bisa menimbulkan ”masalah” baru. Hasil quick count bisa jadi akan menjadi kontroversi yang tidak berkesudahan siapa pemenang Pemilu / Pilkada.

Anonim mengatakan...

Nama : Andriany A.Dethan
Email :dethanandriany@yahoo.com
komentar saya:
Sesuai dengan hasil pengumuman KPUD Provinsi NTT diperoleh data yang tidak berbeda jauh dengan hasil quick count sesuai dengan tingkat kesalahan 1%.
Metode quick count dapat dikatakan pengunaan statistika yang baik. Mulai dari penentuan TPS sampel, teknik menentukan jumlah sampel, sampai manajemen organisasi dan analisa hasil quick merupakan cara-cara yang dapat dipertanggungjawabkan dalam Statistika.
Quick count harus dilakukan dengan benar. Jika quick count dilakukan secara salah, dengan metodologi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan, quick count justru bisa menimbulkan ”masalah” baru. Hasil quick count bisa jadi akan menjadi kontroversi yang tidak berkesudahan siapa pemenang Pemilu / Pilkada.

Anonim mengatakan...

DATA QUICK COUNT LSI PILGUB.NTT 2008
Nama : Miguel Quintao
ProgDi : PSAL
M.K. : Dasar-dasar Statistik
Dosen : Dr. Ir. L. M. Riwu Kaho, M.Si
Email : Miguel_Quintao@yahoo.com
TABEL DATA PILGUB NTT 2008
1. Frans Leburaya – Esthon Foenay 284.309 Suara ( 43.35% )
2. Ibrahim Agustinus Medah – Paulus Moa 220.691 Suara ( 33.64% )
3. Gaspar Parang Ehok – Julius Bobo 150.844 Suara ( 22.99% )
Total Suara 655.844 ( 99,98% )
Sumber : Data mentah PILGUB NTT dari beberapa kota / kab.

Jawaban :
Dari data PILGUB NTT 2008 diatas, sampel Quick count tersebut diambil dari 350 TPS dalam jumlah TPS tersebut di 20 Kab/ Kota di NTT sebanyak 7.506.
Menurut perhitungan statistic dengan menggunakan metode Quick count pasangan Frans Leburaya-Eston Foenay dari PDIP mengumpulkan 43,35 suara,pasangan Ibrahim Agustinus Medah-Paulus Moa dari GOLKAR mengumpulk 33,64 suara dan pasangan Gaspar Parang Ehok-Julius Bobo mengumpulkan 22,99 suara, sedangkan data sampel yang di umumkan tersebut adalah 94,86 suara.
Dari perhitungan data sampling, jumlah tingkat kesalahan (Error) lebih kurang 0,02%.

Komentar :
Penggunaan metode Quick count sangat efektif dan efisien dalam perhitungan suara pemilih dalam berbagai Kabupaten atau Kota di Propinsi NTT yang memiliki jaraknya penjumlahan dari Komisi Pemilihan Umum pusat, sehingga tidak terjadi manipulasi suara pemilih secara tidak signifikan.Dengan demikian penggunaan metode Quick count sangat baik didalam perhitungan suara pemilih dengan cepat,tepat,hemat,sahid atau sah,valid,akurat dan dapat diandalkan.

Kontak e-mail : Miguel_Quintao@yahoo.com

Anonim mengatakan...

Kupang, Senin 18 Agustus 2008
Nama : Lince Dessy
Alamat email : lindesfon@gmail.com
Program Studi : Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan
Tugas : Statistika – Selasa, 12 Agustus 2008
Dosen : DR. IR. L. MICHAEL RIWU KAHO, M.SI
Dalam kasus perhitungan suara hasil pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur propinsi Nusa Tenggara Timur dengan metode Quick count, dapat diterima sebagai aplikasi metode statistika, karena dalam pelaksanaanya memenuhi syarat penarikan sampel seperti berikut:
1. Teknik sampling dilakukan secara representatif dan obyektif (multistage sampling) karena dalam sampel yang dipilih terdapat ciri-ciri populasi. Sampel mewakili wilayah desa dan kota, jenis kelamin, agama dan umur.
2. Ukuran sampel yang diambil adalah representatif, yakni diambil 350 TPS dari 7.596 total TPS dengan tingkat partisipasi pemilih adalah 80,34% dan data yang masuk 94,86% serta tingkat error 1%. Ukuran sampel ini sesuai dengan tabel ukuran sampel menurut Isaac dan Michael dalam Sugiyono (2007) buku “Statistika untuk Penelitian”.
Pada tabel tersebut dengan n = 7500 sampelnya adalah 346.
3. Walaupun uji kenormalan data (untuk data kuantitatif) tidak disebutkan, tetapi berdasarkan ukuran sampel yang ditampilkan adalah menurut ukuran Isaac dan Michael (di atas) berarti data terdistribusi normal.
4. Melalui uji coba yang berulang-ulang dan hasilnya akurat, sehingga memenuhi standar validitas dan reliabilitas. Dimana sebelumnya quick count telah dilaksanakan pada pilkada di beberapa daerah seperti: di DKI Jakarta, Jawa Barat.

Anonim mengatakan...

Berdasarkan hasil quick count quick count dibandingkan dengan hasil dari KPU Prov. NT dengan tingkat kesalahan/eror 1%. Maka dapat disimpulkan bahwa metede pengambilan Sampel baik TPS, Kelurahan, Kecamatan maupun Kabupaten serta teknik analisis data yang digunakan sangat baik

Perbandingan dari hasil Pemilihan Gubernur NTT yang dikeluarkan dan ditetapkan oleh KPUD tanggal 22 Juni 2008 dengan hasil dari quick count oleh LSI sebagai berikut :

1. Frans Leburaya - Esthon Foenay (Fren) = 772.030 atau 37.35 %, Data KPU = 38.28% Selisi (0.93%)

2. Gaspar Parang Ehok - Julius Bobo (Gaul) = 584.082 atau 28.25 %, data KPU = 28.90%, selisih =0.65%

3.Ibrahim Agustinus Medah - Paulus Moa (Tulus)= 711.116 atau 34.40 %, data KPU = 32.83%, selisih 1.57%

Total suara sah = 2.067.228
Total suara tidak sah =62.168
Total Pemilih = 2.646.411

Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa hasil perhitungan quick count dari LSI layak dipercaya.

Nama : Denasius Hironimus Lakapu
Email : www.ronilakapu@yahoo.com

Anonim mengatakan...

Menurut saya, metode quick count yang digunakan oleh LSI pada PilGub NTT 2008 dapat dikatakan sebagai cara penggunaan statistika yang baik, karena hasilnya yang diperoleh akurat dan signifikan. Margin error yang kecil bisa diperoleh karena kepiawaian dalam menggunakan emotional question para profesionalis yang tergabung dalam LSI sehingga bias yang diperoleh dapat terkontrol. Salut untuk kerja kerasnya!! Selain itu dari hasil tadi dapat diketahui juga bahwa keahlian dalam menentukan jumlah dan lokasi sampel yang tepat dan pembagian sampel per cluster itu juga lah yang merupakan salah satu faktor pendukung diperolehnya hasil yang akurat dan signifikan tersebut. Melihat hal tadi maka, sangatlah disayangkan apabila dalam Pilpres 2009 mendatang,saya mendengar adanya wacana untuk tidak memperkenankan media televisi guna menayangkan hasil Quick count yang dilakukan oleh LSI.

Nama : Noviana M. Bait
E-mail: novi_bait@yahoo.id

Anonim mengatakan...

Nama : Magda Silfia Yeni Laka
ProgDi : PSAL
M.K. : Dasar-dasar Statistik
Dosen : Dr. Ir. L. M. Riwu Kaho, M.Si
Email : magda_silfia@yahoo.com
Komentar :
Dari hasil penghitungan cepat (Quick Count/QC) Pilgub NTT yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) dan Jaringan Isu Publik (JIP) yang diumumkan di Kupang beberapa jam setelah pemilu, menunjukkan, pasangan 'Fren' unggul 38,30 persen, sedangkan 'Gaul' 28,66 persen, dan 'Tulus' 33,04 persen.
Hasil quick count yang dilakukan LSI dan JIP itu mengambil sample sebanyak 350 TPS yang tersebar di berbagai daerah di NTT , yang dilakukan secara proporsional dan dipilih secara acak seperti yang dilakukan dalam 40 pilkada di Indonesia.
Dengan jumlah sample yang ada yaitu dari 350 TPS, dapat dikatakan data tersebut cukup representative artinya dimana jumlah data sample TPS yang masuk sudah mencapai ± 99.43% pada tgl. 15 Juni 2008 pukul 16.00 WITA, maka pengambilan keputusan dan kesimpulan yang dibuat oleh LSI dan JIP melalui Quick Count dapat dikatakan sebagai cara penggunaan statistika yang validitas dimana pengukuran dilakukan dengan objektif.

Anonim mengatakan...

Nama : Marselina Tua
ProgDi : PSAL
M.K. : Dasar-dasar Statistik
Dosen : Dr. Ir. L. M. Riwu Kaho, M.Si
Email : marselinat@yahoo.co.id

Quick Count Pilkada NTT
17/06/2008 14:09
Quick Count dilakukan pada 15 Juni 2008. Empat jam setelah perhitungan suara, hasil quick count sudah diketahui. Quick count dilakukan dengan mengambil sampel 350 TPS dari semua TPS yang ada di seluruh Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Hasil Quick Cout dipresentasikan dalam konferensi pers di Kupang 16.00 WIT. Hasil quick count, pasangan Frans Leburaya - Esthon Foenay memenangkan Pilkada dengan perolehan suara 38.28%.




No. 1 Frans Leburaya - Esthon Foenay 38.28%
No. 2 Gaspar Parang Ehok - Julius Bobo 28.90%
No. 3 Ibrahim Agustinus Medah - Paulus Moa 32.83%




Voters Turn Out: 80.18%. Data sampel TPS yang sudah masuk: 99.43%.

Perolehan Suara
Dalam Angka Dalam Persen
No. 1 No. 2 No. 3 Total No. 1 No. 2 No. 3 Total
ALOR >1,483 >318 >2,473 >4,274 >34.70 >7.44 >57.86 >100.00
BELU >3,630 >1,973 >1,719 >7,322 >49.58 >26.95 >23.48 >100.00
ENDE >2,961 >1,445 >790 >5,196 >56.99 >27.81 >15.20 >100.00
FLORES TIMUR >2,453 >678 >1,055 >4,186 >58.60 >16.20 >25.20 >100.00
KOTA KUPANG >3,225 >719 >2,531 >6,475 >49.81 >11.10 >39.09 >100.00
KUPANG >3,081 >418 >5,487 >8,986 >34.29 >4.65 >61.06 >100.00
LEMBATA >1,514 >350 >895 >2,759 >54.87 >12.69 >32.44 >100.00
MANGGARAI >1,112 >4,040 >500 >5,652 >19.67 >71.48 >8.85 >100.00
MANGGARAI BARAT >1,095 >2,608 >904 >4,607 >23.77 >56.61 >19.62 >100.00
MANGGARAI TIMUR >918 >4,944 >463 >6,325 >14.51 >78.17 >7.32 >100.00
NEGEKEO >872 >1,390 >235 >2,497 >34.92 >55.67 >9.41 >100.00
NGADA >1,821 >1,138 >484 >3,443 >52.89 >33.05 >14.06 >100.00
ROTE NDAO >227 >59 >2,112 >2,398 >9.47 >2.46 >88.07 >100.00
SIKKA >2,531 >515 >2,833 >5,879 >43.05 >8.76 >48.19 >100.00
SUMBA BARAT >312 >1,116 >503 >1,931 >16.16 >57.79 >26.05 >100.00
SUMBA BARAT DAYA >1,526 >2,710 >1,005 >5,241 >29.12 >51.71 >19.18 >100.00
SUMBA TENGAH >358 >402 >185 >945 >37.88 >42.54 >19.58 >100.00
SUMBA TIMUR >2,370 >761 >1,667 >4,798 >49.40 >15.86 >34.74 >100.00
TIMOR TENGAH SELATAN >4,155 >1,215 >5,043 >10,413 >39.90 >11.67 >48.43 >100.00
TIMOR TENGAH UTARA >1,951 >1,583 >1,360 >4,894 >39.87 >32.35 >27.79 >100.00
TOTAL >37,595 >28,382 >32,244 >98,221 >38.28 >28.90 >32.83 >100.00

Grafik Persentase Suara Masing-masing Calon per 10 Menit menurut data LSI
TANGGAPAN :
Data hasil quick count atau perhitungan cepat LSI pada PILKADA Gubernur dan wakil Gubernur NTT bulan Juni tahun 2008 yang lalu, menunjukan atau menggambarkan hasil yang mendekati kenyataannya. Jika dibandingkan dengan data manual hasil perhitungan resmi KPU Provinsi NTT. Ini dapat tercapai karena metoda pengambilan sample benar, maupun respondennya sendiri benar- benar mewakili dari populasi yang ada .
Dalam quick count ini, teknik penghitungannya menggunakan kaidah-kaidah statistic dan probabilitas dalam pengambilan data sampel. Sampel diambil dengan metode multistage random sampling. Dengan teknik tersebut sangat dimungkinkan setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih atau tidak dipilih menjadi responden, sehingga pengukuran pendapat dapat dilakukan dengan hanya melibatkan sedikit responden. Dengan cara ini meski tidak semua anggota populasi dilibatkan tetapi hasil sampling dapat digeneralisasikan sebagai representatasi populasi tersebut.
Dengan mengambil sampel pada 350 TPS (minimal 350-400 sampel menurut LSI) sudah represetatif dengan nilai kesalahan marginal sebesar kurang lebih 5% pada tingkat kepercayaan sebesar 95%. Sehingga data sampel telah terdistribusi secara baik untuk setiap kabupaten/kota.
Kendali mutu pengambilan data sampel dilapangan sangat menentukan. LSI sangat komitmen dengan hal ini sehingga akan mencegah dan mengurangi tingkat Margin of Error. Dengan pelatihan, pengumpulan secara sistematis dan pengecekan ulang dilapangan (spot check) sebanyak 20% dari sampel.
Teknik perhitungan cepat oleh LSI dengan metoda stastik dan probabilitas terbukti secara akurat di berbagai Pemilihan umum dan PILKDA di Indonesia. Metoda ini sama juga dengan metode Quick Count yang dipakai di Negara-negara yang lebih maju tingkat Demokrasinya seperti di Amerika dan di Eropa sejak awal 1950 dalam pemilihan disana. Metoda ini telah teruji Validitas dan reliabilitasnya.
Nama : Marselina Tua
Prog.Di: PSAL
Email : marselinat@yahoo.co.id

Anonim mengatakan...

Quick Count dilakukan pada 15 Juni 2008. Empat jam setelah perhitungan suara, hasil quick count sudah diketahui. Quick count dilakukan dengan mengambil sampel 350 TPS dari semua TPS yang ada di seluruh Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Hasil Quick Cout dipresentasikan dalam konferensi pers di Kupang 16.00 WIT. Hasil quick count, pasangan Frans Leburaya - Esthon Foenay memenangkan Pilkada dengan perolehan suara 38.28%.

No. 1 Frans Leburaya - Esthon Foenay 38.28%
No. 2 Gaspar Parang Ehok - Julius Bobo 28.90%
No. 3 Ibrahim Agustinus Medah - Paulus Moa 32.83%
Voters Turn Out: 80.18%. Data sampel TPS yang sudah masuk: 99.43%.

Komentar saya : Metode quick count merupakan metode yang baik dan hasilnya dapat
dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Hal ini disebabkan karena metode yang
digunakan sudah sesuai dengan prinsip-prinsip statistika yang benar yaitu
metodologi, teknik pengambilan sampel yang representatif meliputi : derajat
keragaman (variabilitas), sampling error (SE) dan tingkat kepercayaan (confidient
interval) sehingga hasil estimasi yang diperoleh hampir sama dengan KPUD
Provinsi. Email : daluyoto@yahoo.com

Anonim mengatakan...

Tanggapan :

menurut saya, metode Quick count yang digunakan oleh LSI dalam Pemilihan Gubernur tahun 2008 telah menggunakan metode statistik yang baik, karena hasil yang diperoleh tidak berbeda jauh dengan hasil pengumuman KPUD provinsi.
Lingkaran Survei Indonesia (LSI) bekerjasama dengan Jaringan Isu Publik (JIP) melakukan perhitungan cepat (Quick Count) di 350 Tempat Pemungutan Suara (TPS). Dalam quick count menunjukkan, pasangan calon PDI Perjuangan yakni Frans - Esthon unggul sementara dengan perolehan suara sebesar 38,30 persen disusul calon Partai Golkar yakni I.A. Medah-Paulus Moa, 33,04 persen dan pasangan calon Koalisi Abdi Flobamora yakni Gaspar Ehok - Yulius Bobo hanya memperoleh 28,66 Persen. dengan kemungkinan besar sampling error dari hasil perhitungan cepat kurang lebih 1 Persen.
dengan demikian data Quick Count pada pemilihan gubernut NTT tahun 2008 sudah menggunakan metode statistik yang benar.

Nama : Maria A. Nai Ulu
Email : corry_hpt@yahoo.co.id

Anonim mengatakan...

Quick Count dilakukan pada 15 Juni 2008. Empat jam setelah perhitungan suara, hasil quick count sudah diketahui. Quick count dilakukan dengan mengambil sampel 350 TPS dari semua TPS yang ada di seluruh Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Hasil Quick Cout dipresentasikan dalam konferensi pers di Kupang 16.00 WIT. Hasil quick count, pasangan Frans Leburaya - Esthon Foenay memenangkan Pilkada dengan perolehan suara 38.28%.

No. 1 Frans Leburaya - Esthon Foenay 38.28%
No. 2 Gaspar Parang Ehok - Julius Bobo 28.90%
No. 3 Ibrahim Agustinus Medah - Paulus Moa 32.83%
Voters Turn Out: 80.18%. Data sampel TPS yang sudah masuk: 99.43%.

Komentar saya : Metode quick count merupakan metode yang baik dan hasilnya dapat
dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Hal ini disebabkan karena metode yang
digunakan sudah sesuai dengan prinsip-prinsip statistika yang benar yaitu
metodologi, teknik pengambilan sampel yang representatif meliputi : derajat
keragaman (variabilitas), sampling error (SE) dan tingkat kepercayaan (confidient
interval) sehingga hasil estimasi yang diperoleh hampir sama dengan KPUD
Provinsi.
Nama : Johanis Leimeheriwa
Prog : MPSAL
Email : daluyoto@yahoo.com

Anonim mengatakan...

Qiuck count PILGUB NTT Tahun 2008 dilakukan pada tal. 15 Juni 2008 dengan mengambil sample sebanyak 350 TPS (Tiga Ratus Lima Puluh Tempat Pemungutan Suara) di seluruh wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur. Data quick count LSI dan JIP sebagai berikut :
No. 1 Frans Leburaya - Esthon Foenay 38.28%
No. 2 Gaspar Parang Ehok - Julius Bobo 28.90%
No. 3 Ibrahim Agustinus Medah - Paulus Moa 32.83%

Komentar :

Berdasarkan data dan perolehan hasil “perhitungan cepat” (quick count) PILGUB NTT yang dilakukan oleh Lingkaran Survey Indonesia (LSI) dan Jaringan Isu Publik (JIP) di Kupang dapat dikomentari dalam sebuah narasi sebagai berikut :

 Dari data yang diperoleh maka dilihat bahwa lokasi pengambilan sample sangat akurat karena semua daerah pemilihan di dalam wilayah Prov. NTT (Kab/Kota/Kecamatan) terwakilkan, yakni : sebayak 20 (Dua Puluh) Kab/Kota. Jumlah TPS (tempat pemungutan suara).Jumlah sample diambil secara random dan proporsional sebayak 350 (Tiga Ratus Lima Puluh) TPS yang tersebar di berbagai daerah di NTT.
 Dengan methode dan perhitungan statistika yang dilakukan oleh Lingkaran Survei Indonesi (LSI) dan Jaringan Isu Publik (JIP) dalam perhitungan cepat (quick count) pada PILGUB NTT tertanggal 15 Juni 2008 jam 16.00 wita menunjukkan hasil peramalan atau prakiraan yang tidak meleset dari kenyataan bahwa paket FREN akan unggul dalam PILGUB NTT.

 Dalam kaitan dengan point di atas maka hasil yang dapat dilihat/diperoleh dan dapat diumumkan beberapa jam setelah pemilu adalah sebagai berikut :

Frans Leburaya – Esthon Foenay
Perolehan Suara Akhir 38,28
Hasil LSI 38,30
Selisih 0,02

Gaspar Parang Ehok – Yuliuas Bobo
Perolehan Suara Akhir 28,90
Hasil LSI 28,66
Selisih 0,24

Ibrahim Agustinus Medah- Paulus Moa
Perolehan Suara Akhir32,83
Hasil LSI 33,04
Selisih 0,21

Melihat hasil dalam tabel di atas, maka sample yang diambil cukup representatif (350 TPS)
di seluruh wilayah Prov. NTT dimana jumlah data TPS yang masuk pada saat iru mencapai 99,43 % (tanggal 15 Juni 2008 pukul 16.00 wita) memberikan hasil yang tidak jauh berbeda untuk masing-masing pasangan, yakni lebih kecil dari 1 % ( 1%) dengan hasil pengumuman akhir dari KPU.
Perhitungan ini dapat dipercaya peramalan dan tingkat akurasinya dapat dipercaya karena perhitungan cepat (quick qount) karena berdasarkan perhitungannya diperoleh hasil yang sangat signifikan. telah atau pernah melakukan perhitungan serupa (uji petik lapangan) pada perhitungan cepat dikesempatan 40 pilkada yang diselenggarakan di seluruh Indonesia dan berhasil sesuai kenyataan.
Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa methode statistika dalam beberapa peramalan yang pernah dilakukan, khususnya pada pemilihan umum (pilkada) dapat menyumbangkan dan memberikan suatu keputusan dengan baik suatu kegiatan dengan hasil yang sangat efektiv dan efisien.

Nama : Yohanes J. Fernandez
Prodi : PSDAL
Angkatan : 2008
E-mail : jhon64_ivan@yahoo.com

Anonim mengatakan...

Menurut saya metode quick count dapat dikatakan sebagai salah satu penggunaan statistika karena dalam metode quick count ini, kesimpulan diambil berdasarkan hasil pemungutan suara pada sampling TPS (350 TPS) yang ada di NTT yang dianggap mewakili populasi TPS yang ada di NTT yang datanya disajikan dalam bentuk tabel yang dinyatakan dalam persentase. Namun metode quick count ini belum dapat dikatakan sebagai penggunaan metode statistik yang baik karena data yang digunakan pada sampling TPS masih merupakan data sementara yang masih mengalami perubahan sehingga bisa saja terjadi perubahan persentase suara yang tertinggi pada waktu tertentu sehingga kesimpulan yang diambil itu salah. Misalnya yang terjadi pada 10 menit pertama sampai 10 menit ke 12 terlihat suara yang tertinggi diperoleh oleh pasangan calon no 2 dan pada menit selanjutnya di peroleh oleh pasangan no 1 (lihat grafik).


Nama : BONI
Alamat Email :boni-ayu@yahoo.com

Anonim mengatakan...

Hasil Quick Count Pilkada Provinsi NTT LSI dan jaringan isu publik, 14 Juni 2008 menunjukan :

1. FREN (38,30 %)
2. GAUL (28,60 %)
3. TULUS (33,04 %)

Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah multistage random sampling.

- Dengan jumlah sampel 350 TPS.
- Sampel tersebar secara propor-
sional berdasarkan jumlah pemilih
dan dipilih secara acak di se-
luruh wilayah kecamatan.
- Sampling errornya sebesar kurang
lebih 1 %.
- Tingkat partisipasi pemilih =
80,34 %.

Maka dari itu tafsiran saya Metode Quick Count dapat dikatakan sebagai cara penggunaan statistika yang baik, karena telah mengikuti cara pengambilan data yang baik dengan hasil yang errornya sebesar kurang lebih 1 % saja.

Nama : Sri Sumiyati
Alamat : sri_putra2008@yahoo.co.id

Anonim mengatakan...

Hasil Quick Count Pilkada Provinsi NTT Lingkaran Survei Indonesia dan jaringan Isu Publik 14 Juni 2008 :

1. Frans Leburaya & Esthon Foenay (38,30 %)
2. Gaspar Parang Ehok & Julius Bobo (28,66 %)
3. Ibrahim Agustinus Medah & Paulus Moa (33,04 %)

Di mana tingkat partisipasi pemilih (Voter's turn out) = 80,34 %, sedangkan data sampel yang masuk 94,86 %, sampling error kurang lebih 1 %.

Metodologi Quick Count yang digunakan sbb :

- Teknik penarikan sampel Multistage random sampling.
- Jumlah sampel 350 TPS dari 7.506 TPS yang tersebar di seluruh Provinsi NTT, dengan jumlah pemilih 2.643.971, yang tersebar secara proporsional dan dipilih secara acak di seluruh Provinsi NTT (di seluruh wilayah kecamatan).

Metodologi Quick Count dapat dikatakan sebagai cara penggunaan statistika yang baik karena telah mengikuti tahapan - tahapan seperti ; menentukan jumlah TPS yang akan diamati lewat Quick Count, memilih TPS yang akan diamati secara acak. Manajemen data (pengamatan, pencatatan dan analisa data hasil perhitungan suara) dan publikasi hasil Quick Count. Sampling error sebesar kurang lebih 1 %.

Nama : I.G.M. Putra kusuma
Alamat : sri_putra2008@yahoo.co.id

Anonim mengatakan...

Jawaban :

Metode Quick Count dapat digunakan sebagai cara statistika yang baik bila menginginkan kecepatan untuk mendapatkan hasil perolehan suara / setelah beberapa jam setelah pencoblosan bisa diketahui siapa Bupati, Walikota atau Gubernur yang terpilih lewat Pilkada langsung di satu daerah.

- Quick Count adalah perhitungan suara di sejumlah sampel TPS yang dipilih secara acak dan proporsional dari seluruh populasi TPS yang ada.
- Quick Count harus dilakukan oleh penyelenggara secara profesional dan proporsional tanpa ada kemampuan tersebut bisa saja penyelenggara melakukan kesalahan hasil.
- Metodologi Quick Count.
* Teknik penarikan sampel : Multistage random sampling.
* Jumlah sampel 350 TPS.
* Sampel tersebar secara proporsional berdasarkan jumlah pemilih dan dipilih secara acak di seluruh wilayah kecamatan.
* Sampling error sebesar kurang lebih 1 %.
- Tahapan proses Quick Count.
1. Menentukan jumlah TPS yang akan diamati lewat Quick Count.
2. Memilih TPS yang akan diamati secara acak.
3. Manajemen data (pengamatan, pencatatan, dan analisa data hasil perhitungan suara).
4. Publikasi hasil Quick Count.
- Dalam Quick Count penyelenggara pertama kali memilih sampel TPS secara acak (random). Lalu diterjunkan relawan di masing - masing TPS untuk mencatat dan melaporkan hasil perhitungan suara di TPS. Hasil dari TPS sampel itu yang kemudian ditabulasi dan dihitung. Hasilnya adalah sebuah perkiraan (pendugaan) persentase perolehan suara dari masing - masing kandidat.
- Dengan perhitungan statistik yang tepat, Quick Count adalah cara yang cepat, praktis, relatif murah, akurat, dan dapat dipercaya untuk mengetahui hasil Pilkada.
- Data pembanding atas perhitungan yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD).
- Mengurangi ketegangan publik dan politik lokal yang disebabkan oleh adanya selang waktu perhitungan manual KPUD yang biasanya membutuhkan waktu relatif agak lama.
- Mengetahui tingkat partisipasi pemilih (voter's turn out) di suatu Pilkada.

Nama : I Putu Adiyasa
Alamat : iputuadiyasa@yahoo.co.id

Anonim mengatakan...

Nama :Remi L. Natonis
email :remi.natonis@gmail.com

Program Studi:Manajemen Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Dosen Pengasuh M.K.:
DR.IR.L.Michael Riwu Kaho,M.SI


TUGAS STATISTIKA

Berikut ini adalah hasil dari Perbandingan hasil data Pilkada menurut hasil quick count dan KPUD provinsi NTT tahun 2008:
Nomor Urut Calon Gubernur Nama Calon Gubernur Tahun 2008-2013 Data Quick Count Data KPUD Provinsi Nusa Tenggara Timur
1 Frans Leburaya - Esthon Foenay 38.28% 37.35 %
2 Gaspar Parang Ehok - Julius Bobo 28.90% 28.25 %
3 Ibrahim Agustinus Medah - Paulus Moa 32.83% 34.40 %


KOMENTAR:
Sesuai dengan data di atas, hasil Pemilihan Gubernur NTT yang diumumkan oleh KPUD Provinsi NTT dibandingkan dengan hasil quick count dari Lembaga Survey Indonesia (LSI) maka hasil quick count untuk Pilkada NTT tahun 2008 dapat digunakan untuk perhitungan hasil cepat untuk pemilihan Gubernur NTT, karena mendekati hasil perhitungan yang sebenarnya (Data KPUD NTT) dengan batas Standar Error data antara Hasil quick count dan data hasil perhitungan KPUD NTT masih bisa diterima (Kurang dari 5%).

Terjadinya error pada hasil quick count diduga disebabkan oleh sampel yang diambil belum mewakili dari populasi seluruh pemilih yang ada di Provinsi NTT, dengan demikian untuk mengurangi atau menekan standar error maka pada tahap awal sebelum adanya Pilkada Perlu dilakukan survey awal untuk menentukan sampel-sampel TPS yang bisa mewakili dari semua populasi pemilih yang ada di Provinsi NTT.

bahan kuliah 2, MK Pengendalian Kebakaran dan Penggembalaan Liar, Prodihut, S1

Fakta Empirik Kebakaran dan Penggembalaan Liar di Indonesia  Musim kemarau panjang di Indonesia identik dengan masalah akut seputar...